Setelah beberapa waktu Kevin akhirnya kembali dan sesuai dugaan Raul bahwa terdapat sesuatu yang tidak benar. Kepala Desa yang serakah dan bahkan dia tidak segan menjual tahanan kepada pedagang Budak, semua dana yang diberikan untuk pembangunan semuanya masuk kedalam kantongnya.
Akhirnya perintah diberikan kepada mereka berdua untuk mengurus segalanya, Kevin dan Nick pergi bersama-sama menuju Kediaman Kepala Desa dan membuat kegaduhan.Nick melihat tangan Kevin yang gemetar dan berkata, "Ingatlah kau adalah Kesatria yang mengabdi kepada Tuan.... jika dia memerintahkanmu membunuh maka kau harus melakukannya. Ini tidak seperti membunuh orang yang tidak bersalah, jika kau tidak sanggup pulanglah dan jangan merepotkan Tuan !""Aku akan melakukannya dan berguna lebih darimu." Kevin tidak berniat untuk merendah sama sekali dan Nick ingin tertawa melihatnya."Ayo bergerak." Nick menuju kedepan gerbang dan mengeluarkan Pedangnya.Kevin mengikutinya dari belakang dan membawa dua Belati ganda, dia menghancurkannya dengan sekali tebasan dan menerobos masuk. Nick mengeluarkan sebuah surat dan berteriak dengan keras meminta Kepala Desa keluar."Hentikan mereka." Kepala Desa berteriak dengan keras dan segera berlari menuju ruang bawah tanah.Penjaga-Penjaga semuanya menyerang kearah Nick namun semuanya tidak berarti, sebagai Kesatria bintang 2 yang sudah punya pengalaman Nick tidak mungkin kalah dari mereka dan Kevin langsung menuju kedalam untuk mengejar Kepala Desa.Kevin mengejar sampai keruang bawah tanah dan melihat Kepala Desa yang membuka sebuah pintu yang terkunci. Kevin melemparkan Belatinya dan menusuk langsung paha Kepala Desa."Argh." Kepala Desa menjerit kesakitan dan kunci itu terlepas.*Bang.*Tendangan yang keras menghancurkan pintu dan seorang Pria besar keluar. Kepala Desa tersenyum dan berteriak, "Bunuh mereka semua dan aku akan membebaskanmu juga akan memberikan banyak uang.""Berisik." Pria itu menginjak kepala Desa dan menghancurkannya.Kevin yang melihat darah berceceran dilantai dan mayat Kepala Desa tanpa kepala merasa ingin muntah. Pria itu melihat kearah Kevin dan mengambil Pedang besar yang tidak jauh darinya."Siapa kau Bocah ?" Tanya Pria itu dengan tatapan yang merendahkan."Kesatria Tuan Raul Von Roso." Kevin mengeluarkan Pedangnya dan sedikit gemetar."Kesatria.... kau yang lemah menyebut dirimu Kesatria." Pria itu berlari kearah Kevin dan mengayunkan Pedang besarnya.Mata Kevin tidak bisa mengikuti kecepatannya dan Pedang besar itu menamparnya, tubuh Kevin terlempar hingga membentur tembok dan tulangnya seolah akan hancur. Rasa jijik dan putus asa membuatnya menjadi gila, Kevin berdiri dan mengangkat Pedangnya lagi."Ho... aku tidak akan memotongmu melainkan menghancurkan tubuhmu perlahan-lahan sampai remuk." Pria besar itu ingin bergerak namun Aura yang luar biasa bersinar dari dalam kegelapan.Nick dan Raul berjalan masuk melihat Pria besar itu, Nick merasakan jika Pria itu sangat kuat dan Nick sendiri yakin bahwa jika dia bertarung maka hasilnya belum tentu bisa dipastikan siapa yang akan menang diantara mereka."Datang lagi !" Pria besar itu terlihat gila."Biarkan aku yang melawannya Tuan." Nick menarik Pedangnya namun Raul menghentikannya."Mundur dan biarkan aku yang menghabisinya." Raul melepaskan kemejanya dan perlahan maju sambil meregangkan tubuhnya."Kekeke... jangan bercan...."Sebelum Pria besar itu menyelesaikan perkataannya sepasang mata yang tajam dan dingin membuatnya gemetar