Syukurnya rencana yang diusulkan oleh sekretarisnya kemarin berjalan dengan sangat lancar. Kini dia tidak perlu pusing lagi memikirkan soal rencananya untuk memperluas cabang perusahaannya yang pasti akan ditolak oleh mereka kalau dia tidak mengikuti saran sekretarisnya. Sekarang yang perlu dia lakukan adalah memastikan semuanya berjalan lancar sesuai dengan rencananya dan meminta bantuan sekretarisnya untuk mencari daftar orang-orang yang bisa menggantikan posisi para dewan komisaris itu. Dia ingin secepatnya mengganti mereka dengan orang-orang baru yang lebih muda dan berpikiran terbuka, karena akan sangat membantunya dalam mengembangkan bisnisnya yang masih terpusat di kota ini.
Soal para dewan komisaris yang mungkin akan memarahinya karena melakukan hal-hal yang di luar sepengetahuan mereka itu urusan nanti. Kalau sampai mereka berani macam-macam dengannya, akan dia pastikan untuk m
Sesampainya di kamar sebuah hotel yang terletak cukup jauh dari tempat kerja mereka, Clara segera menarik Scott dan mendorong tubuhnya hingga membentur dinding kamar hotel tempat mereka menginap saat ini. Dia yang sudah tidak sabar lagi ingin merasakan tubuh Scott, segera menutup pintu kamar mereka dengan salah satu kakinya sebelum mendaratkan ciumannya di bibir tipis pria itu. Sementara tangannya mulai bergerak menelusuri tubuh atas pria itu yang masih memakai pakaiannya tanpa berniat untuk menghentikan sesi ciuman mereka saat ini."Scott... Apa kamu keberatan jika aku membantumu melepaskan pakaianmu?" tanyanya setelah dia melepaskan ciumannya dari bibir pria itu."Tentu saja aku nggak keberatan. Hmm..." jawab Scott yang kembali mengeluarkan suara desahannya begitu dia mengelus bibir pria itu yang seakan mengundangnya untuk ke
Malamnya, Scott terbangun dari tidurnya setelah mereka bercinta selama beberapa kali sejak istirahat siang tadi. Tangannya lalu mengarah ke wajah wanita yang masih tertidur di sampingnya, mengelus kulit wajah wanita itu yang terasa begitu lembut di tangannya. Rasanya seperti mimpi dia bisa melakukannya bersama Clara Young, wanita yang dia temui di Raymond Café, kedai kopi yang baru buka beberapa hari yang lalu itu. Apalagi wanita itu memiliki ketertarikan yang sama dengannya dan Detroit, membuat Clara terlihat berkali-kali lipat lebih sempurna dari wanita mana pun yang hanya bisa dia lihat dari kejauhan selama ini.Scott lalu memejamkan kedua matanya, mencoba mengingat kembali kapan dia pernah benar-benar mendapatkan kesempatan secara langsung untuk tidur bersama wanita seperti Clara Young ini. Sebelum bertemu dengan Clara, dia tidak pernah benar-benar mendekati wanita lain dan meminta
Keesokan harinya, Clara mengantarnya ke kantor dengan menumpang mobil milik wanita itu. Kelihatannya Clara sama sekali tidak mempermasalahkan sikapnya yang menjaga jarak dari wanita itu, yang seakan memaklumi tindakannya saat ini. Setelah mengantarnya ke kantor, mobil wanita itu segera melesat meninggalkannya yang masih berdiri di tempat Clara menurunkannya tadi. Sambil mengerjapkan kedua matanya, dia hanya bisa diam dan menyaksikan mobil wanita itu perlahan menghilang dari hadapannya saat ini sebelum dia masuk ke kantornya dan pergi menuju ruangan departemennya.Begitu dia tiba di ruangan departemennya, beberapa bawahannya yang menyadari keberadaannya segera membungkuk ke arahnya dan menyapanya, yang dia jawab dengan sapaan singkat sebelum tiba di meja kerjanya. Dia lalu menghela napas panjang ketika duduk di atas kursinya dan menatap deretan dokumen yang menumpuk di atas mejanya. Sebe
Sebentar lagi jam makan siang tiba dan dia masih tidak fokus dengan pekerjaannya yang seakan berteriak memintanya agar segera menyelesaikan mereka semua sesegera mungkin. Pikirannya terus berkelana, mengingat apa yang dia lakukan bersama pria bernama Scott Sinclair itu. Setelah mereka menghabiskan malam mereka di sebuah hotel, sikap pria itu mendadak berubah. Dia bisa merasakan kalau Scott beberapa kali terus menghindari tatapan matanya, seolah tidak ingin membiarkan dia melihat wajah pria itu yang harus dia akui kalau wajah pria itu terlihat jauh lebih imut dan menarik di matanya dari saat pertama kali mereka bertemu di kedai kopi yang dia dirikan untuk adik laki-lakinya..Karena khawatir kalau Scott mungkin akan menjauhinya kalau dia menanyakan alasan mengapa pria itu mendadak menjaga jarak darinya, dia memutuskan untuk bersikap seperti biasa, seakan dia tidak ambil pusing dengan perubahan sikap Scott pagi ini. Begitu dia mengantar Scott hingga tiba di depan l
