Tok ... Tok ... Tok ...
"Iya masuk."
"Permisi Bu, maaf saya telat."
"Gapapa Dania, Lagian rapatnya juga baru di mulai ayo silahkan duduk."
"Maksih Bu," dcapnya lalu duduk
"Baik Dania tadi sudah ibu umukan pada semua anggota osis bahwa sekolah kita akan mengadakan camping together exploring the outside word, jadi kita akan berkemah menjelajahi dunia luar nanti urusan tempatnya kalian yang atur ya," jelas bu Nurma
"Oh iya Nando kamu sebagai ketua osis harus bisa menangani ini semua, dan kamu Dania kamu harus bekerja sama dengan Nando dan anggota osis yang lainnya ya, kalian lanjutkan ibu permisi masih ada urusan." lanjutnya lalu beranjak
"Baik bu,"
"Oke, tadi sesuai tema bu Nurma ada yang punya masukan atau tambahan lain? soal tempat gue udah ada, tempatnya itu exploringble banget jadi udah pas." ucap Nando
"Ini yan
Suasana sekolah yang ramai oleh siswa-siswa yang berhamburan keluar yang memang dimana sekolah telah usai dan menandakan jam pulang sekolah.Kini seorang gadis yang tengah berjalan seorang diri menyusuri koridor sekolah menuju parkiran."Dania!" teriak seorang perempuan yang berlari menghampiri Dania, perempuan itu tak lain adalah Febby sahabatnya."Febby? gue kira lo udah pulang duluan." ucapnya santai"Yakali gue ninggalin lo nggak lah, gue tuh tadi abis dari toilet kebelet banget sumpah." ucapnya dengan nafas terengah-engah"Ya kan gue gak tau." ucapnya sambil sesekali terus melihat ponsel yang ada di genggamannya"Lo sih galfok, btw lo kenapa sih liatin ponsel sampe segitunya?" tanyanya penasaran"Raga nelpon gue terus Feb, dia juga chat-chat gue." ucapnya jujur"Ya terus? yaudah sih biarin aja Dan." ujarnya sinis"Tap
Suasana sekolah yang mulai sepi, dikarnakan bell pulang sekolah sudah berdering dari sepuluh menit yang lalu.Terlihat dua orang wanita yang tengah berjalan menyusuri koridor sekolah menuju gerbang depan, mereka berjalan begitu santai seraya berbincang-bincang dan sesekali tertawa.Dania begitu santai berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai sepi, ditemani Febby, Dania begitu bahagia karna masih ada Febby sahabatnya yang selalu ada untuk Dania, Karna Raga sudahlah Dania sungguh tidak ingin terlalu memikirkan masalahnya bersama Raga."Dan, lo beneran gak mau bareng gue aja? lagian bentar lagi supir gue dateng ko." ucap Febby melihat ke arah Dania yang hanya tersenyum menanggapinya."Bene
Dengan perasaan yang sudah tidak bisa di jelaskan lagi, Dania berjalan tegesa-gesa sambil sesekali menyeka air mata yang sudah betjatuhan membasahi wajahnya.Kini Dania tengah berada di dalam sebuah taksi, masih dengan perasaanya yang hancur, wajahnya yang basah, matanya yang mulai membengkak di karnakan air mata yang terus luruh berjatuhan tanpa henti.Seolah pikirannya selalu berputar pada kejadian yang baru saja ia alami, bayang-bayang wajahnya Raga, kata-katanya yang mengatainya jalang selalu berputar di dalam pikirannya Dania, hancur, sudahlah tidak dapat di ragukan lagi betapa hancurnya dirinya saat ini, Dania sungguh lelah, niatnya untuk memperbaiki hubungannya pupus sudah, tidak ada kata perbaikan, karna semuanya telah usai.Setelah sampai di rumahnya, Dania langsung masuk kedalam kamarnya dan menguncikan dirinya di dalam kamarnya lalu bersender pada dinding kamarnya, Dania terduduk
