Share

Opera Sabun

Tiba di apartemen, Yunki sudah ditunggu oleh Pak Ong yang berdiri di depan pintu dengan menggenggam sebuah amplop cokelat. Yunki tampak lega dan mereka langsung menenggelamkan diri dalam ruangan kerja. Sementara Jihye yang masuk aparteman beberapa saat kemudian--karena sang suami tidak menahan liftnya--tampak kebingungan harus bersikap seperti apa. Tangannya masih mengusap-usap kepala, merasa aneh dengan sikap Yunki yang selalu penuh kejutan.

"Apa dia cemburu, Jingoo mengacak rambutku?" monolognya lirih. "Kucing Salju itu kenapa, sih? Benar-benar membuatku bingung, tapi senyumnya kenapa bisa seimut itu, astaga jantungku ... kenapa pula degupnya harus sekencang ini."

Pipi Jihye masih merona ketika Yunki menatapnya dari balik pintu ruang kerja. "Sayang, bisa tolong buatkan sarapan?"

Bisa dibilang Jihye itu memiliki radar kelewat baik, dia dapat menyimpulkan dengan tepat perihal sang suami yang tiba-tiba memanggilnya Sayang.

"Ada siapa, Oppa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status