Semilir angin terdengar dikesunyian, aroma bunga Lily yang terbawa udara tercium sampai ke dalam kamar.Kegelapan malam terlihat begitu pekat tanpa bintang-bintang. Alfred terbaring bertelanjang dada di atas ranjangnya, beberapa tetes air masih tertinggal di rambut dan beberapa lekukan otot tubuhnya yang terpahat.Sepasang mata yang berwarna biru cerah terlihat berkilau diantara remang lampu-lampu kecil yang menyala, bayangan bulu matanya yang panjang berkibar disetiap kedipan.Pria itu terbaring dengan cara yang indah layaknya sebuah patung dewa. Dia terjebak dalam kesunyian dan tenggelam dalam sebuah lamunan.Dikesunyian yang dingin, pikiran Alfred berkelana tidak terkontrol kembali mengingat perpisahan diam-diamnya dari Floryn.Ada sesuatu yang mengganjal didalam hati seakan Alfred telah meninggalkan sesuatu yang harus kembali dia ambil dari Floryn.“Sialan,” maki Alfred terdengar kesal.Alfred bergerak memiringkan tubuhnya dan mengibaskan tangannya di udara, mengusir sesuatu seb
Bayangan tubuh Floryn terlihat di sebuah jendela restaurant, gadis itu tersenyum lebar dengan mata berbinar. Rambut panjang Floryn terikat ekor kuda, hari ini dia mengenakan sebuah dress selutut berwarna putih yang kebesaran karena kondisi tubuhnya yang kurus kering.Ini adalah pakaian terbaik yang Floryn miliki setelah lima tahun terakhir, bahkan mungkin lebih dari lima tahun karena semenjak ibunya meninggal dan Emier kembali menikah, Floryn tidak semakin jarang diberikan uang jajan karena Issabel yang mengelola segala keuangan keluarga.Issabel..“Apakah pelacur itu masih memiliki sifat boros seperti dulu?” bisik Floryn bertanya-tanya.Dulu, Issabel tidak hanya merampas semua uang jajan Floryn, dia juga mengambil semua perhiasan hingga tabungan ibu Floryn untuk bersenang-senang.Setelah Floryn memiliki cukup banyak uang dan hidup dengan baik, dia sangat ingin memberi pelajaran pada Issabel hingga uang yang dikelolanya terkuras habis, bila perlu Issabel harus terlilit hutang hingga
“Nyonya, nona Nara pergi keluar gedung kantor. Beliau pergi ke arah taman hiburan,” ucap Sakura memberitahu.“Kemana perginya para pengawal? Mengapa mereka tidak becus menjaga Nara?” tanya Nathalia dengan jengkel.“Nona Nara kabur naik troli petugas kebersihan.”Nathalia menghela napasnya dengan berat, bahunya berada dalam ketegangan karena amarah.Lagi dan lagi, Nara pergi kabur dan menyusahkan semua orang. Anak itu sangat sulit ditangani, jangankan untuk mengajarinya pelajaran dasar, untuk membuat dia tetap berada ditempatnya saja sangat sulit.Nathalia sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk Nara, namun karena suasana hati Nara sangat mudah berubah, beberapa orang memilih menyerah Nara untuk mendampinginya.Entah harus berapa lusin kesabaran lagi yang Nathalia butuhkan untuk menangani putrinya, dan entah dengan harus cara apa sebenarnya Nathalia mendidik Nara. Dia sangat berharap putrinya bisa tumbuh luar biasa seperti Alfred, bersinar dengan caranya sendiri, menggapai mimpi
Jari-jari kurus Floryn menekan kuat perutnya yang perih agar tidak bersuara ditengah kesunyian yang sedang terjadi. Nathalia dan Nara berada di mobil lain, sementara Floryn bersama salah satu mobil pengawal.Floryn tidak tahu dia akan dibawa kemana, begitu mendengar akan mendapatkan pekerjaan, dia langsung setuju tanpa berpikir dua kali.Putus asa dengan keadaa menghilangkan kewaspadaan dan rasa takut, satu-satunya yang Floryn pikirkan saat ini adalah mendapatkan pekerjaan, apapun itu bentuknya.Diporak porandakan oleh kejamnya dunia tidak akan mampu membuat Floryn roboh.Salah satu alasan mengapa Floryn berusaha untuk bertahan sampai detik ini karena dia sudah bertekad bulat, apapun caranya, Floryn bisa mendapatkan uang dan tidak boleh mati sebelum membalaskan dendamnya kepada Emier da keluarga barunya.Sepuluh menit sudah Floryn melewati perjalanan, dia semakin jauh dari keberadaan motel tempatnya menginap.Mobil bergerak melintasi sebuah hutan dan jauh dari keramaian.“Maaf Tuan, s
