Share

CHAPTER 3

Rayn memelankan laju motornya ketika dia melewati salah satu halte yang cukup ramai. Sudah cukup dia menahan emosi karena dari tadi membiarkan Brissia memeluk pinggangnya dengan seenaknya.

"Loh, kenapa kita berhenti di sini?" tanya Brissia ketika Rayn menghentikan motornya di pinggir jalan.

"Turun!"

"Hah? Kok lo nyuruh gue turun di sini? Rumah gue masih jauh, Rayn."

"Turun!" ujar Rayn tak memperdulikan tatapan protes gadis itu.

"Tapi--- "

"TURUN GUE BILANG!" Rayn meninggikan suaranya.

Brissia tersentak kaget, dia melepaskan pelukannya pada pinggang Rayn dan segera turun dari jok motor Rayn kala mendengar bentakan cowok itu.

"Denger ya! Lo ga usah ke-geeran karena gue udah mau boncengin lo. Semua yang gue lakuin tadi itu cuman buat bikin Alexa cemburu," ujar Rayn dengan tatapan menghunus tajam.

Brissia tersenyum masam, lagi dan lagi Rayn lebih memilih Alexa ketimbang dirinya.

Lo ga tau aja Rayn, gue udah suka sama lo sejak kita SMP. Jauh sebelum lo kenal sama Alexa. But, why'd you never understood?

Tanpa basa-basi, Rayn segera melajukan motornya dan tak menghiraukan Brissia yang termenung di pinggir jalan. Kenapa kata-kata yang dilontarkan oleh Rayn selalu menyakiti Brissia? Brissia tertohok. Hatinya sakit ketika dia harus mendengarkan kata-kata pedas dari mulut orang yang disukainya.

"Mungkin sekarang emang Alexa ratu di hati lo. Tapi kita liat aja nanti, gue bakal bikin Alexa mundur. Cuz, all of you are mine, Rayn." Brissia menggumam sambil tersenyum penuh arti.

                           🍋💡🍋💡 

"How're ya fella?"

Kedatangan Rayn ke markas Lion disambut sorak sorai dari teman-temannya. Pasalnya, sudah seminggu lebih Rayn tidak menginjakkan kakinya di markas Lion.

Selain karena pertengkarannya dengan Alexa yang membuatnya uring-uringan, Rayn juga malas mengunjungi markas Lion karena tiap kali dia menginjakkan kakinya di sini dia selalu teringat salah satu mantan temannya yang berkhianat.

"Gimana bro? Lo masih pacaran sama cewek freak itu? Atau kalian udah putus?" ujar Xender, salah satu anggota Lion yang tidak menyukai Alexa dan disambut gelak tawa oleh anggota lain.

Mereka memang tidak menyukai Alexa karena menurut mereka cewek itu terlalu ikut campur urusan Rayn. Mereka juga sebal karena terkadang gara-gara cewek itu, geng mereka gagal melakukan penyerangan.

Alexa telah meracuni ketua mereka, sampai-sampai Rayn mau-mau saja menuruti perintah cewek itu. Mereka tidak terima ketika geng  mereka dikatai cupu oleh geng lain karena batal melakukan penyerangan.

Sedangkan di tempatnya, Rayn mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. Dia tidak terima saat nama Alexa dibawa-bawa.

"Ga usah bawa-bawa Alexa," ujar Rayn dengan nada tajam.

"Why bruh? Bukannya gara-gara cewek itu lo nelantarin anggota geng lo selama seminggu ini? Bahkan lo ga pernah dateng ke markas buat bahas masalah si pengkhianat itu yang udah berani-beraninya mencemarkan nama baik Lion. Gue bener kan?" tukas Aldrich, salah satu anggota Lion yang cukup berani terhadap Rayn.

"Lo ga usah sok tau tentang urusan gue!"

Menyadari Rayn yang sudah mulai terpancing emosi, Gino pun memilih angkat bicara.

"Enough guys, mending sekarang kita ngomongin masalah Bastian si pengkhianat itu! Gimana pun juga dia sekarang lagi ada di RS gara-gara Rayn dan kita harus buat keluarga dia tutup mulut kalau kalian gamau kita ikutan di-drop out dari Moonlight," tukasnya.

Di antara banyaknya anggota Lion, hanya Gino lah yang tidak pernah melibatkan emosi dalam menyelesaikan masalah. Dia justru kerap kali menjadi penengah ketika diantara teman-temannya ada yang saling berselisih. Sikapnya yang kalem dan dewasa itu menjadi salah satu alasan banyak gadis yang mengejar-ngejar dirinya, namun anehnya tidak ada yang mampu menarik perhatiannya sedikitpun.

"Yang nyerang si Bastian kan Rayn, harusnya yang di-drop out juga Rayn dong. Kenapa juga anggota Lion yang lain harus ikut-ikutan kena D.O?"

Mereka menyadari jika suasana di antara Rayn dan Aldrich semakin memanas. Tidak ada yang berani angkat bicara.

"Lo kalo ga suka sama gue ngomong! Ga usah jadi banci yang beraninya nyindir orang!" tukas Rayn dengan rahang menggertak.

Dari awal dia memang sudah menyadari jika Aldrich tidak suka kepadanya semenjak dirinya berpacaran dengan Alexa.

"Lo mending diem Al, di dalem Lion itu kita menjunjung tinggi rasa setia kawan. Jadi, kalo lo ga punya rasa setia kawan mending lo out dari Lion! Lagian Rayn itu ketua kita, lo harus hormati dia," ujar Gino yang dibenarkan oleh Xender.

"Iya, lagian lo mikir dong kalo Rayn itu ketua Lion, pasti anggota lain juga bakal ikut dibawa-bawa. Lagian apa yang Rayn lakuin bener kok. Pengkhianat kaya Bastian emang pantes dikasih pelajaran."

Anggota Lion yang lain menyetujui ucapan Xender. Sebuah Geng itu ibaratkan anggota tubuh manusia, jika salah satu organ sakit pasti yang lain juga bakal kena imbasnya.

"Okay, i'm sorry. My mistake."

Rayn tak menghiraukan perkataan Aldrich, dirinya memilih memasuki ruang favoritnya yang ada di markas Lion. Dia butuh menenangkan pikirannya yang kacau karena beberapa kejadian yang barusan  dilaluinya, termasuk masalah Alexa.

Sorry udah buat lo cemburu tadi, gue juga cemburu waktu lo ngelarang gue buat nemuin si cupu Bastian. Sikap lo seolah menunjukkan kalo lo ngelindungin dia supaya ga gua hajar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status