David berjalan dengan gelisah di ruangannya. Sudah pukul setengah sepuluh, tapi sosok Freya belum juga muncul. “Sudah terlambat tiga puluh menit, kenapa dia tidak datang?” ucap David.
“Apa dia tidak mempercayaiku?”
“Arrgghhh!”
Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Krisna masuk dengan santainya ke ruangan itu. “Ada apa? Kau terlihat gelisah.” Ucap Krisna.
‘Aku sedang menunggu seseorang.” Jawab David.
Krisna membuka pintu ruangan David. Ia begitu terkejut melihat sosok wanita yang duduk di ruangan itu. “Freya?” ucap Krisna.“Kris, hai!” seru Freya dengan gembira.“Kau bekerja disini?” Krisna mengangguk. “Dan kau tahu apa yang lebih istimewa? Dita juga bekerja disini.” Kata Krisna. Freya berteriak gembira. Ia sama sekali tak tahu kalau sahabatnya itu berada di kantor yang sama dengannya. “Benarkah?” ucap Freya.“Kalian saling kenal?
Dita melangkah bersama kekasihnya untuk kembali ke ruang kerja mereka masing-masing. “Rasanya sedikit aneh.” Ucap Dita.‘Sejak kapan ada lowongan untuk menjadi asisten David?” “Setahuku tidak ada lowongan kerja di posisi itu selama ini.” “Memang benar.” Kata Krisna.“Lagipula, untuk apa David butuh asisten? Sepertinya dia lebih nyaman bekerja sendirian.” Jawab Dita. “Apa ada sesuatu antara mereka?” “Tapi kelihatannya Frey
Krisna cepat-cepat menghampiri Dita dan Freya yang sudah menunggunya. “Aku tidak bisa mengantar kalian pulang kali ini. Aku ada urusan mendadak.” Ucap Krisna. “Baiklah kalau begitu.” Ucap Freya. Dita masih terdiam sambil memasang wajah cemberutnya. “Kau bilang mau membelikanku es krim.” Gerutunya. “Besok pasti akan kubelikan. Tapi kali ini aku minta maaf sekali, aku tidak bisa mengantarmu pulang.” Ucap Krisna.
“Dit, besok bantu aku mencari tempat baru ya.” Ucap Freya. “Iya Frey, kau tenang saja tidak perlu buru-buru. Kalau besok belum dapat, kau bisa tinggal denganku dulu.” Jawab Dita. “Aku tidak mau terlalu lama merepotkanmu.” Jawab Freya.“Ck, kau ini.” Gumam Dita. “Kita kan sudah lama bersahabat,
Freya kembali dengan membawa beberapa bungkus roti. Ia lalu duduk di samping ranjang David. Freya melihat David yang sedang tidur. Ia tak bisa berbohong, pria itu terlihat tampan bagi Freya. Tapi, ia tak mau berharap banyak dari pria itu. Apalagi terlalu banyak perbedaan antara mereka. “Pasti akan sulit sekali kalau sampai aku menyukainya.” Batin Freya sambil tersenyum tipis. “Mungkin seperti pungguk merindukan bulan.” “Kenapa kau senyum-senyum?&
David terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam di ponselnya. “Ck, baru pukul empat.” Gumam David. “Sampai kapan aku harus disini?”David memandang ke seluruh sudut ruangan. Ia sedikit kecewa karena tak menemukan sosok Freya disana. “Hmm.. dia pasti sudah pulang.” Gumam David. Seketika David merasa bosan. Tak ada yang bisa ia lakukan disana selain bermain ponsel. David melihat nomor Freya. Ia ingin sekali menghubungi gadis itu, tapi ia ragu. &
Entah jam berapa David terbangun. Ia langsung mencari sosok Freya di ruangan itu. Beruntung gadis itu masih menemani David. David tersenyum, lalu perlahan turun dari ranjangnya. Ia melangkah mendekati Freya sambil membawa selimutnya. David berlutut di depan Freya yang tertidur sambil duduk. “Aku tidak sabar ingin tahu kenapa aku jadi seperti ini.” Ucap David. “Tapi apapun alasannya, aku yakin kau gadis yang baik untukku.” Untuk beberapa lama David mema
David terdiam di atas ranjangnya, sementara Krisna masih berkeliling di apartemen itu. Lagi-lagi bayangan Freya terlintas di kepala David. Ia sadar, ia mulai menyukai gadis itu. “Dav” ucap Krisna sambil sedikit mendorong tubuh David. David melirik ke arah sahabatnya itu dengan kesal. “Sekarang aku tidak yakin kau ini manusia atau bukan, sebentar-sebentar kau pergi, sebentar-sebentar kau ada di sampingku”, ucap David. Krisna tertawa kecil. “Kalau aku bukan manusia, tentu aku sudah memakanmu sejak dulu”, ucapnya. “Lagipula, hari masih siang dan kau sudah melamun. Kau memikirkan apa? Freya lagi?” “Besok dia akan pindah di depan apartemenmu, kau bisa menemuinya semaumu” David menghela napas. “Rasanya agak aneh karena aku menyukai gadis itu dengan cepat”, ucap David. “Aku belum pernah secepat ini tertarik pada gadis. Bahkan teman-teman yang sudah mengenalku bertahun-tahun, mereka tidak bisa membuatku setertarik ini” “Tapi Frey