Share

Bab. 5 Siapa Yang Kakak dan Adik

Mereka sudah pergi dari desa dan sedang menuju ke tujuan mereka yaitu sekte Tebasan Mengalir. Xie Xie terus saja menempel dengan Liu Heng. Itu membuat Zu Yong sangat kesal. Kalau saja tidak ada Zie Du, pasti akan ada pertarungan di sana.

Ziu De tahu akan hal itu, tetapi dia diam saja. Dia tidak ingin ada keributan sama sekali. Dia masih sangat menyayangkan Liu Heng tidak bisa berkultivasi padahal dia sangat berbakat dalam ilmu berpedang.

“Berhenti!” teriak seseorang dari luar kereta kuda.

Ziu De mengerutkan keningnya. Dia ingin turun, tetapi Zu Yong berdiri lebih dulu.

“Biarkan aku saja!” ucap Zu Yong dengan tegas. Dia melirik ke arah Xie Xie.

“Apa kau yakin?” tanya Ziu De. Dia tidak ingin membiarkan calon muridnya dalam masalah hanya karena urusan cinta.

“Jangan cemas, Guru. Aku pasti akan mengalahkan mereka.”

“Baiklah kalau begitu,” ucap Ziu De menyetujui keputusan Zu Yong.

Zu Yong langsung melompat turun, dia juga langsung menarik pedangnya dengan penuh amarah. Ketika dia melihat ke arah para bandit. Zu Yong langsung kaget, wajahnya sedikit memucat. Ada sepuluh bandit di depannya. Wajah mereka sangat mengerikan dan brutal.

“Kau yakin?” tanya Zie Du sekali lagi.

Dia juga ikut turun dari kereta kuda. Dia tidak mungkin membiarkan muridnya dalam masalah. Liu Heng juga ikut turun bersama dengan Xie Xie. Mereka hanya akan melihat saja. Tidak ada niat di hati Liu Heng untuk membantu Zu Yong.

‘Aku yakin!” teriak Zu Yong. Di melihat kalau Xie Xie sedang menatap ke arah dirinya. Itu membuatnya bersemangat. Dia tidak ingin kalah.

Zu Yong sudah bersiap dengan pedangnya di tangannya. Para Bandit hanya saling melirik satu sama lain. Tidak ada yang ingin maju melawan Zu Yong. Bukan karena takut, tetapi itu tidak menantang sama sekali.

“Kau majulah!” pinta salah satu dari mereka. Dia adalah ketua bandit itu. Dia memiliki wajah yang lebih tenang dan lebih enak dipandang bila dibandingkan dengan yang lainnya. Kalau masalah tampan tentu saja tidak.

Bandit yang ditunjuk itu pun maju dua langka. Dia berdecak kesal.

“Majulah kalian semua!” teriak Zu Yong. “Aku akan mengalahkan kalian semua.”

“Kau terlalu percaya diri bocah. Kau hanya di tahap penempaan tulang ke 2. Itu bukan sesuatu yang patut dibanggakan karena waktu seumur denganmu aku sudah berada di tahap penempaan tulang ke 3. Jadi, jangan bangga dengan bakat jelek itu,” hina ketua bandit.

“Jangan banyak omong!” teriak Zu Yong. Dia langsung menyerang ingin menyerang ketua bandit itu, tetapi bandit yang tadi langsung menghadangnya. Serangan Zu Yong dengan mudah dia tangkis.

“Lawanmu adalah aku bocah,” ucap bandit itu. Dia berada di tahap penempaan tulang ke 4 sama seperti Xie Xie.

Setiap kali Zu Yong menyerang. Bandit itu bisa menangkisnya dan bahkan bisa menyerang balik yang dapat membuat Zu Yong tersudut. Zu Yong bukan hanya kalah dalam hal tingkat kultivasi, tetapi dia juga kalah dalam hal pengalaman.

“Menurut mu apa yang salah dari gerakan Zu Yong?” tanya Ziu De.

Liu Heng menoleh sebentar sebelum akhirnya dia memperhatikan pertarungan Zu Yong dan bandit itu. Liu Heng baru ingin berbicara, tetapi Xie Xie lebih dulu memberikan pendapatnya.

