Bab 7: Menemukan Sesuatu Yang Berharga Rendy selalu saja memulai perseteruan setiap bersama-sama dalam satu tempat dengan sahabat-sahabatnya. Adanya persaingan yang ia rasa harus ia menangkan adalah sebab utamanya. Kendati demikian, ia sebenarnya memiliki kepribadian yang cukup rasional dalam berbagai hal. Bahkan ia lebih cocok berprofesi sebagai seorang pebisnis karena kemampuan tawar menawarnya yang lihai. Ia juga kerap mengatakan bahwa ialah yang paling kaya suatu saat nanti. Kembali pada kisah yang saat ini sedang mereka hadapi sebagai team Sang Penjelajah Malam. Kini mereka sudah memiliki banyak subscriber dan hanya tinggal beberapa ratus lagi maka jumlahnya akan mencapai jutaan. Pagi ini Kang Arya mengumpulkan semua sahabatnya itu ke rumahnya, seperti biasa. Sepertinya akan mengadakan penjelajahan lagi untuk mencari konten lagi. Semua harus datang setelah Ashar, dan sebelum itu mereka sudah harus menyelesaikan semua pekerjaan masing-masing. Waktu telah menunjukkan pukul tig
Bab 8: Penampakan Perempuan di Warung Selepas sholat Maghrib, merekapun beranjak untuk mencari makanan. Mengisi tenaga setelah terkuras karena seharian bekerja itu. Malam ini Putra yang paling sumringah karena ia memiliki nafsu makan paling besar diantara semuanya. Jelas saja karena dialah yang paling subur diantara rekan-rekan lainnya dan di hadapannya telah tersaji makanan yang membuatnya menelan saliva berkali-kali. Kang Arya sedari awal sudah menjadi leader team Penjelajah Malam merasa sangat bertanggung jawab dengan segala tindakan dan pengambilan keputusan yang mereka buat. Sampai masalah makanan juga tak lepas dari tanggungannya. Setelah sholat di masjid dekat rumah Kang Arya, merekapun makan malam bersama di warung pinggiran atau istilah dalam daerahnya disebut angkringan. Biasanya mereka mencari yang buka tengah malam karena banyak karyawan dan penghuni kos biasa mangkal. "Kita makan di warung penyetan Bu Surya," ajak Kang Arya pada keempat lainnya. Saat ini mereka mema
Bab 9: Penampakan di Tempat Kejadian Kecelakaan Tubuh Ryan sampai berkeringat dingin, wajahnyapun terlihat sedikit pucat. Hari ini tak ada yang menyangka akan ada kejadian naas si pemakai jalan yang menjadi korban tabrakan itu. Meskipun pelakunya saat ini sedang dibawa ke kantor polisi terdekat untuk diinterogasi lebih lanjut. Ryan yang sedang melihat hasil potretannya melihat kosong ke arah benda pipih itu. Dari situlah ketiga lainnya menanyakan apa yang ia lihat sampai ketakutan seperti itu. Deny yang pertama kali sampai melongok didekat Ryan. Ia masih belum paham apa yang membuat Ryan sebegitu kagetnya. Ia bahkan sampai mengeraskan suaranya tadi dan nyaris membuat kegaduhan. Putrapun tak kalah ingin tahu, sehingga tak lama iapun menyulut pertanyaan penyebab Ryan seperti itu. "Kamu ini melihat apa sih sampai panik seperti itu?" tanya Putra dimana kini mereka saling memperhatikan satu sama lain. Termasuk Kak Arya yang juga ingin jawaban dari Ryan. "Ak_u lihat ada penampakan hant
Bab 10: Tugas Pencarian Oleh Kang Arya Kang Arya merasa ada yang perlu ia selidiki, sehingga iapun berkeinginan untuk kembali ke rumah Rendy. Maka seperti meneladani etika masyarakat, iapun meminta ijin Pak Ndan seraya berucap kalimat pertanyaan, "Jadi Rendy pergi begitu selesai sholat Isya' Pak?""Benar, setelah itu dia pergi ke arah Timur." Begitu ucap Pak Ndan yang membuatnya seketika langsung buru-buru menta'dzim beliau."Terimakasih ya Pak, saya dan teman-teman mau berkabar. Sepertinya saya punya firasat kalau dia masih ada di kota ini." Kang Arya mengambil motornya setelah mengucapkan salam pada lelaki paruh baya itu. Namun saat ia hendak memutar arah kemudinya, ada perempuan yang menyapanya dan berjalan kearahnya."Loh, Mas Arya kan?" Sapa satu suara yang ternyata milik Putri. Rupanya ia baru saja selesai mengajar di Masjid."Loh, ini kan temannya Rendy?" salam Kang Arya yang telah sejak lama mengetahui satu cerita di masa lalu Rendy. Waktu yang berlalu sangat cepat, membua