Begitu tiba di ruang istirahat milik Lewis, dia melemparkan tasnya begitu saja di atas meja dan merebahkan tubuhnya yang masih lelah itu di atas tempat tidur adiknya. Lalu dia menutup kedua matanya sambil mengingat kejadian semalam. Saat mereka berada di hotel semalam, dia sama sekali tidak berani memejamkan kedua matanya, khawatir kalau pria itu mungkin akan pergi tanpa sepengetahuannya setelah mereka menghabiskan malam bersama. Begitu melihat kedua mata Scott yang mulai terbuka, dia langsung menutup matanya, berharap kalau Scott mengiranya masih tidur dan menunggu apa yang akan pria itu lakukan selagi dia berpura-pura tertidur di depannya.Perlahan, dia merasakan tangan pria itu yang bergerak menyentuh kulit wajahnya dan mengelusnya perlahan. Perasaan nyaman segera memenuhi seluruh tubuhnya, dan dia tidak ingin membiarkan pria itu menyadari kalau dia tidak benar-benar tidur saat itu. Dia ingin mengetahui sejauh mana Scott menyentuh tubuhnya selagi dia be
Setelah dia mengecek playlist lagu di aplikasi musik di ponselnya, pilihannya jatuh pada playlist lagu Linkin Park, band rock alternatif asal Amerika Serikat kesukaannya itu, dan memutar salah satu lagu kesukaannya, With You. Lalu dia mulai mengeraskan volume suara musik di ponselnya itu untuk membantu memperbaiki suasana hatinya yang masih buruk karena ulah sekretarisnya tadi. Perlahan, perasaan kesalnya mulai melebur, seiring dengan suara alunan musik dari band favoritnya itu yang kini bergema di sekitar ruangannya.Forgot all about yesterdayRemembering I'm pretending to be where I'm not anymoreA little taste of hypocrisyAnd I'm left in the wake of the mistake, slow to reactEven though you're so clos
Beberapa hari kemudian, Clara yang semakin gelisah karena terus memikirkan reaksi Scott setelah mereka menghabiskan malam bersama waktu itu, akhirnya sudah tidak bisa lagi berkonsentrasi penuh pada pekerjaannya. Beberapa kali Laura harus mengingatkannya mengenai kesalahan-kesalahan yang dia lakukan terhadap beberapa dokumen penting yang harus dia serahkan pada dewan komisaris minggu ini. Sampai akhirnya asisten pribadinya itu sudah tidak tahan lagi dengan kecerobohannya dan memintanya untuk pulang lebih awal dari biasanya sebelum dia mengacaukan seluruh kerja kerasnya sendiri.“Nona Clara bisa kembali setelah Nona bisa kembali seperti semula. Batas untuk Nona beristirahat adalah tiga hari. Tidak boleh kurang ataupun lebih. Kalau sampai lebih dari tiga hari Nona masih belum kembali ke kantor, saya akan pastikan Nona mengerjakannya di rumah dengan pengawasan saya.”
Beberapa hari ini dia merasa ada yang aneh dengan Scott Sinclair. Wajah sahabatnya yang sempat terlihat lesu dan sedih itu kini berubah menjadi ceria dan sering tersenyum, terutama setiap kali sahabatnya itu memegangi ponsel cerdas miliknya itu sambil mengetikkan sesuatu yang menurut dugaannya pasti sedang mengirim pesan dengan seseorang. Masalahnya, dia sama sekali tidak tahu siapa orang yang bertanggung jawab di balik perubahan sikap sahabatnya itu, meski bukan berarti dia membenci pria atau wanita yang berhasil mengubah sikap Scott menjadi seperti sekarang. “Scott?” tanyanya, mengalihkan perhatiannya dari layar komputernya menuju sahabatnya, yang tampak sibuk memainkan ponselnya. Pria itu hanya menjawabnya dengan gumaman singkat sebelum sibuk kembali dengan ponselnya. Kesal karena merasa sahabatnya itu tengah mengacuhkannya, dia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju Scott, yang masih duduk di salah satu kursi sofa miliknya, dan menarik ponsel milik sah