Share

Chapter 3 - A Memory of the Past

Dua ribu tahun lalu, dalam sejarah dunia terdapat peperangan yang sangat luar biasa mengerikan. Perang yang mengakibatkan para Dewa melawan makhluk membangkang di dunia, dalam konteks nya merupakan Iblis dan Spirit ternoda. Perang ini merebutkan sebuah benda suci bernama, "Holy Grail". Kekuatan cawan ini bisa di bilang cukup mengerikan, cawan suci atau cawan perusak yang akan mengabulkan segala keinginan pemiliknya.

Sebelumnya perperangan ini tidak pernah ada, namun karena ada seorang dewa yang membuat sang penghancur murka. Diakibatkan kerena sang penghancur ini menginginkan membentuk sebuah keterikatan dengan sosok spiritual atau di sebut "Divine Party". Divine Party ini merupakan Kelompok yang berisikan satu makhluk acak yang disukai oleh para Dewa. Maksimal Divine Party hanya berjumlah 3 individu termasuk 1 makhluk acak.

Kenapa harus ada Divine Party? Karena kebosanan yang sangat panjang dari sang penghancur Astaroth. Gadis perusak yang sejarahnya masih diingat dari jaman kuno hingga jaman magis seperti saat Raja Iblis Tirani telah bereinkarnasi.

"Demon Lord Asahi ..." geram Astaroth.

Banyak dewa yang ingin menghentikan Astaroth untuk mengamuk di dunia reinkarnasi. Dunia itu sangat ringkih jadi bisa runtuh jika di serbu kekuatan besar seperti Astaroth. Asahi ingin dunia yang indah dan tentram. Asahi terpaksa melawan Astaroth untuk keselamatan nya sendiri dan keselamatan dunia.

Setelah pertarungan sengit antara kubu Dewa dan kubu Raja Iblis akhirnya Astaroth mulai kuwalahan. Dengan keadaan Asahi yang sudah babak belur dan para Raja Iblis yang ada itu mulai melihat secerah harapan. Harapan itu langsung sirna ketika Astaroth mengeluarkan mata magis nya saat Asahi masih kesulitan bergerak.

"Aku ingin kamu Asahi, Divine Party tidak terbentuk karena dirimu ...!!" gerap Astaroth.

"A- apa yang kau mau dariku ...?" ucap Asahi sambil menahan sakit.

Asahi terengah-engah, tubuhnya terluka parah, tapi tekadnya tetap teguh. Dia menatap mata magis Astaroth dengan keteguhan yang membara. "Aku tidak akan pernah menyerah, Astaroth. Dunia ini tidak akan jatuh ke dalam cengkeramanmu!"

Dengan kekuatan terakhirnya, Asahi melancarkan serangan terakhirnya, memanfaatkan sisa-sisa energinya untuk mengeluarkan serangan terkuatnya. Kilatan cahaya memenuhi ruang pertarungan saat serangan Asahi bertabrakan dengan kekuatan Astaroth.

Namun, bukannya menghancurkan Asahi, serangan itu menghasilkan ledakan besar yang menciptakan keheningan sejenak. Ketika asap meluruh, Asahi berdiri di tempatnya, luka-lukanya telah sembuh, tubuhnya bersinar dengan kekuatan baru yang memancarkan aura yang mempesona.

"Apa yang terjadi padaku?" gumam Asahi, terkejut dengan transformasinya.

Astaroth, yang terduduk lemah di tanah, menatap Asahi dengan pandangan yang berbeda. Dia bisa merasakan kekuatan yang kuat dan murni dari Asahi yang telah mengubah dirinya. "Kamu ... kamu adalah yang kami butuhkan," ucapnya dengan suara yang lemah namun penuh rasa.

Asahi mengulurkan tangannya kepada Astaroth. "Mari kita bersatu, Astaroth. Bersama-sama kita bisa menciptakan dunia yang damai dan harmonis."

Astaroth meraih tangan Asahi dengan gemetar, merasakan kehangatan dan kebaikan yang dia tidak pernah rasakan sebelumnya. Air mata mengalir dari matanya yang membara. "Terima kasih, Asahi. Aku ... aku merindukan cahaya ini."

Mereka berdiri berdampingan, bersatu dalam tujuan yang sama untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan di dunia. Sebuah energi yang memancar dari mereka, menciptakan lingkaran cahaya yang memenuhi ruang pertarungan.

Di tengah gemuruh energi, muncullah Holy Grail, bersinar terang di antara mereka. Sebuah simbol perdamaian dan harapan bagi semua makhluk di dunia.

