Lobby Mall Fantastic
“Saya turun disini saja ya, Pak, nanti saya telepon kalau sudah mau pulang” Ucapku pada pak Doni supir pribadiku.
“Baik Non Jenny” Jawab Pak Doni sopan.
Baru pukul 10.45 sekarang, aku langsung saja menuju kafe Wonderful, sesampainya di pintu masuk kafe aku melihat keributan yang terjadi di seberang kafe yaitu di toko Beautiful Rose, Aku bukan tipe orang yang senang ikut campur dengan urusan orang lain sampai akhirnya ku dengar teriakan seorang wanita yang ku kenal, Anastasia.
Segera aku hampiri Anastasia yang tengah diseret oleh petugas toko.
“Lepaskan dia” Ucapku menghadang petugas toko.
Cecil dan Soraya berbalik menatapku dengan pandangan tidak suka.
“Sang Penyelamat datang, Hey Jenny, kau tidak usah ikut campur, kau hanya parasit yang mengikuti Stefany di kampus, tidak usah merasa bangga kau bisa setiap saat menempeli Stefany, ini bukan di kampus” Cibir Cecilia, Cecil tidak menyukai Jenny karena cemburu bisa berteman dengan Stefany.
“Jadi ini benalu lainnya yang kau ceritakan padaku? “ Timpal Soraya
“Jangan merasa kau hebat karena setiap hari bisa bersama dengan Stefany, tanpa Stefany, kau hanya gadis biasa, tak beda dengan benalu ini” tambah Soraya sambil menunjuk hidung Anastasia.
“Ada apa ini?” Tanyaku pada Anastasia tanpa menghiraukan ocehan kedua nenek lampir.
“Aku diusir oleh Manajer hanya karena ingin melihat-lihat baju disini” Jawab Anastasia hampir menangis. Ku lirik manager toko dengan tatapan bermusuhan.
“Mohon maaf Nona, teman Anda mengganggu pelanggan lain dengan menimbulkan keributan” Jawab Manajer toko.
“Cecil dan Soraya yang pertama mencari masalah denganku” Ucap Anastasia.
“Kalau begitu, kenapa kau tidak mengusir mereka berdua juga?” Tanyaku, walau sebenarnya aku mengetahui alasan Manajer toko tidak mengusir Cecil dan Soraya dan hanya mengusir Anastasia.
“Tolong nona jangan memperburuk situasi, silakan Anda berdua keluar” Pinta Manager toko kepadaku dan Anastasia.
“Kau mengusirku?” Tanyaku marah pada Manager toko.
“Pergi sana, ajak teman gembelmu ini sekalian, pakaianmu memang bagus Jenny, namun aku kira itu hanya produk KW bukan merek asli” ucap Cecil sangat senang bisa mempermalukanku dan Anastasia.
“Aku bertaruh, kamu tidak akan bisa membeli sepotong baju pun disini!” tantang Soraya.
“Kalau aku bisa?” tantang ku.
“3 Gaun, kalau kau bisa membeli 3 gaun di sini, aku akan bersujud padamu” Ucap Cecilia sombong, dia yakin Jenny tidak akan sanggup membeli 3 gaun disini, kalau hanya sepotong baju casual, Cecil yakin Jenny mampu membelinya, namun untuk gaun, hanya gadis keturunan konglomerat yang akan membeli 3 gaun di toko ini.
Gaun di toko ini terkenal dengan gaun paling indah buatan desainer ternama, harga gaun di toko ini tidak ada yang kurang dari 500 ribu dolar.
Aku tersenyum, kemudian mengeluarkan kartu Black Card-ku, lalu aku lempar tepat ke muka Cecilia, setelah menghantam wajah Cecillia, Black Card-ku jatuh ke lantai. Semua orang terpana melihat Black Card tergeletak di lantai.
Hanya orang-orang istimewa yang memilikinya karena harus melakukan transaksi atau pengeluaran selama setahun sekitar 3,7 miliar! Hanya beberapa orang saja di negeri ini yang memiliki Black Card.
“Sebagai pemegang kartu Black Card, saya akan menggunakan privilege untuk mengosongkan toko ini dalam waktu 10 menit, saya hanya ingin berbelanja bersama teman saya.” Ucapku dengan senyum kemenangan.
Manager toko beku di tempat, dia tahu apa itu Black Card, sedangkan Cecil meradang, pipinya merah terkena tamparan Black Card-ku. Sebelum Cecil menumpahkan kemarahannya Manager toko menghadang Cecil.
“Bawa kedua gadis ini keluar” Ucapnya pada pegawai toko,
“Tunggu! Kau tidak lupa perkataanmu yang tadi bukan? Aku akan membeli sedikitnya 20 gaun di toko ini, Bersujud padaku!” Ku tatap Cecil yang sedang menatapku tak percaya.
“Aku tidak sudi” Cecil berteriak.
“Iblis Jalang memang tidak pernah menepati janjinya” Ucapku dingin.
Cecil dan Soraya pun diseret keluar dengan umpatan-umpatan kasar yang mereka lontarkan.
