Ibunya Susan berjalan tergesa-gesa sambil berteriak, "Susan, ada apa denganmu? Kenapa lambat sekali?""Lambat di mananya? Aku sudah berusaha secepat mungkin.""Bu, kenalkan, ini pacarku, Tobi." Susan langsung memperkenalkan Tobi kepada ibunya.Apa?Pacar?Ibunya Susan tercengang. Putrinya benar-benar membawa pacarnya ke sini.Sebelumnya, saat ibunya menyuruh Susan kencan buta, putrinya menolak dan mengatakan dia sudah punya pacar.Ibunya Susan langsung menyuruhnya membawa pacarnya ke sini.Namun, siapa sangka, putrinya benar-benar membawa pacar ke sini.Dia terhenyak kembali. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Tobi, dia langsung memarahi putrinya, "Susan, apa yang kamu lakukan? Sejak kapan kamu punya pacar?""Kami baru resmi pacaran beberapa hari yang lalu, aku baru saja berencana untuk memberitahumu." Susan takut ketahuan oleh ibunya, jadi dia sengaja mengatakan mereka baru menjalin hubungan beberapa hari yang lalu."Nggak bisa!"Ibunya Susan keberatan, "Aku nggak setuju. Segera akhiri
Tak disangka, Tuan Josef malah berkata, "Bibi, yang datang semua adalah tamu, biarlah dia ikut bergabung."Karena jaraknya tidak terlalu jauh, Josef bisa mendengarnya, bahkan bisa menebak situasinya. Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah masam.Namun, dia tidak memperlihatkannya secara langsung. Diam-diam dia berpikir dalam hatinya.'Asalkan bocah ini nggak menyentuh Susan, aku masih bisa melepaskannya. Kalau nggak, aku pasti akan memberi pelajaran pada bocah miskin ini.'Melihat Tuan Josef telah angkat bicara, ibunya Susan pun tidak mengusir Tobi lagi. Dia hanya menatap tajam Tobi dan memperingatkannya, "Nak, sebaiknya jaga ucapanmu baik-baik. Kalau nggak, aku juga nggak akan segan-segan lagi."Tobi mengangkat bahu tak berdaya, lalu mengikuti mereka.Ibunya Susan buru-buru memperkenalkan putrinya, memuji betapa luar biasa putrinya. Sebaliknya, dia mengatakan Tobi hanya rekan putrinya yang kebetulan bertemu dengannya.Namun, Susan langsung berkata, "Kak Tobi bukan hanya rekanku, Ayah, ke
"Hah? Ini rokok khusus yang diisap oleh tokoh-tokoh besar di Jatra?" ucap ibunya Susan terkejut sembari menyerahkan rokok itu kepada Josef dengan gemetar."Ya, rokok Danhil memang rokok langka dan nggak pernah dijual untuk kalangan luar. Bahkan, orang kaya pun nggak bisa membelinya. Hanya saja, ini sama sekali bukan rokok Danhil yang asli."Josef tidak mengamati rokok itu dengan cermat, lantaran dia sendiri belum pernah mencoba rokok itu, jadi bagaimana dia bisa membedakannya?"Palsu?"Mendengar itu, ibunya Susan langsung memarahinya, "Nak, apa kamu begitu tak tahu malu? Beraninya kamu memberi kami rokok palsu, apalagi di pertemuan pertama seperti ini?""Kamu kira bisa membodohi kami? Seandainya Tuan Josef nggak di sini, mungkin kami sudah ditipu olehmu.""Apa kamu masih mau bilang kamu itu tuan muda di Jatra? Oh ya, margamu Yudistira, 'kan? Jangan-jangan kamu mau bilang kamu itu tuan muda dari Keluarga Yudistira?"Ibunya Susan emosi.Dia tidak tahu kalau kata-kata yang diucapkannya se
Ibunya Susan terlihat cemas, apalagi ini satu-satunya peluang untuk mendapat menantu kaya. Dia bergegas berdiri dan memarahi putrinya, "Cepat berdiri, tuangkan anggur untuk Tuan Josef, lalu minta maaf kepadanya!"Josef tampak tidak senang. Awalnya, dia mengira malam ini akan dilewati dengan santai dan bahagia. Dia juga sangat yakin wanita cantik ini pasti akan jatuh di tangannya malam ini.Tak disangka, gadis ini begitu sulit ditaklukkan. Dia bukan hanya membawa pacarnya ke sini, bahkan mengabaikan rayuan manisnya. Berani sekali dia tidak sopan kepadanya. Benar-benar cari masalah.Kali ini, dia tak kuasa menahan amarahnya lagi.Meski Josef bukan keturunan langsung dari Keluarga Saswito, setidaknya dia juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Keluarga Saswito.Mana mungkin dia membiarkan orang kelas bawah begitu tidak sopan kepadanya?Ibunya Susan menyadari wajah Tuan Josef yang berubah. Dia kembali memarahi putrinya, "Susan, kenapa hanya diam saja? Cepat minta maaf kepada Tuan Josef."
