Pertanyaan penuh nada khawatir itu membuat hati Fred menghangat. Ia tidak mau berharap tapi sialnya, perasaannya jauh lebih kuat dibanding akalnya. Ia masih sangat mencintai wanita di depannya ini dan yakin, tidak akan pernah dapat menemukan penggantinya hingga ia mati nanti.
"Aku tidak apa-apa. Hanya pusing sedikit.""Duduklah. Kami akan kesulitan mengangkatmu kalau kamu sampai pingsan."Terkekeh pelan, Fred menurut saat dirinya dituntun untuk duduk di lantai. Andrea menyusul dan ikut duduk. Klara yang melihat interaksi keduanya tidak mau kalah. Wanita itu perlahan beringsut mendekati Fred dan duduk di samping pria itu sambil menempelkan bahu mereka. Aroma parfum yang cukup menyengat menerpa hidung lelaki itu dan membuatnya mendorong bahu Klara menjauh. Ia sangat mual."Jauh-jauh dariku. Kau sangat bau."Melihat wajah Fred yang memutih dan berkeringat, Andrea sangat khawatir."Fred? Kamu tidak apa-apa? Kamu pucat sekali."<= Taman St. George. Beberapa hari kemudian ="Sekarang, kau boleh mencium pengantinmu."Kata-kata itu membuat hati Fred berdebar-debar. Tangannya gemetar saat membuka tutup kudung Andrea yang kini telah menjadi isterinya. Tampak wajah pengantinnya yang cantik sempurna. Mata cokelat pria itu bergerak-gerak dan salah satu tangannya mengusap pipi wanita itu lembut. Kepalanya menunduk dan dengan sangat lembut, bibirnya mencium bibir wanita itu. Pelan dan dalam.Gemuruh tepuk tangan yang terdengar di telinganya, membuat Fred menjauhkan kepalanya dan menatap isterinya. Tatapan wanita itu tertunduk, mengarah ke buketnya. Bibirnya sama sekali tidak tersenyum. Hati Fred kembali sakit. Benarkah wanita ini sekarang sangat benci padanya?Berusaha meredakan kesedihannya, pria itu menggandeng isterinya dan tersenyum ke arah tamu-tamunya. Senyumnya tampak lebar dan bahagia, sama sekali tidak menggambarkan keterpurukannya di dalam. Pria itu tahu, ia tel
= Salah satu apartemen mewah di kota CA. Malam hari =Pasangan pengantin yang baru menikah pagi itu berdiri dengan canggung di tengah ruangan. Keduanya masih mengenakan pakaian pesta dan sama-sama lelah. Dua orang itu lelah setelah seharian berakting bahagia di hadapan semua orang, karena tidak satu pun dari mereka yang benar-benar merasa bahagia. Melepas jasnya capek, Fred berjalan pelan ke sebuah ruangan dan membuka pintunya. Saat menoleh pada Andrea, ia memutuskan tidak akan beradu argumen malam ini. Ia tahu wanita itu berusaha menampilkan diri sebagai isteri yang sempurna siang tadi, dan telah berhasil.Andrea Garrett adalah wanita sempurna baginya yang sayangnya, ia sendiri bukanlah pria yang sempurna untuk wanita itu. Selama di samping Andrea, ia telah menjadi pria lebih baik. Tapi kehadiran dirinya, justru membuat nasib wanita itu lebih buruk. Sepertinya, ia memang pembawa sial bagi kehidupan wanita itu. Termasuk sekarang. Ia menyeretnya masuk ke k
Penuturan suaminya membuat Lily tertegun. Ia sangat terkejut Gregory ternyata memiliki masalah berat sejak terakhir kali mereka berpisah. Ia tadinya menyangka pria itu baik-baik saja dan tidak peduli padanya. "Aku... Aku tidak tahu kalau kejadian itu sangat mempengaruhimu, Rory. Aku tidak pernah meminta dr. Hills untuk menceritakan apapun padamu, karena tidak mau membebanimu. Aku-""Justru seharusnya kamu menceritakannya, Red."Pandangan marah suaminya membuat Lily terdiam. Ia sangat merasa bersalah pada pria itu. "Rory...""Kamu seharusnya bilang padaku kalau kamu hamil anak kita. Anak KITA, Red. Dan aku baru mengetahuinya saat anak itu sudah tidak ada. Bagaimana bisa kamu setega itu padaku? Aku memintamu menikahiku saat itu, yang berarti aku benar-benar serius padamu. Kamu mengenalku sejak dulu, Red. Sejak kamu masih kecil. Apa kamu menyangka kalau aku pria jahat dan akan menyakitimu?"Mata biru Gregory terlihat berkaca-kaca. Baru kali
Keith Jacob Lee adalah anak tunggal dari Keith Lee, sr. Ayahnya adalah karyawan kantoran biasa dan ibunya seorang guru TK. Keith dibesarkan cukup baik dan memiliki cita-cita untuk menempuh karir sebagai psikolog pendidikan, mengikuti jejak ibunya. Namun demikian, keluarganya hanya dari kalangan menengah. Ayah dan ibunya harus banting tulang untuk membiayai sekolahnya yang termasuk sekolah elite, termasuk memenuhi cicilan rumah mereka yang selesai entah kapan. Keith kecil tidak mengetahui kondisi finansial keluarganya, sampai ia akhirnya bertemu dengan sepupunya ketika dirinya memasuki usia SMP.Pertemuan pertama itu cukup berkesan. Itu adalah pertama kalinya Keith bertemu Kyle Young. Orang tuanya hampir tidak pernah menceritakan mengenai asal-usul mereka, sampai Keith bertemu sendiri dengan sepupunya itu. Fisik dan perawakan keduanya yang hampir mirip membuat dua orang itu akrab dengan cepat. Tidak lama, Keith pun mengajak teman barunya ke rumah dan di situlah awal dari seg
