Share

Mata Panda

Dominique bangun dengan mata panda selimutnya sudah terjatuh dilantai.'Huh sial banget gara-gara mikirin ada setan semalaman aku jadi nggak bisa tidur' gerutu Dominique berjalan malas keluar kamarnya sambil menguap lebar dan meregangkan tangannya keatas.

'Sarapan apa yaa' Dominique berjalan masuk ke kamar mandi mencuci muka dan gosok gigi.

'Nyabu aja deh!' Dominique berjalan malas keluar gang sempit rumahnya. Tukang bubur sudah ramai pembeli Dominique memesan bubur ayam dan duduk berbarengan dengan yang lain.

Dari seberang jalan sudah terpakir mobil mewah yang mengawasi gerak-gerik Dominique. Seseorang dari kaca mobilnya sengaja dia turunkan hanya untuk melihat dengan jelas wajah Dominique.

"Hei John, apa itu?" Orang tadi mengerutkan kedua dahinya kesal.

"Bubur ayam, Tuan Haiden!"

"Aku tahu! Maksudku baju yang di pakainya. Kenapa dia keluar memakai pakaian seperti itu," gerutu Haiden semakin kesal.

"Itu daster, Tuan. Motifnya hello kitty!" John, pria bertubuh tinggi dan hampir sama dengan tubuh tuannya membalas ucapan tuannya dari kaca spion.

"Aku tahu. Maksudku kenapa dia keluar memakai pakaian seperti itu apa dia tidak punya baju lain? Sudah tipis, minim dengan wajah kumal dan lihat itu dia tersenyum manis dengan lelaki di hadapannya, membuatku sakit mata!!" Komentar Haiden disertai dengan eratan gigi dan cengkraman erat di kedua tangannya.

Hurf Tuan Haiden, anda selalu saja bersikap seperti ini kalau berurusan dengan nona Dominique. Keluh John dihati.

"Apa kita turun saja Tuan mungkin anda ingin menyapanya, anda kan sudah lama tidak bertemu dengan nona Dominique!" tawar John, akan membuka pintu mobilnya.

"Tidak jangan sekarang! Aku belum siap!" jawab Haiden sambil menutup kaca mobilnya.

"Kita tetap disini Tuan?"

"Tidak! Suruh saja orang biasa mengawasinya!"

"Selalu siaga Tuan. Selama sepuluh tahun dua puluh empat jam seperti yang anda perintah kan!"

"Kembali ke kantor kita akan memulai rapatnya. Aku ingin tahu kondisi perusahaan setelah sepuluh tahun kutinggalkan!"

"Baik Tuan"

Mobil mulai melaju meninggalkan Dominique yang masih menikmati sarapannya.

Waktu menunjukkan pukul sebelas siang Dominique sudah mandi rapih siap berangkat bekerja. Jadwal hari ini adalah shift siang untuk Dominique.

Dominique berjalan keluar rumahnya. Jarak perjalanan dari rumah sampai tempat kerja sebenarnya tidak terlalu jauh, namun karena Dominique berjalan kaki ke tempat pemberhentian angkot, menunggu angkot, belum ngetem angkot, mencari penumpang dan macet bisa menghabiskan waktu satu jam setengah untuk sampai ke tempat kerjanya. Dominique sebenarnya bisa naik ojek online tapi untuk seorang Dominique ongkosnya terlalu mahal, jadi dia tidak bisa irit buat kebutuhan lainnya. Sebelum berangkat kerja Dominique selalu menyempatkan diri membawa bekal, yaa walaupun isinya hanya nasi, mie goreng dan telur dadar buat seorang Dominique itu adalah makanan termewahnya.

Jam setengah satu siang Dominique sudah sampai di depan pelataran ruko berlantai empat, Dominique bekerja di sebuah cake shop. Setiap harinya di jalani dengan ceria dan penuh semangat. Ruko depan tersedia parkir yang cukup luas untuk para pengunjung security area cake shop selalu berjaga dan kadang membantu parkir mobil para pengunjung.

"Selamat siang Bu Ocha," sapa Dominique pada salah satu security wanita saat dia datang dan sedang melakukan check body juga isi tas Dominique sebelum masuk ke area kerjanya.

"Siang juga Mbak Domi, eh Mbak Domi sudah tahu belum kejadian semalam yang menimpa mbak Sophie?" tanya Bu Ocha langsung gercep bergosip saat Dominique datang.

"Belum tuh Bu memang ada apa ya? Sophie belum kasih tahu apa-apa kok sama aku," sahut Dominique sedikit penasaran.

"Itu loh Mbak, saya juga tahu dari ruko tetangga kita katanya dia kan semalam satu angkot sama mbak Sophie, dia bilang angkotnya kena begal," lanjut Bu Ocha

"Begal? Terus gimana keadaan Sophie sekarang, Bu?" wajah Dominique berubah menjadi khawatir.

"Mbak Sophie hari ini nggak masuk mbak kayaknya dia masih syock tadi saja pacarnya yang datang ngabarin bawa surat dokter!"

"Ya ampun kasihan Sophie dia pasti syock banget, terima kasih infonya Bu. Nanti aku telpon Sophie pas break, aku masuk dulu ya Bu takut telat belum ganti seragam!" Dominique melenggang masuk meninggalkan bu Ocha.

Dominique setengah berlari menaiki tangga menuju loker ganti saat menaiki tangga dia berpapasan dengan chef Justin yang turun membawa cake pesanan pelanggan.