“Nona mohon maaf atas kekacauan tadi, mohon tunggu sebentar selagi saya mengosongkan toko” Ucap manager toko sopan.“Kau meminta maaf pada orang yang salah” jawabku dingin.“Mohon maaf nona muda, atas perilaku saya yang kurang sopan” Ucap Manajer toko kepada Anastasia.“Kupastikan kau tidak akan mendapatkan bonus apapun di tahun ini” Ucapku ketus.Ku seret Anastasia ke sebuah kursi, sebelum Anastasia membalas permohonan maaf dari Manager toko.10 menit telah berlalu, toko pun kosong, hanya ada mereka berdua dan pegawai toko. Ponselku berbunyi, ah Stefany, Saat ku angkat ponselku, Stefany menyemburkan amarahnya.“Fany, apakah ka
“Wow, kau sangat cantik” seru Anastasia membuyarkan lamunanku.Aku hanya tersenyum. Setibanya di kasir, aku mengeluarkan Black Card-ku untuk membayar semuanya.“Apakah boleh tagihan ini kita bagi dua Jenny?” Pinta Stefany.“Aku membeli 3 pakaian dan 1 tas, dan aku ingin membelikan Anastasia pakaian juga” Lanjut Stefany.“Tidak dan aku tidak menerima protes!” Tolak Ku galak.“Cepatlah aku sudah lapar” Tambahku.Kafe WonderfulAnastasia memesan
Universitas Valley of ArtTidak terasa satu semester telah berlalu, kehidupanku sangat sempurna semua keinginanku dengan mudah aku dapatkan, dimanjakan oleh kedua orangtuaku membuat aku sedikit sombong, selalu mengatakan apapun yang ada dipikiranku tanpa memikirkan perasaan orang lain. Meski begitu aku tidak segan menolong seseorang jika membutuhkan bantuanku. Aku tidak pernah mencari masalah atau menyiksa seseorang yang tidak bersalah. Aku hanya menggunakan kekuasaan atau nama besar orang tuaku saat diperlukan saja, tidak pernah menggunakannya untuk menghina atau membully orang lain tanpa alasan.“Indeks Prestasiku hanya 3” Keluhku lemas menatap nanar hasil belajarku.“Sudahlah baru semester 1, masih banyak waktu memperbaikinya” Hibur A
“Kakakmu sangat menyayangimu” Ucap Anastasia.“Kau bilang Arsen dengan kelakuan seperti itu sangat menyayangiku?? Kau gila” Sembur Stefany.“Aku dan Anastasia adalah anak tunggal, jujur saja, aku cemburu padamu Stefany” Jawabku jujur.Anastasia menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Coba saja hidup dengannya seminggu saja, kalian masih waras saja sudah bagus” Cibir Stefany.“Apakah boleh aku meminjamnya selama satu minggu??” Jawabku dengan tatapan nakal“Kau menyukai kakakku?” Tanya Stefany serius.“Kenapa tidak? Kakakmu tampan, pintar, mudah bergaul dan tamp
Keesokan paginya Stefany mengajak kami untuk lari pagi di taman dekat rumahnya. Taman ini sepertinya khusus dirancang untuk berolahraga, ada track jogging dan terdapat beberapa peralatan olahraga. Arsen pun ikut kami jogging dengan alasan menjaga kami karena khawatir kami hanya 3 orang perempuan. Stefany memang tidak bisa melihat kalau kakaknya sangat menyayanginya.“Jenny, kau berjalan saja, tidak usah berlari” Seru Stefany.“Jangan perlakukan aku seperti orang sakit, Stefany” Ujarku tidak suka.“Kalau kau capek, biarkan aku menggendongmu” tawar Arsen.“Kakak mau menggendongku?” Tanyaku dengan puppy eyes.“Tentu saja”
“Pak antarkan saya ke Glora Victory” Pintaku kepada supir taxi.Setelah sampai disana, aku melihat cukup banyak orang, mungkin karena ini hari libur, Glora Victory adalah tempat olahraga terlengkap, terdapat stadion sepak bola, trek lari, kolam renang, gym, lapangan basket dan lain-lain.Tempat pertama yang kukunjungi adalah trek lari, di sana ada beberapa kelompok remaja, dilihat dari postur tubuh mereka dan potongan rambutnya yang cepak aku tebak mereka akan ikut tes militer.Aku sedikit melakukan pemanasan, lalu aku berlari dengan kecepatan sedang, lama kelamaan kecepatan lari ku semakin meningkat, bahkan kelompok remaja tad
Markas tim ObsidianAdrius POV7 bulan telah berlalu, semenjak Alcie dinyatakan gugur dalam misi, aku mengubur diriku dalam kesibukan misi, tak pernah aku merasa seterpuruk ini. Apakah yang dikatakan rekan-rekan tim ku benar? Bahwa aku mencintai Alcie? Entahlah.“Adrius, maukah kau kencan buta dengan temanku?” Tawar Varro.“Apa kau tidak bosan menjodohkannya terus?” Hardik Brian.“Gladis, pramugari maskapai Eagle sangat cantik, dia bersedia berkencan denganku bila teman dekatnya dikenalkan denganmu, Adrius” Pinta Varro.“Sudahlah, kemarin ketiga kalinya Adrius melaku
Taman belakang markas ObsidianAdrius sedang duduk ditaman menikmati kopi hangat dan semilir angin sore, dia mengenang Alcie, wanita yang sanggup memporakporandakan hatinya, dia tidak menyangka akan jatuh cinta begitu dalam kepada gadis dingin itu, sebelum dia bisa mengungkapkan perasaannya, Alcie telah tiada. Beribu penyesalan bersarang di hatinya.Alcie dingin namun selalu memperhatikan keselamatan tim nya, dia rela menderita demi menjamin keselamatan dan keamanan rekan timnya, di balik datar ekspresi wajahnya, tersembunyi perhatian besar kepada semua anggota timnya.Alcie selalu mengingat bahkan memberikan hadiah manis saat ulang tahun rekan rekan satu timnya. Walaupun tidak diberikan langsung dan pasti hanya digantungkan di gagang pintu.Perhatian dan sikapn