"Bubba!"Teriakan kencang itu membuat kepala Keith menoleh dan senyuman lebar terlihat di bibirnya.Dari arah taman, tampak kibaran rambut keriting berwarna kemerahan. Pemiliknya adalah seorang gadis kecil bermata biru bulat dengan lesung di pipinya yang berbintik-bintik. Gadis itu mengingatkannya pada satu karakter di komik yang dulu pernah dibacanya saat kecil. Perilakunya pun hampir mirip. Ceria, senang tertawa dan kelihatan malu-malu saat ia bertemu dengan seseorang yang disukainya.Tentu saja Keith sangat tahu siapa orang yang disukai anak berambut merah itu. Sudah sejak beberapa tahun ini, ia telah menjadikan anak itu subject observasinya. Ia sangat mengenal sifat anak itu dari interaksinya yang hampir tiap minggu. Akhirnya, ia juga sadar kalau anak itu sebenarnya tidak percaya diri. Sebagai kompensasinya, anak itu belajar lebih banyak dan lebih keras dibanding orang lain. Sayangnya, cukup jarang orang-orang di luar sana yang bisa melihatnya sebagai
= Hampir 10 tahun kemudian. Sekitar 1 minggu sebelum kecelakaan maut di kota SD ="Apa maumu, Kyle?"Pertanyaan ketus itu membuat Kyle tersenyum simpul. Ia menatap saudaranya yang jarang ditemuinya. Hubungan keduanya sempat merenggang beberapa tahun, dan baru sedikit membaik saat keluarga Young membantu keuangan keluarga Lee yang terpuruk. Ayah Keith, Keith sr. menderita stroke yang membuatnya harus menjalani operasi jantung yang membutuhkan banyak biaya. Di saat anaknya yang baru saja merintis karir harus menguras tabungan, isterinya tiba-tiba saja menderita penyakit yang sama. Tidak tahu harus kemana lagi, Keith akhirnya menghubungi sepupunya yang dengan senang hati mengulurkan tangannya.Tentu saja ia akan senang hati membantu sepupunya, yang akan dengan mudah menjadi pion-nya kembali. Sepupunya ini pria yang terlalu polos. Ia menganggap dirinya seorang manipulatif hanya karena belajar ilmu psikologi, padahal banyak faktor yang dapat membuat p
= Perusahaan YnY Inc. Kota NY. Masa sekarang ="Bagus, Jacob! Kenaikan penjualannya cukup signifikan tahun ini. Tidak sampai 15% lagi, kita dapat melebihi target padahal masih tengah tahun. Aku bangga padamu, son!"Keith menanggapi pujian itu dengan senyuman formal, saking terbiasanya mendengar hal itu di telinganya."Terima kasih, paman Keifer."Menepuk pundak Keith, Keifer tersenyum lebar. "Paman apanya? Kau ini puteraku, Jake! Panggil aku dad."Tampak senyuman terpaksa terukir di bibir Keith yang membuat wajah Keifer menjadi muram."Kenapa kau masih belum bisa menerimanya? Dari sejak kau berusia 17 tahun, mom resmi menjadikanmu seorang Young. Di YnY Inc. pun, semua karyawan menganggapmu sebagai anakku. Dengan begini, jalanmu menjadi penerusku lebih mudah. Apa kau tidak merasa bangga menjadi bagian dari keluarga Young, Jake?"Pertanyaan yang sama berulang kali, setiap tahun ini, membuat kepala Keith mulai pening. Ia me
Makan malam itu berlangsung di keheningan. Setelah resign dari pekerjaannya, Andrea belum memutuskan mencari pekerjaan lain. Selain karena saran dokter, Fred juga tidak ingin wanita itu bekerja berat dan membahayakan kesehatannya dan juga bayinya. Pria itu sangat takut kejadian waktu itu terulang lagi. Setiap hari dilalui wanita itu dengan membaca buku, dan akhirnya mencoba-coba resep sendiri. Ia pun akhirnya memasakkan makan pagi dan makan malam untuk mereka berdua. Dengan alasan untuk menghilangkan kebosanan, padahal sebenarnya karena ia tidak ingin melihat suaminya sakit lagi.Curi-curi pandang ke arah Fred yang sedang makan, Andrea memperhatikan kalau kondisi suaminya seperti sebulan lalu. Bawah mata pria itu menghitam dan wajahnya pucat, meski tidak separah dulu."Kau masih mual-mual?"Tiba-tiba saja pertanyaan itu tercetus dari mulutnya tanpa mampu ia tahan. Tampak suaminya mengangkat kepalanya dan memandangnya keheranan."Sedikit. Kamu tahu