Share

Bab 2. Dinodai

"Jangan ... pergi kau lelaki hidung belang!" Kanaya berteriak ketika lelaki itu menekan tubuh nya di atas kasur lalu itu menatapnya seperti elang yang siap memangsa.

Kanaya tahu saat ini dia terjebak dalam situasi yang sangat menakutkan, ia berusaha sekuat tenaga melawan lelaki yang ada di hadapannya, berusaha sekuat tenang untuk pergi dari kamar itu. Namun, tenaga Kanaya kalah kuat, lelaki itu terus menguasai Kanaya.

Kanaya melebarkan bola matanya saat pria itu mencium bibirnya dengan paksa, melumatnya hingga Kanaya hampir kehabisan nafas bahkan kini tangan pria itu tak tinggal diam. Ia menelusuri lekuk tubuh Kanaya dan dengan lincah membuka baju Kanaya hingga polos tanpa sehelai benang pun.

"Tuan apa yang Anda lakukan? ini tindak asusila saya bisa melaporkan Anda!" ucap Kanaya dengan suara bergetar karena ketakutan.

"Diam dan bantu aku!" suara bariton pria itu semakin membuat Kanaya ketakutan bukan main.

Pria itu dengan kasar menjamah tubuh Kanaya demi menuntaskan hasratnya, jerit tangis Kanaya bahkan tak di hiraukan ia terus melakukan penyatuan paksa yang membuat Kanaya merasa sedang berada di neraka dunia.

Untung tak dapat di sentuh malang tak dapat di tukar. Niat hati kabur dari pernikahan paksa demi menyelamatkan masa depan karena tidak ingin dinikahi pria yang sudah beristri, ia malah dinodai oleh orang tak di kenal dan tentu saja masa depannya tak bisa di selamatkan.

Luruh air mata Kanaya mengiringi kesakitan di tubuhnya, pria itu terus menghentakkan Kanaya hingga akhirnya Kanaya tak sadarkan diri.

"Aaaahk ...."

Pria itu mengerang saat melakukan pelepasan, ia menggulingkan tubuhnya di sebelah tubuh Kanaya dengan nafas tersengal-sengal. Tidak lama kemudian, pria itu terlelap.

Satu jam berlalu, Pria terperanjat bangun dengan kesal. Bagaimana bisa seorang Salman Alfarizi, pengusaha sukses yang namanya sering disebut-sebut dan dibicarakan oleh para pengusaha lain karena kemampuannya, terkena jebakan murahan.

"Ah, shit! Siapa perempuan ini? Dia pingsan?" gumam lelaki itu seraya beranjak dan memungut pakaiannya yang berserakan dilantai.

Saat menyibak selimut, Salman melihat bercak darah di seprai, "Darah? Dia masih perawan?!"

Salman lantas memakai pakaiannya kembali lalu memakaikan pakaian Kanaya juga. Ia duduk di ujung ranjang, memegang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit.

"Siapa yang berani menjebakku?"

Salman mencoba menghubungi temannya yang seorang dokter untuk membangunkan wanita yang telah Ia nodai. Namun, karena sudah tengah malam bahkan hampir pagi temannya itu tidak mengangkat panggilan telepon darinya.

Salman berjalan keluar kamar dan Ia baru menyadari jika ia memasuki kamar yang salah setelah melihat nomor di pintu kamar, Salman mengusap kasar wajahnya lalu kembali melihat Kanaya yang masih terpejam di atas tempat tidur.

Berarti ini bukan kesalahannya, aku yang salah masuk kamar.

"Aku akan memberimu kompensasi atas semua yang telah aku lakukan karena ketidaksengajaan ini," ucap Salman, walaupun ia tahu bahwa gadis itu tidak mungkin mendengarnya.

Salman berjalan keluar kamar menuju lobi hotel sambil terus menelpon nomor sahabatnya yang merupakan seorang dokter. Setelah puluhan panggilan telepon yang di lakukan oleh Salman akhirnya sahabatnya pun mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Hallo, kenapa kau menganggu istirahat ku, Pak Duda?" tanya Samuel yang mengangkat panggilan telepon dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Kau seorang dokter kenapa tidurmu seperti mayat! bagaimana kalau ada pasien yang membutuhkanmu?" tanya Salman dengan nada sedikit emosi.

"Aku dokter umum dan tugasku tidak menangani pasien gawat darurat, ada apa kau meneleponku berkali-kali, apa kau tak melihat sekarang jam berapa?" tanya Samuel.

"Jangan banyak tanya, aku butuh bantuanmu sekarang. Datang kesini dan bawa obat-obatan, aku akan kirim share location!" ucap Salman lalu mematikan panggilan teleponnya.

Salman menunggu di lobi hotel, beberapa jam kemudian Samuel pun datang dan menghampiri Duda tampan tersebut. Samuel menyipitkan pandangannya kearah Salman karena melihat sahabatnya itu salah mengancingkan baju.

"Apa yang kau lakukan di hotel ini sampai kau salah mengancingkan baju?" tanya Samuel.

"Aku menghabiskan malam dengan seorang gadis karena dijebak oleh obat perangsang," ucap Salman menjelaskan pada sahabatnya.

"Apa? bagaimana itu bisa terjadi dan siapa yang menjebakmu?" tanya Samuel terkejut.

"Aku juga belum tahu siapa yang menjebakku. Aku menghadiri pesta klien di hotel ini. Tiba-tiba tubuhku merasakan reaksi yang aneh, aku sadar dan segera pesan kamar. Namun sial, aku salah masuk kamar dan menodai seorang gadis. Sekarang gadis itu tidak sadarkan diri," jelas Salman pada Samuel.

Dua lelaki tampan itu pun bergegas kembali ke kamar hotel yang tadi, tetapi saat masuk ke dalam kamar tersebut wanita yang baru saja Salman nodai sudah tidak ada.

Salman menghempaskan selimut hingga jatuh kelantai dan membuat Samuel melebarkan bola matanya saat melihat darah mulai mengering di sana, lalu Salman membuka pintu kamar mandi mencari keberadaan gadis itu, tetapi tak di temukan.

"Kemana perginya gadis itu? Aku tidak ingin punya hutang budi," ucap Salman.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status