ketakutan. Raul memegang erat Pedang dipinggang dan berjalan maju secara perlahan, tatapan yang memandang rendah dan tekanan yang dipancarkan Raul sangat menakutkan."Menyedihkan.... aku berharap mendapatkan pertarungan yang bagus tapi sepertinya hanya itu level kekuatanmu." Raul memandang rendah lawannya.Pria itu memberanikan diri dan berlari kearah Raul dengan mengayunkan Pedangnya sekuat tenaga, Raul seolah melihat sebuah Rusa yang mencoba lepas dari gigitan singa, tapi melawannya sama sekali tidak ada artinya dan Raul menarik Pedang miliknya.*Krak.*Tebasan Pedangnya secepat cahaya dan Raul melewati Pria itu, suara retakan terdengar nyaring Pedang besar yang kokoh hancur berkeping-keping. Tubuh besar Pria itu dipotong menjadi dua bagian dan Nick tidak dapat mempercayai level kekuatan Tuannya yang sekarang.Tidak menggunakan Aura seperti Kesatria melainkan hanya menggunakan Mana yang menyilimuti Pedangnya dengan tipis. Sekarang Nick sudah paham akan teori Raul, namun dengan kekuatan seperti itu dibutuhkan kontrol pengalaman yang sangat banyak.Kevin muntah karena melihat banyak mayat dan Raul berjalan kearahnya, "Seperti biasa kau sangat menyedihkan, tapi kerja bagus karena bisa mencapai tempat ini.""Terimakasih Tuan." Kevin mengusap darah dimulutnya dan merasa lega karena tidak mati.Nick melihat sekitarnya dan bertanya, "Sepertinya ini adalah Penjara yang secara khusus diciptakan oleh Kepala Desa. Tapi apa yang harus saya lakukan kepada Penjaga yang diikat diluar ?""Bunuh mereka semua yang sudah melawan dan pastikan Kevin untuk melakukannya sendiri, masalah ditempat ini akan menjadi tanggung jawabku dan jangan biarkan seorangpun masuk kedalam sini." Kata Raul dengan tegas."Sesuai perintah." Mereka berdua pergi bersama dan Kevin harus melaksanakan perintah.Raul merasakan konsentrasi Mana yang padat jauh didalam dan masuk lebih jauh, sampainya ditengah jalan Raul berhenti dan melihat kearah dinding. Menurut pengalamannya sebagai Pendekar seharusnya ini adalah kelahiran sesuatu yang bagus.Raul memukulnya dan menghancurkan dinding dan menemukan Kristal Mana berwarna hijau muda, energi spiritual yang terkandung didalamnya sangat melimpah dan Raul menyimpannya didalam sakunya."Entah disana atau disini sepertinya cara kerjanya tetap sama. Untuk menyerap energi spiritual yang melimpah ini akan butuh waktu setidaknya seminggu dan aku akan mencapai level yang baru." Raul melihat ujung ruangan dan disana banyak perjanjian transaksi yang dilakukan dengan pedagang budak.Tidak banyak hal yang menarik untuknya sama sekali dan Raul juga menghitung semua koin emas dan perak. Untuk sekarang dia harus bersikap layaknya seorang Bangsawan sejati, terlalu banyak rumor buruk tentang dirinya dan Raul harus memperbaikinya.Walaupun dia bukan orang baik tapi dirinya bukan orang bodoh, dia harus memanfaatkan situasi semaksimal mungkin dan meraup keuntungan jangka panjang. Posisinya didalam Keluarga Roso tidak tetap karena keberadaan Evelin dan Kakaknya Rey, untuk dirinya sendiri Raul harus membangun citranya dan menegaskan bahwa dirinya adalah orang yang layak.Raul mengumpulkan semua orang didepan Kediaman Kepala Desa dan membuat pengumuman kalau dia sudah mengeksekusi langsung Kepala Desa. Tentunya mereka yang sudah lama ditindas merasa sangat senang dan meneriakkan nama Raul."Desa ini dibawah yuridiksi Wilayah Keluarga Roso dan setelah aku sampai disini aku tidak menyangka akan melihat hal memalukan seperti ini. Setiap