"Gue,"Semua yang mendengar hanya melongo tak percaya, apa ini? bahkan mereka semua tidak mengerti apa maksudnya."Maksud lo?" tanya Raga tegas menatap tajam ke arah Raka"Gue yang ada di foto itu, dan lo?!" ucapnya seraya menunjukan jarinya tepat di depan wajahnya Raga "Lo sama sekali gak tau apa-apa, jadi lo gak bisa seenaknya nyimpulin sesuatu!" tukasnyaRaga pun hanya diam membisu,"Sorry Ga, tapi apa saat itu lo udah coba tanya dan dengerin penjelasannya Dania?" tanya Jefan seriusRaga menatap sejenak ke arah Jefan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Raka yang masih tersulut emosi.Lalu Raga pun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban."Bego!" desis Raka"Asal lo tau Ga, cewek lo itu perempuan baik, karna apa? karna dia sendiri lebih mentingin kebahagiaan orang yang dia sayang dari pada kebahagiaannya sendiri, dia mati
Kini seorang gadis tengah duduk di halte seorang diri. Gadis itu menengok kanan dan kirinya mencari kendaraan umum, entah dorongan dari mana ia ingin menunggu kendaraan umum di halte, biasanya ia hanya tinggal memesan ojek online, tapi entah kenapa ia tidak ingin buru-buru langsung pulang ke rumahnya, entahlah.Merasa bosan akhirnya Dania pun merogoh ponselnya dan membuka aplikasi chatnya.Febbyulalala:>Dania where are you?Masih di halteOmegyoutt! gue bilang apa bareng gue aja kan tadi.Sengaja, males pulangYa, kan lo bisa ke rumah gue.Sama aja males
Terkadang Realita terlihat bodoh saat disandingkan dengan Ekspektasi~Dania Vloreta AureliaTerlihat ruangan yang serba putih, hanya ada bau obat dan hembusan angin kecil yang berhembus melalui celah jendela itu, kini seorang gadis tengah duduk di samping tempat tidur pasien sambil menelungkupkan wajahnya di atas kedua telapak tangannya.Sudah 3 hari lamanya Raga tak membuka matanya, 3 hari pula Dania tidak pulang, tidak sekolah dan lainnya, bahkan Dania pun tidak mengikuti acara camp di sekolahnya.Gadis itu tetap stay menunggu Raga, berharap tuhan kasih dia keajaiban untuk membuat Raga kembali sadar dan bersa
Waktu adalah segalanya, karna segalanya bisa berubah karna waktu:)~Sintapsptaaa"Gimana Raga?!" teriak Dania histeris pada Onil yang kini tengah berdiri di depan pintu ruang rawat Raga."Gimana Raga kak!" teriaknya lagi lalu mendorong pelan kedua bahu Onil.Onil yang mengerti pun mencoba menenangkan Dania, namun nihil, gadis itu malah semakin histeris."Dan, lo tenang ya? Raga baik-baik aja ko." ucapnya lembut, seraya mengelus pelan bahu Dania yang kini tengah melemas."Gimana bisa kak?! lo bilang tadi detak jantungnya Raga hilang!" bentaknya lalu ma
"Pulang Ga, kamu harus kembali, banyak orang yang nungguin kamu.""Tapi aku mau disini, sama kamu Lia.""Kita udah gak bisa lagi Ga, kita gak bisa kaya dulu lagi, kembali Ga, kamu gak liat? disana banyak banget orang-orang yang sayang sama kamu, mereka nunggu kamu Ga.""Tapi Lia, aku sayang kamu.""Kamu juga sayang dia kan? pulang Ga.""Nggak Li, Liaa!"***Sudah lebih dari dua minggu Raga masih terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit, saat itu pula selalu ada seorang gadis yang tak pernah berhenti menangis dan berdoa untuk kesembuhan Raga, gadis yang tak perah absen untuk menemani Raga, gadis yang selalu setia di samping Raga.Dania Vloreta Aurelia, gadis itu tak henti-hentinya menangis sendu di samping Raga sambil memegangi tangan pemuda itu, menatap wajah Raga yang pucat, sepertinya pemud