Share

14. Diizinkan Ibu Menolak Lamaran

Rahayu menatap Katha sambil berkacang pinggang. Kepalanya terus digeleng-gelengkan, sementara Katha nyengir sembari sibuk menarik-narik jas yang dipakai putranya.

“Itu kalau nggak ditutupin, Ibu goreng kamu,” ancam Rahayu. Dia menjatuhkan selang yang sudah mati airnya dan menunjuk rok Katha.

“Bu, lepasin, ih!” bisik Katha sambil terus menarik lengan jas Rabu. Lelaki itu akhirnya mengalah dan merelakan jasnya dipakai Katha.

“Udah ini, Bu. Udah,” ujar Katha usai mengikatkan jas Rabu mengelilingi pinggangnya. “Aku ikut Rabu mendadak, Bu. Dari kantor langsung naik kereta api.”

Rahayu tiba-tiba saja terkekeh. “Eh, Nduk, Ibu masih suka aneh kalau ada yang manggil Rabu dengan panggilan Bu. Apalagi kalau kami ada di tempat yang sama.”

“Aku juga, Bu,” timpal Rabu sembari melirik Katha.

“Ya, gimana, dong? Mau diganti Guntur?” tawar Katha.

“Beledek?” kekeh Rahayu.

Katha langsung tertawa terbahak-bahak, lantas berlari menyongsong R

Dy Robyn

Hai, Obyn lagi di sini. Jangan lupa masukin ceritanya ke dalam rak, ya. Supaya nggak ketinggalan bab-bab terbarunya setiap hari.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status