Share

11. Jangan Dibantah

“Aku laper …” Fika terduduk lelah, dan masih mengenakan pakaian kerjanya. Saking lelahnya, Fika kemudian berbaring di karpet di ruang keluarga. Belum sempat pergi ke kamar, karena terlalu lelah bila harus pergi ke lantai dua. “Capeeek.”

“Ini baru magang, Fikaaa.” Clara menggeleng melihat putrinya. Menghentikan tayangan teve kabelnya terlebih dahulu, kemudian kembali beralih pada Fika. “Belum kerja betulan. Coba lihat papa sama mas Dean, jam segini belum pulang-pulang.”

Fika meringik. Kemudian merebahkan tubuhnya dengan desahan panjang. “Nanti, aku mau jadi ibu rumah tangga aja kalau sudah nikah. Kayak mama, sama mbak Ning. Repot kalau punya bos kayak mas Abi. Nggak jelas banget!”

“Katanya naksir berat,” ledek sang mama. “Katanya suka, katanya—”

“Dia itu nggak jelas banget, Ma!” Setelah mengenal Abi lebih dekat, perasaan kagum Fika yang dulu selalu bergejolak, mulai berubah menjadi rasa kesal. “Kesel aku lama-lama. Suka ngatur-ngatur, suka ikut campur.”

Clara terkekeh, lalu membari
Kanietha

Cerita ini tuh di-setting ringan, tapi ngeselin, karena mas Abi bukan buaya seperti mas Gilang yang ada manis-manisnya ~~~

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
mas Abi emang ngeselin...
goodnovel comment avatar
Isnaeni Karno
akhirnya disini bening.muncul lagi.. kangen sama telaga bening.. si awan masih kanak2 ya disini??
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
timpuk aja mas Abi-nya Fika. gemesh ngerasa dicemburui tapi orangnya datar. lebih ngeselin dari mas triplex yaaak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status