Bab 11: Bertemu Dengan Korban Kecelakaan Rendy mendatangi rumah sakit karena merasa mengenal penabraknya adalah orang yang ia bayar untuk mencari tahu siapa saja kompetitornya dalam memperebutkan hati sang pujaan hati bernama Rinda. Kang Arya memang sangat peka dengan apapun yang rekan satu teamnya itu perbuat. Karena dari masih kecil mereka selalu saja bersama-sama kan. Rendy datang, tapi ia menuju ke Masjid dan menemui Putri. Disana iapun mulai terbuka dan menceritakan sebagian besar kejadian pada waktu itu. Kang Arya tak segera mengejar Rendy, tapi ia malah menuju ke sebuah panti sosial. Kang Arya sedang ikhtiar untuk memperbanyak sedekah. Ia merasa segala yang terjadi pada rekan-rekannya tak lepas dari tulah yang mungkin saja mereka harus bersihkan dengan ibadah. Baginya sedekah adalah salah satu upaya untuk membayar tulah buruk yang ikut bersama mereka. Disana Kang Arya melihat satu sosok yang tak mungkin ia acuhkan. Karena ia adalah Rinda, sang pujaan hatinya. Rinda saat i
Bab 12: Kejadian Aneh Semalam Kang Aryapun memberi kabar pada ketiga lainnya karena semakin lama mereka merasakan ketakutan. Begitu beragam cerita mistis yang nampaknya bukan hanya dialami oleh Rendy dan Ryan, pun juga oleh Putra dan Deny. Siang itu mereka yang mendengar kabar terbaru dari Rendy berinisiatif untuk bersama-sama mencari Kang Arya. Kang Aryapun mengumpulkan mereka di Masjid. Kepada Kang Arya mereka berdua mengungkapkan kalau semalam mereka mengalami sleep paralysis atau istilah awamnya ketindihan. Sebuah kejadian yang biasanya dialami jika melakukan hal-hal yang mengundang datangnya gangguan dari mereka yang telah berbeda alam. Meskipun secara medis hal itu tak berkaitan langsung dengan hal-hal mistis. Awal mulanya Ryan melihat sosok dalam kamera ponselnya, dan di malam yang sama Ryan mimpi tentang lebih banyak lagi makhluk yang serupa dengan sosok yang sempat ia ambil fotonya saat terjadi kecelakaan itu. "Semalam apakah kalian bermimpi yang aneh-aneh?" tanya Kang
Bab 13: Perbedaan Pendapat Yang Tak Kunjung Usai Kang Arya mengeryitkan dahinya sambil menepuk-nepuk pundak Rendy sambil berujar, "Kamu ini belum paham atau bagaiamana sih sebenarnya. Tadi kan sudah kau dengar sendiri Pak Ndan bilang apa? atau ada sesuatu yang kau simpan?!" Kang Arya melihat ada satu hal yang Rendy tengah sembunyikan dan tampaknya sangat penting baginya. "Ayo, ngomong saja jangan kamu rahasiakan pada kami. Kenapa kamu jadi tidak memperhatikan bahasan kita tadi?" sambung Ryan membela Kang Arya. "Sumpah demi Alloh, aku nggak ada rahasia sama kalian. Okey, aku salah tapi ini murni untuk kebaikan kalian juga." Begitu Rendy beralasan sambil mengisyaratkan agar semuanya menghentikan interogasi itu, dengan kedua telapak tangannya yang ia ayunkan. Rendy yang seenaknya mengatakan hal itu, seperti tidak akan ada masalah saja. Padahal ia juga telah mendapatkan penglihatan yang membuat dirinya ketakutan sampai pingsan di rumah sakit. Putri yang juga hendak menuju ke rumah R
Bab 14: Salah Arah di Perjalanan Pulang Baru saja mereka merasa sedikit tenang dan jadi lebih berani, ada saja masalah yang datang. Segala arahan dan do'a yang mereka dapatkan tadi sempat membuat nyali mereka kembali. Tapi karena satu hal ini, nyali mereka jadi ciut."Jadi bagaimana rencana kalian?" tanya Pak Rustam pada Kang Arya, Rendy, Ryan, Putra dan Deny saling berurutan."Kami manut saja sama Bapak, toh kami ini jauh-jauh kesini juga karena butuh bantuan dari Bapak." Kang Arya memulai jawaban itu."Betul itu, tadinya kami dilarang keluar rumah ba'da Maghrib sama Pak Ndan, ustadz di Masjid dekat rumah kami." Kali ini Putra yang menjelaskan maksud dibalik larangan Pak Ustadz yang tadinya melarang mereka untuk bepergian."Tapi kami tetap berusaha mendatangi tempat Bapak, jadi kami sudah tidak bisa lagi memikirkan cara lain," Ryan menambahi."Kami akan kembali ke tempat itu, dan berharap saat ini ada solusi dari Bapak," lanjut Deny."Kalau saya sih, yang mana yang terbaik saja," tut