Melihat putrinya tidak menanggapi Josef, ibunya Susan kembali mengomelinya, "Susan, apa lagi yang kamu pertimbangkan?""Tobi hanya seorang karyawan biasa yang ditakdirkan menjadi pencari nafkah sepanjang hidupnya. Kalau kamu bersama dengan pria seperti itu, kalian nggak akan pernah bisa maju.""Sebaliknya, Tuan Josef itu tuan muda berbakat dari Keluarga Saswito. Bukan hanya hebat, dia juga punya kepribadian yang baik. Wanita yang bisa menikah dengannya pasti akan sangat beruntung."Mendengar pujian itu, Josef makin bangga.Menggunakan reputasi Keluarga Saswito memang menguntungkannya. Meskipun dia bukan keturunan langsung Keluarga Saswito, dia juga termasuk kerabat dan punya hubungan darah dengan Keluarga Saswito.Ada sedikit keraguan di hati ayahnya Susan. Sebenarnya dia tidak begitu menyukai Josef, apalagi melihat Josef yang terang-terangan mengancam. Seandainya putrinya menikahinya, mungkin kehidupannya juga tidak akan seindah itu.Terlebih lagi, putra konglomerat yang modelnya sepe
Josef tampak bangga, lalu memandang Tobi dengan tatapan mengejek. 'Bocah ini baru teringat dengan identitasku sebagai tuan muda dari Keluarga Saswito? Dia pasti ketakutan. Sebentar lagi, dia pasti akan berlutut dan memohon ampun.'"Terlambat?""Nggak terlambat sedikit pun!"Tobi tersenyum, lalu berkata, "Kebetulan aku juga kenal salah seorang tuan muda dari Keluarga Saswito. Apa kamu kenal dia?""Panjat sosial?""Tobi, di saat kamu mau mati, kamu masih melakukan ini? Asal kamu tahu, tak peduli siapa yang datang hari ini, nyawamu sudah berakhir. Koneksi yang kamu punya itu pun nggak ada gunanya lagi."Beraninya bajingan ini merebut hati wanita yang disukainya? Bahkan, wanita itu rela berkorban untuknya, bagaimana Josef sanggup menerimanya?Tobi terdiam. Melihat tatapan yang lainnya, bahkan Susan sendiri juga beranggapan dirinya sedang panjat sosial, dia langsung berkata, "Jujur saja, aku kenal Yudi, tuan muda dari Keluarga Saswito. Kamu tahu dia?"Yudi?Bukankah itu putra sulung dari Ke
Memikirkan hal ini, Yudi makin kesal.Tak peduli siapa orang itu, jika dia berani merusak hubungan Tobi dengan keluarganya, Yudi pasti akan membuat nyawanya berakhir nahas.Apalagi, tanpa bantuan Tuan Tobi, Keluarga Saswito sudah pasti akan hancur.Baru-baru ini, Keluarga Saswito tengah dilanda musibah.Adiknya, Lindy Saswito, tak sengaja menyinggung Darel Capaldi, tuan muda Keluarga Capaldi di Jatra, yang mana tuan muda itu juga terkenal dengan sepak terjangnya yang kejam.Keluarga Saswito telah berusaha keras menyelesaikan masalah itu, tetapi Darel tidak hanya menuntut ganti rugi sebesar dua triliun, dia juga meminta Lindy mengikutinya selama sebulan agar wanita itu melayaninya.Mana mungkin Yudi dan ayahnya bisa menyetujui persyaratan seperti itu?Bukan hanya tidak rela mengorbankan Lindy seperti itu, tetapi mengeluarkan ganti rugi sebanyak dua triliun itu ibaratnya mengambil nyawa Keluarga Saswito.Walaupun Keluarga Saswito punya aset triliunan, tetapi aset tetaplah aset, kenyataan
Apalagi, Kak Tobi juga termasuk orang yang sangat baik.Itu sebabnya, dia masih membantu Tobi bicara.Menghadapi cercaan semua orang, Tobi pun angkat bicara, "Siapa bilang aku berpura-pura?""Masih nggak mau ngaku? Bukankah tadi kamu bilang mau telepon? Kenapa sekarang malah pura-pura menjawab telepon? Sepertinya, kamu nggak punya nomornya sama sekali, 'kan?" ucap Josef sambil tersenyum sinis."Berpura-pura?"Tobi menggelengkan kepalanya, lalu lanjut berbicara dengan si penelepon, "Yudi, bagaimana kalau kamu bilang sendiri kepadanya, apa benar aku berpura-pura?"Begitu kata-kata itu keluar, semua orang tersentak.Namun, Josef tertawa terbahak-bahak, lalu berkata dengan suara lantang, "Masih berpura-pura? Oh, jadi maksudmu, yang barusan meneleponmu itu Yudi?""Haha! Lucu sekali, benar-benar!""Apa begitu lucu?" ucap Tobi tak berdaya."Tentu saja. Kamu pikir kamu itu siapa? Yudi meneleponmu? Mana mungkin ada kebetulan seperti itu? Kami baru saja menyuruhmu menelepon Yudi, eh sekarang kam