"Pertarungan kita yang sebenarnya belum berakhir, Asahi. Bersama-sama, kita akan menjaga keharmonisan dunia ini," ucap Astaroth dengan tekad yang baru ditemukan.

Asahi tersenyum, "Kita akan melakukannya bersama-sama, Astaroth. Kita akan menjadi penjaga kedamaian dunia."

Dengan itu, keduanya meraih Holy Grail, meneguhkan ikatan mereka untuk membawa kedamaian dan kebahagiaan kepada semua makhluk di dunia. Dan dengan itu, dunia pun diberkati dengan masa depan yang cerah dan penuh harapan.

Era Magis, Setelah kematian Raja Iblis 2000 tahun lalu ...

Seorang guru bernama Edelina berjalan dan secara kebetulan bertemu seorang iblis di jalan. Dia nampaknya iblis bangsawan yang sedang kebingungan. Edelina pun mendekati iblis itu dan menanyakan apa yang terjadi padanya.

"Ada apa, kamu nampak kebingungan ..." ucap Edelina

"Ah sensei ... tidak, aku hanya mencari seseorang ..." ucap gadis itu.

"Siapa dia ...? bisa jelaskan lebih rinci ...?" ucap Edelina berharap gadis itu menjelaskannya.

"Aku tidak tahu persis ... ingatan ku tentang dia nampak samar ... yang ku tahu dia adalah makhluk paling bengis, kejam dan paling tirani sepanjang masa ..." ucap gadis itu.

Edelina pun terdiam karena mengingat sesuatu di hari sebelumnya. Dia sudah berjanji untuk tidak membeberkan rahasia nya, atau dia akan dalam masalah. Kemudian Edelina meminta gadis itu untuk menjelaskan sedikit karakteristik atau bentuk tubuhnya. Gadis itu hanya menjawab, "Dia adalah cahayaku ..." ucap gadis itu yang membuat Edelina kebingungan.

"Eh ... kalau begitu kita cari di akademi ini saja ... siapa tahu kamu berjumpa dengan orang itu ..." ucap Edelina.

Gadis itu pun mengangguk dan mengikuti Edelina untuk mencari orang yang di inginkan nya itu di akademi. Setelah masuk ke gerbang, mereka berpapasan dengan Guphie yang berjalan dengan Asahi. Edelina berusaha untuk tidak menyapa ataupun menengok kearah Asahi ataupun Guphie. Namun yang mengejutkan, gadis iblis itu berhenti dan menengok kebelakang saat Asahi berjalan di sampingnya.

"Ada apa ...?" ucap Edelina.

"Aku menemukan nya ..." ucap gadis itu.

Gadis itu pun melepaskan gandengan nya dengan Edelina dan mengejar Asahi yang sudah cukup jauh. Kemudian gadis itu melompat dan menyambar tangan Asahi dan merangkulnya dengan erat. Asahi terkejut dan mencoba melepaskan diri dari rangkulan gadis itu dengan lembut pastinya.

"Ada apa ...? kenapa kamu seperti itu ...?" ucap Asahi.

"Eh bukan ... tapi aroma mu ... *sniff *sniff ... sama seperti orang itu ..." ucap gadis itu.

"Kakak ...?" ucap Guphie yang terkejut melihat kakaknya yang tiba tiba datang.

"Guphie ... aku tadi melihat kekasih ku ... dia benar benar seperti cahaya ... tapi saat aku mendekatinya malah menjadi seperti ini ..." ucap gadis itu sambil menunjuk ke Asahi.

Asahi pun menanyakan tentang apa yang dia cari, siapa tahu Asahi bisa membantunya. Kemudian gadis itu memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, "Aku Asta Vendoras ... begini begini kami keturunan langsung dari Raja Iblis August Vendoras ..." ucap gadis itu.

"August ...?" ucap Asahi yang nampak sedikit terkejut.

"Benar benar diluar dugaan ... August Vendoras merupakan putra pertama Raja Iblis Tirani ..." ujar gadis itu.

"Ngapain dijelasin, gua udah tahu ..." gumam Asahi dalam hati.

"Jadi kamu ini nyariin siapa ...? dan tumben banget bangsawan tidak merendahkan murid berseragam putih ..." ujar Asahi.

"Merendahkan rayat biasa akan mencoreng nama baik sang Leluhur TIrani ..." ucap Asta.

"Lalu kamu nyariin siapa ...?" ucap Asahi.

