Share

2. Polos 2

Tari sedikit curiga karena melihat Andrian yang rambutnya basah. Dia menundukkan pandangan, mengamati seluruh tubuhnya. Beruntung semua pakaiannya masih lengkap dan utuh, jilbab pun masih rapi tidak berantakan. Artinya tidak terjadi apa pun semalam dengan mereka berdua. Si gadis pun tersenyum lega. Lalu, Tari menatap bosnya dan berkata, "Pak, bagaimana saya bisa tidur di sini?"

"Kenapa? Tidur di mana pun nggak masalah, 'kan?" Andrian mendekat pada Tari, dia masih belum mengenakan pakaian atasnya. Namun, sudah memakai celana pendek. Dalam hati ingin mengerjai gadis polos itu.

"Bukan begitu, Pak." Tari segera turun dari ranjang Andrian dengan cepat dia membuka pintu kamar. Saat itu ada salah satu orang yang sudah menunggu di depan. Bisa jadi, orang tersebut adalah rekan kerja bosnya. Tari tak menghiraukan kehadiran orang tersebut, dia langsung masuk kamar di sebelahnya.

Mungkin kejadian itulah yang membuat Tari saat ini didatangi oleh salah satu perempuan Andrian. Sial sekali nasibnya. Memiliki bos yang suka main perempuan dan memiliki reputasi buruk.

"Eh, kenapa malah melamun?" kata perempuan yang sempat memarahi Tari tadi.

"Ingat, jangan pernah menggoda Andri! Jika, aku masih mendengar kabar bahwa kamu mendekatinya, maka lihat apa yang akan aku lakukan untukmu!" Perempuan yang bernama Nurulita Agustina itu menggebrak meja kerja Tari. Gadis itu terperanjat dengan suara keras yang ditimbulkan.

"Astagfirullah," ucap Tari. Kedua tangannya terangkat saking kerasnya gebrakan yang dilakukan Nurulita.

Kejadian itu terlihat oleh Andrian, dia yang tanpa sengaja ingin menemui Tari terlonjak kaget saat melihat wanitanya seperti itu. "Lita! Apa-apaan kamu? Sedang apa kamu di sini?" Suaranya keras, menggelegar.

Mencintai wanita di depannya, bukan berarti Andrian tidak berani memarahi. Dia akan tetap bertindak tegas pada siapa pun yang dirasa bersalah.

Lita menoleh pada Andrian, lalu beralih pada Tari. Dia memberikan tatapan membunuh pada sekretaris itu. "Aku cuma memperingatkan dia agar tidak menggodamu. Apa salah? Jangan sampai terlibat skandal dengan sekretaris sendiri. Malu-maluin."

"Salah! Kamu nggak berhak mengintimidasi karyawan di sini. Mereka adalah tangung jawabku di saat jam kerja. Ingat itu!" Andrian menarik paksa tangan Lita agar keluar dari ruangan Tari. Sebagian hati lelaki itu ada yang teriris saat melihat embun di mata bening sang sekretaris.

"Apa sih, Mas? Lepas! Aku cuma ngasih peringatan saja. Lagian ngapain, sih, bawa-bawa perempuan seperti itu keluar kota. Apa aku dan Mbak Nina tidak menarik lagi sampai Mas bawa sekretaris ganjen itu." Mulut Lita terus saja mengomel tanpa rem membuat kepala Andrian nyut-nyutan.

Lelaki itu berbalik dan memberikan tatapan paling mengerikan pada istri keduanya. "Diam! Jaga mulutmu. Nggak semua perempuan yang aku ajak keluar kota menawarkan dirinya sepertimu."

Diam seribu bahasa adalah hal paling tepat saat ini. Lita sadar, perkataannya sudah keterlaluan. Namun, mau bagaimana lagi. Perempuan itu sangat takut kehilangan Andrian.

Sang suami pergi begitu saja. Istri pertamanya saja tidak pernah melarang atau mencampuri urusan pekerjaan Andrian, lalu mengapa Lita sangat lancang dengan memarahi sekretaris yang masih polos itu.

"Mas tunggu!" Lita berusaha mengejar langkah suaminya yang tergesa ke ruangan. Namun, setelah sampai di depan pintu Andrian. Keningnya terantuk daun pintu yang sengaja ditutup keras.

"Aduh!" Lita meringis ketika rasa sakit menghantam keningnya. Dia membuka pintu ruangan Andrian dengan perasaan jengkel.

"Apa istimewanya sekretarismu itu sampai-sampai membuatmu marah seperti ini? Apa dia sudah memberikan keperawanannya padamu? Jawab, Mas!"

"Susah ngomong sama orang yang selalu curigaan. Kamu pikir semua perempuan itu bisa dengan mudah menyerahkan mahkotanya untukku? Kalau kedatanganmu cuma buat bahas masalah ini. Pulang saja, aku sangat sibuk hari ini." Andrian menunjuk ke arah pintu.

"Jadi kamu lebih membela sekretaris itu daripada istrimu sendiri?"

"Keluar dari ruangan ini!" Sekali lagi Andrian mengeluarkan suara keras.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafii Salleh
terbaik hebat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status