Kepala Keluarga di Desa ini akan mendapatkan 80 perak sebagai kompensasi dari dana yang dikumpulkan kepala Desa yang korup. Jumlah ini mungkin tidak seberapa bagi kalian yang sudah menjalani kehidupan yang sulit, namun sisanya akan aku gunakan untuk membangun ulang pertahanan di Desa ini demi kehidupan layak bagi semua orang." Teriak Raul dengan keras."Terimakasih banyak Tuan Muda Raul." Teriak semua orang dengan penuh pujian."Besok aku akan mengurus para Orc dan menghilangkan ancaman, jadi pastikan untuk berjaga dengan baik." Raul membubarkan masa dan berjalan masuk kedalam.Raul me
Setelah memastikan jika semuanya bersih Raul memutuskan kembali malam harinya, penduduk desa yang berpatroli melihat kedatangan Raul dan kepala Harimau Putih yang dia bawa menunjukan sosoknya yang berwibawa. "Tuan Kesatria ini ?" Tanya warga Desa dengan takjub."Aku sudah membersihkan semua hewan buas dan Orc, tapi tetaplah berhati-hati karena mungkin saja ada yang bersembunyi dan terlewatkan. Tapi untuk masalah Orc aku bisa memastikan jika semuanya mati." Raul menjelaskan semuanya.Mereka semua bersorak meneriakkan nama Raul Von Roso, Kevin juga memandang Raul sebagai seseorang yang hebat dan panutannya. Walaupun sikapnya keras dan ketat dalam berlatih namun tidak ada satupun yang sia-sia, Kevin merasakan peningkatan walaupun hanya sedikit.Raul pergi ke Kediaman dan beristirahat sebentar, banyak penduduk desa yang memberikan makanan sebagai bentuk rasa terimakasih mereka. Raul menerimanya dengan baik dan tetap menunjukan sikap bangsawan yang da
Satu bulan berlalu dengan sangat cepat dan seminggu sebelumnya Raul memberikan pengumuman jika dia akan merekrut Prajuritnya sendiri. Seratus orang berkumpul dilapangan terbuka dan kebanyakan mereka adalah tentara bayaran kecil.Bayaran pertahun sejumlah lima belas koin emas termasuk rumah dan makanan dijanjikan, tentunya hal ini banyak menarik mereka yang kuat dan setelah melewati seleksi dari Nick membuat Raul yakin akan kelayakan mereka.Kereta kuda tiba dan sosok Raul keluar dari dalam menarik perhatian mereka semua yang berbaris dengan rapi. Tanpa sadar mereka menundukkan kepala dan memberi hormat, rasa penindasan yang Raul pancarkan sangat mendominasi dan Raul naik keatas panggung."Apakah ini sudah semuanya ?" Tanya Raul kepada Kevin."Benar Tuan... mereka adalah Tentara Bayaran Rank D dan beberapa ada di Rank C. Nick sudah melihat mereka dan seratus orang ini memiliki kemampuan bertarung walaupun belum mewujudkan Aura." Jawab Kevin sambil
Malam harinya Raul pulang ke Kediamannya dan staminanya sudah pulih, sisanya akan diurus oleh Nick dan dia akan menyalin metode lama dari Sekte Iblis agar bisa mereka pelajari.Nuna menyambut kedatangannya dan membawa kue dengan lilin yang menyala, "Selamat berulang tahun Tuan, saya sudah membuat ini ketika Tuan pergi dan tolong buatlah permohonan !""Eh..." Raul sangat terkejut dengan kejutan yang diberikan Nuna.Bahkan dirinya sendiri tidak mengingat kapan ulang tahunnya dan Raul sedikit malu, dia adalah Pendekar Pedang Iblis yang sudah melalui berbagai macam hal buruk seperti rencana licik dan pembunuhan. Namun kali ini dia merasakan sesuatu yang sangat hangat jauh didalam lubuk hatinya, perasaan baru ini tidak akan membuatnya mudah terbiasa."Permohonannya Tuan !" Nuna tersenyum kearah Raul dan menunggunya mengucapkan permohonan."Jika aku membuat sebuah permohonan apakah mungkin itu terwujud ?" Tanya Raul dengan suara yang pelan.