“Gerakannya masih kacau. Masih banyak yang harus diperbaiki mulai dari kuda-kuda, cara menangkis, cara mengayunkan pedang dan masih banyak lagi. Dasar ilmu pedang milik Zu Yong masih belum sempurna,” ungkap Xi Xie. Zie De kaget. “Itu yang kak Liu Heng katakan padaku.”

Zie De kagum. Dia tersenyum karena apa yang Xie Xie katakan itu benar. Bisa dikatakan kalau ilmu pedang Zu Yong masih sangat berantakan. Gerakannya hanya seperti gerakan asal-asalan saja. Itulah yang membuatnya bisa dikalahkan oleh Liu Heng.

“Apa Heng’’er yang mengajarimu?” tanya Zie Du.

Liu Heng kaget dengan penyebutan namanya, tetapi dia senang karena dia diakui.

“Kak Heng yang mengajari ku. Setiap hari dia selalu mengajariku. Dia mengatakan kalau wanita tidak boleh lemah karena kalau kau lemah, maka kau akan diperlakukan dengan tidak adil,” jawab Xie Xie.

“Bukankah kau lebih tua daripada Heng’er, tetapi kenapa kau memanggilnya kakak?” tanya Zie Du. Dia penasaran dengan hal itu. Dia sangat yakin kalau Liu Heng lebih mudah satu tahun daripada Xie Xie. Sebenarnya Zie Du tidak yakin kalau Liu Heng masih berumur sembilan tahun.

Wajah Xie Xie memerah, “Aku memang lebih mudah, tetapi dari segi apa pun kak Heng lebih hebat. Dia lebih pintar, dia lebih berpengetahuan, dia lebih dewasa, dia lebih hebat bela diri dan banyak lagi. Aku merasa tidak pantas memanggilnya dengan sebutan adik. Apalagi dia mengajari aku banyak hal mulai dari bela diri, ilmu pedang, cara berbicara sopan atau cara membuat orang kesal,” jawab Xie Xie.

Zie Du merasa yang dikatakan Xie Xie di akhir kalimatnya, itu tidak terlalu penting.

“Kau menyukai Heng’er?” tanya Zie Du. Xie Xie mengangguk tanpa ragu sama sekali. “Dia tidak bisa mencapai puncak kultivasi. Apa kau masih ingin bersama dengannya?” tanya Zie Du lagi.

“Kak Heng pasti akan mencapai puncak. Aku yakin dia akan menjadi cultivator terkuat di dunia.” Xie Xie tidak ragu mengatakannya.

“Di sekte banyak yang lebih berbakat daripada Liu Heng dan mereka juga lebih kaya dan keluarga mereka juga sangat berpengaruh. Aku yakin dengan bakat mu serta wajah cantik mu. Itu pasti akan membuat banyak anak di sekte akan menyukaimu,” ucap Zie Du. Apa yang dia katakan itu benar.

“Aku tidak akan berpaling,” jawab Xie Xie dengan wajah yang penuh keyakinan.

Jawaban itu membuat wajah Liu Heng memerah.

Zie Du tersenyum, tetapi di lubuk hatinya dia tidak yakin itu akan terjadi. bukan karena Xie Xie yang berpaling, tetapi pasti ada anak yang memaksa Xie Xie untuk menjadi miliknya denga cara apa pun termasuk mengandalkan pengaruh orang tuanya. Apalagi Xie Xie hanya anak gadis biasa yang tidak memiliki latar belakang.

“Aku harap begitu,” batin Zie Du.

Zu Yong yang sedang bertarung, dia sudah terluka di beberapa bagian tubuhnya. Dia sudah kelelahan. Dengan cepat Zie Du menghentikan Zu Yong. Dia yang akan turun tangan langsung. Zu Yong tidak terima, tetapi dengan satu totokkan Zu Yong langsung pingsan. Feng Xi langsung membawa Zu Yong menjauh.

“Kau akhirnya turun juga!” ucap ketua bandit itu. Dia sudah menanggu sejak awal.

“Siapa yang menyuruh mu? Jangan pura-pura tidak tahu. Kau pasti diutus oleh seseorang untuk mencelakakan ku. Katakan siapa orang itu!” bentak Zie De.

“Ternyata kau cukup cerdas.” Ketua bandit itu tersenyum. “Aku akan memberitahunya kalau kau berhasil mengalahkan ku,” tantangnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status