"Lady Mikaila, tunggu ada yang ingin saya bicarakan dengan anda," ucap seorang gadis berjalan cepat menghampiri Mikaila.
Mikaila menghentikan langkahnya, ia berbalik dan melihat Lady Serena yang tengah berjalan cepat kearahnya.
"Ada apa Lady Serena? Adakah yang bisa saya bantu?" tanyanya sedikit bingung.
"Eum ini Lady, saya ingin bertanya, bolehkah anda merancang gaun khusus untuk pesta ulang tahun saya nanti? Maaf apabila ini terdengar tidak sopan, akan tetapi saya benar-benar menyukai gaun rancangan anda." Lady Serena berkata malu-malu, wanita cantik itu menundukkan wajahnya, tak berani menatap Mikaila.
Sedangkan Mikaila hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Well, Lady Serena keuntungan apa yang saya dapatkan setelah merancang gaun khusus untuk anda?" tanya Mikaila sekali lagi.
Baik, katakanlah Mikaila perhitungan. Akan tetapi bukankah di dunia ini harus selalu ada timbal balik? Mikaila tidak mau rugi dan membuang waktun
Mikaila segera keluar dari Mansion keluarga Deorwine. Saat dia keluar, dia sudah melihat Xavier yang menantinya.Well, tidak disangka seorang Grand Duke kejam dan yang paling ditakuti di kerajaan ini akan dengan rela menunggu dan mengantar-jemputnya seperti ini.Sebenarnya Mikaila juga tau, bahwa jika bukan karena rencana mereka, Xavier tidak mau repot-repot melakukan hal seperti ini."Salam yang mulia Grand Duke Acherron yang terhormat, semoga Dewi cahaya selalu memberkati anda," salam Mikaila ala Lady.Xavier segera membalas salam Mikaila tersebut. Lalu kemudian Xavier segera menyuruh Mikaila untuk masuk ke dalam kereta kudanya.Tak lama setelah itu, kereta kuda pun berjalan menuju Mansion Arundell."Oh ya, Grand Duke Xavier menurutmu bagaimana tentang pangeran kedua?" tanya Mikaila pada Xavier. Dia sengaja bertanya seperti itu, karena yang dia dengar Grand Duke Acherron
Anhard tersenyum manis kala melihat kedatangan dua orang yang tidak dia sangka-sangka, dua orang yang muncul secara tiba-tiba begitu saja padahal ia tidak mengundangnya sama sekali."Lady Mikaila, Grand Duke Acherron saya tidak menyangka dengan kedatangan tiba-tiba kalian kemari," ucap Anhard dengan nada ramah. lelaki tampan itu duduk di bangku kebesarannya."Silakan duduk," katanya sekali lagi pada mereka.Ya, memang semenjak diberikan tanda khusus untuk masuk ke ruang milik Anhard kapan saja, Mikaila jadi sering bertemu dengan penyihir agung tersebut."Langsung ke intinya saja, saya rasa tujuan kita sama dan musuh kita sama, jadi saya ingin kita bertiga berkerja sama untuk menghancurkan mereka." Mikaila berkata dengan datar, matanya menatap lurus pada Anhard."Saya harap tidak ada yang protes, toh lagipula ini untuk keuntungan kalian sendiri, bukan?" lanjutnya sekali lagi.Anhard hanya mengangguk tanda setuju, sedan
Mikaila menatap dirinya di cermin, dia telah menggenakan gaun yang baru saja dikirimkan oleh Tuan Madelvine kemarin.Hari ini adalah hari ulang tahun Sang Ratu, semua bangsawan diundang ke istana untuk memeriahkan pesta, dan yang pastinya hari ini pangeran kedua akan pulang dari masa pelatihan.Dia sudah berdandan diri begitu cantik, menggenakan gaun berwarna putih yang sangat indah, sangat cocok dengan kulitnya yang sangat putih. Rambutnya sengaja dia reka untuk memperindah penampilannya.Mikaila akan datang ke pesta hari ini bersama Xavier, karena saat acara pertemuan seminggu lalu mereka berdua telah sepakat bahwa mereka akan pergi ke pesta ulang tahun ratu bersama.Jika dulu Mikaila selalu merengek untuk meminta dijemput oleh putra mahkota, maka kali ini tidak lagi. Dia tidak akan melakukan hal gila hanya untuk lelaki itu.Sampai sekarang, Mikaila tidak akan pernah lupa bagaimana tatapan putra mahkota terhadapnya. Putra
"Saya sama sekali tidak bercanda yang Mulia, semua orang yang menyaksikan ini menjadi saksi, bahwa saya Mikaila Arundell memutuskan untuk membatalkan pertunangan dengan anda yang mulia putra mahkota Carlos Aldrick de Valcke," ucap Mikaila lantang.Mendengar ucapan Mikaila yang semakin lantang, membuat semua para bangsawan yang ada di sana, terkaget. Suasana menjadi semakin ricuh seketika, para bangsawan pun mulai berbisik-bisik semakin keras.Carlos menatap Mikaila tajam. "Sudah aku bilang jangan bertindak kekanak-kanakan Mikaila, dari dulu kau tidak pernah berubah sama sekali. Selalu berpikir pendek dan suka bercanda." Lelaki itu berbicara tak kalah lantang.Mikaila tersenyum sinis. "Yang mulia, apakah anda memiliki gangguan otak dan pendengaran? Bukankah saya sudah berbicara dengan jelas bahwa saya ingin pertunangan kita dibatalkan, dan anda juga sudah menyalahi peraturan istana yang ada." Gadis cantik beriris biru itu memandang Carlos