“Silahkan ikut saya.”Floryn beranjak dari tempat duduknya, dengan patuh gadis itu berjalan di belakang Piper yang mengajaknya berkeliling rumah untuk memberitahu beberapa hal agar dia tidak tersesat dan langsung memahami tugasnya besok pagi.Beberapa ruangan mereka lalui, Piper memberitahu Floryn dengan penjelasan singkat yang langsung mudah untuk dipahami.“Nona Nara sangat aktif, dia suka berlarian tanpa banyak berbicara, Anda cukup memantaunya dan memastikannya aman.” Piper membuka sebuah pintu, dia menekan beberapa saklar, lampu-lampu menyala menerangi ruangan besar itu. “Nona Nara suka bermain di sini.”Napas Floryn tertahan didada, gadis itu terperangah tidak dapat mengontrol keterkejutannya melihat sebuah ruangan besar timezone yang memiliki tata letak dan berbagai jenis permainan yang sama persis dengan pusat hiburan.Piper kembali melangkah, mereka melewati dinding kaca dan memasuki ruangan lainnya. Sekali lagi Floryn dibuat semakin terbelalak melihat lapangan berlantai es,
Suara gemercing lonceng terdengar ketika pintu kaca dibuka, Floryn memberanikan diri mampir ke sebuah toko untuk membeli sesuatu. Dia sudah mendapatkan pekerjaan, meski belum pasti, Floryn tidak boleh mengecewakan kepercaayan besar yang datang kepadanya.Mata Floryn bergerak celingukan, wajahnya putih pucat kini memerah berpeluh keringat.Kakinya sangat sakit dan tubuhnya terasa lelah, jarak dari kediaman keluarga Morgan sampai daerah motel tempat dia menginap hampir dua puluh kolometer. Butuh waktu berjam-jam untuk berjalan kaki.Jika Floryn terus berjalan puluhan kilometer disetiap harinya, mungkin dia akan terjatuh pingsan karena kelelahan. Floryn juga tidak mampu membayar bus, uang simpanannya tidak akan cukup untuk itu, karnea itulah kini Floryn harus mencari cara lain.Floryn harus mengurungkan niatnya membeli sepatu bekas, sekarang ada hal yang lebih penting. Dia membutuhkan skateboard.“Nona, ada yang bisa saya bantu?” panggil seorang pria paruh baya menyambut kedatangannya.
“Pak, apa rencana Anda tidak akan dilakukan sekarang?” tanya Andy melirik spion.“Nanti saja,” jawb Emier terdengar tidak begitu bersemangat.Andy menghela napasnya dengan penuh kelegaan, dia merasa tidak tega melihat Floryn diperlakukan dengan kasar seperti beberapa saat yang lalu. Andy adalah seorang yatim piatu yang harus mengurus dua adiknya yang masih kecil, dia mencintai kedua adiknya tanpa perbedaan apapun.Namun, terkadang ada moment dimana dia bersikap tidak adil dan menimbulkan kecemburuan pada salah satu adiknya.Andy memahami kesalahan Floryn yang menghilangkan nyawa adiknya, namun jika dilihat dari usianya yang masih muda, seharusnya ada sebuah pertanyaan besar, apa yang membuat Floryn bisa bertindak sejauh itu?Andy merasa, penjara lima tahun dan hukuman sosisal sudah cukup untuk Floryn terima. Emier tidak perlu mengusiknya lagi karena dia sendiri memiliki kesalahan kepada ibu Floryn yang sudah dia selingkuhi.Namun, tampaknya semakin tinggi jabatan Emier dan mengenal k
“Sudah Tuan, sepertinya kali ini nona muda sangat menyukainya,” jawab Piper tersenyum cerah.Langkah Alfred memelan. “Apa aku tidak salah dengar?” tanya Alfred dengan kening mengerut.“Saya harap asumsi saya tidak salah Tuan Muda, jika perawat kali ini bisa menjadi teman dekat nona Nara, mungkin nona Nara juga bisa memulai sekolah dan mendapatkan teman baru. Kebetulan juga, perawat kali ini masih muda.”Kerutan di kening Alfred kian dalam, sebuah cerita yang tidak pernah sekalipun Alfred dengar dari biasanya menciptakan rasa penasaran. Perawat seperti yang sudah berhasil menarik perhatian Nara?Sudah ada berbagai jenis orang yang selama ini mendampingi Nara, namun mereka tidak pernah bisa bertahan lebih dari satu minggu lamanya.“Sejak kapan perawat itu bekerja?” tanya Alfred.“Ini hari pertamanya bekerja,” jawab Piper.“Cih!” Alfred berdecih geli. Piper terlalu melebih-lebihkan sesuatu yang belum pasti, bahkan ini hari pertama perawat itu bekerja. “Anda ingin makan siang Tuan?” tan