"Selamat siang Chef," sapa Dominique sambil menundukkan kepala sapaan untuk semua orang ketika mereka bertemu ataupun berpapasan dengan seluruh penghuni ruko.

"Siang juga Domi," balas Chef Justin sambil tersenyum dan berlalu membawa cake turun.

'Wahh chef Justin masuk siang nih bisa break bareng nanti' guma dominique dihati terus tersenyum sampai loker ganti di lantai empat. Dominique membuka lokernya dia mengambil seragam kebesarannya dan masuk ke kamar ganti untuk berganti baju.

Celana panjang baju merah maroon berlogo nama cake shop di dada bagian sebelah kiri Dominique memasang emblem namanya di dada sebelah kanan. Rambutnya di cepol tak lupa apron order sudah melingkar di pinggang kecil Dominique. Sepatu hak lima centi sudah menunjang penampilannya, tak lupa riasan cerah sudah terpoles di wajah mungil nan imut milik Dominique ... .

"Siang Ra," sapa Dominique saat melihat Tara yang baru masuk loker ganti.

"Siang juga, Dom! Dom, kamu sudah dengar soal Sophie?"

"Iya, tadi bu Ocha sudah kasih tahu aku pas check body!"

"Kasihan banget Sophie, dia pasti ketakutan semalam!"

"Iya kebetulan semalam aku nggak satu angkot pulangnya. Nanti break aku telpon dia deh!"

Tara melirik jam di tangannya, "iya ayo turun!" ucap Tara menggandeng pinggang Dominique.

"Berapa personil hari ini?" tanya Dominique.

"Aku kasir, kamu, Mita, Ajeng serve di bawah yaa cuma kalau pas rame bantu kasir seperti biasa. Harry di bar sudah turun, bu Ririn MOD (Manager Of Duty) closing kita hari ini," sahut Tara.

"Sip ada breving siang kan?" tanya Dominique.

"He'em!" ucap Tara saat mereka sudah di depan mesin finger print untuk bergantian absen masuk.

Mereka semua mengikuti breving, breving promo yang sedang berlangsung di toko tak lupa breving service yang selalu jadi topik utama pembahasan demi menaikan omset. Yelyel semangat mengakhiri breving siang sebelum semua personil masuk area bergantian dengan shift pagi yang akan beristirahat.

Pertukaran shift di awali dengan saling sapa over handle tugas masing-masing tiap bagian. Untuk kasir mereka langsung tukar shift semua penjualan cash ataupun kartu shift pagi langsung ditarik agar tidak tercampur dengan penjualan shift closing.

Untuk serve area pelanggan dengan empat table biasanya mereka over handle untuk menjaga dan mengawasi table yang mungkin akan minta tambah ataupun meminta bon pembayaran. Pada area taking order dengan pelanggan langsung overhandle orderan mereka masing-masing dan tak lupa untuk mengecek kue pesanan yang sudah masuk ke pastry, agar pelanggan tidak menunggu lama kuenya. Bagian bar biasanya, over handle tugas membuat minuman dan pesanan yang masih dalam proses pembuatan. Setelah selesai over handle mereka shif pagi baru bisa beristirahat.

"Mbak," panggil salah satu pelanggan pada Dominique yang baru saja akan turun ke area pelanggan sudah berdiri di depan showcase cake tampak sedang memilih.

"Selamat siang kakak, boleh dibantu dengan pesanannya," ucap Dominique langsung bersiap mengeluarkan nota juga pulpen akan mencatat pesanan.

"Saya mau ini Mbak, strawberry cheesecake diameter dua puluh pakai tulisan happy birthday mama terus saya minta lilin angka lima puluh ya Mbak," pelanggan tadi memulai orderannya. Dominique menulis semua pesanan di dalam nota.

Tara dari meja kasir tampak memperhatikan orderan.

"Ada lagi tambahannya, kak?" tanya Dominique.

"Eh, iya ini Mbak." Pelanggan tadi bergeser ke arah showcase bread. Ketika pelanggan tadi berjalan kearah showcase bread Tara sigap mengikuti dia mengambil tray dan penjepit roti.

"Saya mau sosis bread empat, chicken mushroom dua, donat coklat dan keju masing-masing dua, muffin keju dua, egg tart dua, almond cheseenya dua, cinnamon roll empat ya mbak," ucapnya sambil menunjuk bread di showcase.

Tara dari dalam area mengambil pesanan roti-roti tadi.

"Ada lagi Kak?" Dominique yang melihat pelanggan tadi tampak berpikir.

"Saya mau paket macaroon dan praline yang isi delapan masing-masing empat ya Mbak isinya mix saja. Oke itu dulu saja Mbak," pelanggan tadi mengakhiri orderannya.

"Baik Kakak, ini notanya. Silahkan melakukan pembayaran pesanan di proses setelah pembayaran dan maximal menunggu lima belas menit. Terima kasihkasih, saya dengan Dominique jika ada tambahan kakak bisa panggil saya. Saya ada di sebelah sana." Dominique menyerahkan nota dengan kedua tangan dan menujukkan arah kasir untuk pembayaran juga posisi dirinya jika pelanggan tadi membutuhkan dirinya.

Pelanggan tadi langsung menuju kasir. Ajeng yang diberi kode Tara langsung naik mengambil alih packing roti ke dalam box sementara Tara membantu pembayaran.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status