"Aku tidak memiliki ingatan tentang dia ... coba saja ada petunjuk di ingatan ku ..." ucap Asta.

Kemudian Asahi meminta agar Guphie dan Edelina meninggalkan Asahi dan Asta. Dia juga meminta agar membantu Asta mencari orang yang dia maksudkan. Namun Asta saat itu sangat bersikeras kalau orang yang ingin dia temui ada di dekatnya, padahal tidak ada siapapun didekat mereka selain para murid murid biasa.

Asahi pun meminta izin Asta untuk menggali ingatan nya dengan sihir. Dia merentangkan tangan kanan nya kedepan dengan telapak tangan terbuka dan mulai merapalkan sihir untuk menggali ingatan nya.

"Teth ..." ucap Asahi,

Asahi terkejut karena dia memiliki masalalu yang tidak biasa. Yang dilihat Asahi adalah sebuah POV dari Asta yang ingin meraih sebuah cahaya bersama seseorang. Namun wajah orang itu tertutup oleh noda hitam yang pekat jadi tidak bisa terlihat dengan jelas wajahnya.

"Begitu ya ... kalau begitu ... aku ingin tahu nama dari leluhur pendiri ..." ujar Asahi di dalam pikiran Asta.

"Asahi Minobu ..." ujar pikiran Asta.

"Tidak ada yang berubah ... namun, kebetulan sekali ... aku tidak memiliki ingatan apapun tentang sosok yang wajahnya tertutup noda hitam itu ..." gumam Asahi.

Asahi pun melepaskan tangan nya dan menghela nafas karena tidak menemukan jawaban apapun. Asta pun bangun dari tidurnya saat setelah Asahi melepaskan sihir waktu dari dirinya saat itu.

"Ba- bagaimana hasilnya ..." ucap Asahi.

"Kebetulan sekali ... aku tidak memiliki ingatan yang cocok dengan ingatan mu ... jika kamu benar reinkarnasi menjadi keturunan iblis pendiri, seharusnya aku memiliki setidaknya ingatan ingatan kecil ..." ujar Asahi.

"Kenapa begitu ...?" tanya Asta.

"Aku memiliki ingatan tentang 'Grail War' ..." ucap Asahi.

Asta terdiam seribu kata ketika mendengar tentang sesuatu yang disebut 'Grail War'. Dia benar benar mengingat kalau dia berjanji dengan seseorang akan bertemu lagi di dunia saat damai. Namun kini dia melupakan semuanya, itu membuat Asta menangis dan dengan hati yang hancur, Asta jatuh ke lantai dan terduduk di sana, membiarkan kesedihannya menghantamnya dengan kekuatan penuh. Dia menangis sejadi-jadinya, tidak peduli siapa yang melihatnya. Baginya, dunia rasanya begitu gelap dan tak berarti.

"Kenapa kamu menangis ...?" ucap Asahi sambil menepuk pundak Asta.

"Itu hal yang penting ... terimakasih Asahi, aku ... aku ..." ucap Asta sambil tersedu sedu.

"Rileks ... tarik nafas lalu buang ... apa yang terjadi ...? kau mengingat sesuatu ...?" tanya Asahi.

Asta reflek begitu saja memeluk Asahi sambil menangis. Asahi membiarkan dia menangis di pundaknya dan menepuk nepuk punggung nya agar dia berhenti menangis. Namun nampaknya Asta benar benar kecewa dengan dirinya yang melupakan momen penting dan berharga bersama sang kekasihnya.

Dia menangis tanpa henti dan kebetulan Guphie datang bersama Edelina yang sempat melihat Asta menangis. Guphie pun duduk di belakang Asta dan menepuk pundaknya seraya menghiburnya agar dia tidak menangis lagi.

"Sudah kuduga dia adalah sang pendiri ..." seseorang yang nampaknya memperhatikan Asahi dari jauh, namun Asahi tidak menyadarinya.

"Aku harus berjumpa dengan beliau ..." ucap pria itu.

"Jika itu bukan beliau ... apa yang akan kamu lakukan ...?" saut pria disampingnya.

"Aku yakin betul dengan menunjukkan reaksi dari akar sihir ku ... dia adalah sang pendiri ..."

Kemudian dua orang itu pergi dan salah satu orang lain nya menatap mereka kembali dengan tatapan benci. Dia nampak tak percaya kalau dia adalah sang pendiri itu, dia pun nampak menggenggamkan tangan nya dan berekspresi benci sampai kemudian dia pergi dari sana mengikuti dua orang lain nya yang sudah jauh.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status