Keesokan paginya Raul sudah bersiap-siap dan Nuna sudah mengatur semua pakaiannya, dia tidak menyangka jika Tuan Mudanya akan terlihat cukup tampan dari biasanya. Namun hal ini sangat diperlukan karena Tunangannya akan datang kemari dan Raul harus terlihat bagus.Nick bergegas masuk kedalam dan melapor, "Lapor Tuan.... ada hal mendesak dan Kapten Gin mengatakan jika Kereta Kuda Perdana Menteri saat ini sedang diserang para Bandit ketika perjalanan kemari !" Raul mengambil Pedangnya dan berjalan keluar mengambil Pedangnya, "Suruh mereka semuanya untuk bersiap !" "Baik." Nick sudah menyiapkan semuanya dan Raul menaiki kuda dan memacunya dengan sepuluh orang yang mengikuti dibelakangnya.Untungnya lokasinya tidak terlalu jauh dan Raul bisa sampai dalam waktu 15 menit, sekarang dia hanya bisa berharap jika mereka dapat menahannya sebentar sampai dia tiba disana.Setelah beberapa waktu Raul melihat Kereta kuda yang dikepung puluhan Bandit, R
Nan membuka matanya dan bertanya, "Apakah kau tahu apa penyakit Cucuku ?" "Saat malam tubuhnya akan merasa sangat kedinginan seolah membeku, sebanyak apapun selimut yang digunakan tidak akan berefek apapun dan Alice harus menahannya sampai saraf meridiannya membeku. Saat pagi dia akan mual dan nafsu makanya turun walaupun dia sangat lapar, terkadang dia akan batuk darah bukan begitu." Raul mengatakan semuanya.Nan sangat terkejut bahkan Alice sendiri sangat paham, apa yang dikatakan Raul sepenuhnya benar dan tidak ada yang tahu hal ini kecuali para Apoteker di Istana dan Pelayan yang menjaga Alice.Nan memegang tangan Raul dan bertanya, "Kau menebaknya dengan benar dan apakah ada solusi untuk mengobatinya ?" "Tenanglah Perdana Menteri... bisa dikatakan peluangnya sembuh itu bisa saja tapi sangat sulit untuk melakukannya. Masalahnya Alice akan hidup bersama denganku dan aku akan mengatur Wilayah baru, untuk mengembangkannya butuh banyak dana dan
Malam harinya Nuna mengetuk pintu kamar Raul dengan panik, "Tuan... Nona Alice dia !" Raul membuka pintu kamarnya dan terlihat tenang, "Jangan khawatir... biarkan aku yang mengurusnya, sekarang siapkan bak mandi air panas !" "Baik." Nuna berlari dan segera menyiapkan semuanya.Raul bergegas pergi ke kamar Alice dan udara dingin keluar dari tubuhnya, bahkan selimutnya ikut membeku dan melihat dari raut wajahnya jelas dia menahan rasa dingin yang menusuk sampai ketulang. Raul menggendongnya dan membawa Alice pergi ke kamar mandi, bak dengan air panas sudah disiapkan dan Raul melepaskan pakaian Alice. Segera dia membantunya berendam dan Raul juga ikut melepaskan pakaiannya dan berendam bersama-sama. Nuna sedikit malu dan merasa jika ini tidak pantas, namun Raul tidak peduli sama sekali dan menotok beberapa titik meridian dan membantu Alice melepaskan energi dingin didalam tubuhnya. Tubuh Raul memancarkan energi panas yang saling bertolak
Setelah beristirahat dua hari Raul memanggil semua Tetua Desa dan membahas beberapa rencananya, tentu saja karena umurnya yang masih sangat muda membuatnya sangat diragukan. Pemilik Wilayah sebelumnya juga pada akhirnya gagal dan tidak bisa melakukan apapun, namun walaupun banyak keraguan tidak ada satupun yang berani menyuarakannya.Tetua Desa hanya duduk diam dikursinya dan Raul memeriksa buku catatan, "Apakah ada perintah Tuanku ?" "Sekarang ratusan Budak pekerja sudah datang dan aku ingin meminta bantuanmu soal proyek, memotong pohon dan menyimpan kulitnya untuk dijadikan kertas. Pertama tujuanku adalah memperbaiki ekonomi perdagangan tempat ini agar stok makanan tercukupi." Kata Raul dengan santai."Kalau begitu saya akan segera mengurusnya dan membuat Gudang penyimpanan terlebih dahulu untuk menyimpan kulit Pohon." Tetua Desa itu berdiri dan bergegas keluar untuk melakukan pekerjaannya.Raul pergi kedalam Lab miliknya dan mengambil sebuah b