Setelah permasalahan pembatalan pertunangan tadi, Carlos dan Helena langsung di bawa ke ruang kurungan.Citra Carlos sebagai putra mahkota hampir rusak karena perselingkuhannya dengan Helena.Sedangkan untuk Helena sendiri, tidak ada yang menyangka bahwa gadis yang terlihat polos dan lugu telah menjatuhkan harga dirinya demi pria yang sudah memiliki tunangan resmi.Acara pesta ulang tahun Ratu kembali di lanjutkan, Mikaila duduk dengan tenang di sebuah bangku yang sudah tersedia. Di sebelahnya ada Serena yang juga tengah duduk dengan tenang."Lady Mikaila, kau benar-benar luar biasa! Kau menjadi idolaku saat ini! Aku ingin menjadi wanita yang hebat sepertimu!" Serena berkata dengan gemas, tingkah Mikaila yang begitu hebat dalam menangkap pasangan yang berselingkuh membuat Serena terpukau dengan tingkah Mikaila yang menurutnya sangat keren.Mikaila tidak menjawab, dia hanya memasang wajah tanpa ekspresinya dan tidak menanggap
Mikaila langsung masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah Xavier janjikan sebelum berangkat. Ruangan itu adalah ruangan rahasia khusus milik pangeran kedua.Setelah selesai berdansa dengan Casis barusan dia segera kabur, karena pria aneh itu terus melayangkan guyonan-guyonan garing dan rayuan-rayuan receh. Hal itu, membuat Mikaila lama-lama muak sendiri saat bersama Casis.Dia kini memakai tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya.Gadis cantik itu langsung saja masuk ke dalam ruangan tersebut.Saat dia masuk, dia sudah melihat 3 orang pria tampan yang duduk dan menunggunya.Awalnya dia merasa kaget, dia pikir Xavier hanya akan melibatkan Leonard saja, akan tetapi kali ini pun ternyata Xavier mengundang Anhard ke sini.Mikaila sendiri tak paham, mengapa tiba-tiba ada Anhard ada di sini."Salam kepada yang mulia pangeran kedua kerajaan, sang cahaya matahari kerajaan, salam kepada yang mu
Mikaila menyambut pagi dengan perasaan yang sangat bahagia, bukan karena alasan, dia bahagia karena dia sudah berhasil melepaskan statusnya sebagai putri mahkota. Jika gadis-gadis bangsawan lain mungkin akan sangat sedih karena lepas dari posisi putri mahkota. Maka, Mikaila berbeda. Mikaila sangat berbahagia karena itu artinya dia sudah terbebas dari Carlos.Sebenarnya, dari dulu Mikaila sudah merencanakan pembatalan hubungannya dengan Carlos dengan cara seperti ini, dia ingin Carlos mendapatkan rasa malu dan hukuman sekaligus.Jika Mikaila membatalkan hubungan pertunangan mereka begitu saja, tanpa ada acara-acara besar seperti pesta ulang tahun ratu kemarin, maka Mikaila sangat yakin bahwa Carlos akan begitu bebas dan mendapatkan ketenangan. Dia tidak ingin Carlos seperti itu, ia ingin semua rakyat kerajaan Valcke tau tabiat busuk Carlos yang sebenarnya. Ia ingin Carlos di benci oleh banyak orang, sebagaimana orang-orang membenc
Mikaila pergi ke menara sihir, kali ini dia memiliki urusan dengan Anhard—penyihir agung.Dia berjalan dengan langkah anggun, karena orang-orang di sini sudah terlalu sering melihat Mikaila, jadi mereka membiarkan Mikaila masuk dengan bebas.Gadis cantik berambut pirang itu, masuk ke dalam suatu ruangan yang sudah biasa dia datangi saat bertemu dengan Anhard.Saat dia masuk, dia tidak menemukan siapapun. Aneh sekali, padahal sebelumnya mereka telah saling mengabari melalui alat sihir.Dan biasanya, Anhard akan selalu menunggunya di sini. Akan tetapi sekarang ... Anhard tidak ada di sini, kemana Anhard sebenarnya?"Tuan Anhard, anda di mana?" panggil Mikaila, berharap Anhard menyahutinya, akan tetapi nihil, dia tidak mendengar jawaban dari Anhard sama sekali.Mikaila terus melangkah masuk, dia memperhatikan sekitar, berharap menemukan Anhard di sini. Akan tetapi, lagi-lagi dia tidak menemukan Anhard.