“Setahu saya, tubuh Radit diseret Papa. Dia dibunuh pria tua itu. Dia harus dihukum mati!” teriak Sandra yang tiba-tiba emosi dengan mata melotot. Sekujur tubuh gadis ini tegang lalu terdengar gigi-giginya gemeretak. “Nona, tenang!” bujuk petugas yang kaget dengan reaksi wanita muda tersebut. “Sayang, sudah! Biar Mama yang jawab,” ucap Ny. Anggara sambil memeluk kembali putrinya. “Maaf, Pak. Keadaan anak saya belum stabil. Tolong mengenai hal tersebut diskip dulu!” pinta Ny. Anggara kepada petugas. “Baik, Bu. Sesi tanya jawab Ibu sudah selesai. Khusus untuk Saudari Sandra, tunggu sampe kondisi telah baik. Silakan menunggu di luar, setelah ini ada proses penandatanganan berkas. Minta tolong saksi Sumiati dipersilakan masuk.” “Baik, Pak. Saya akan kasih tahu Bik Sumi. Permisi, Pak,” balas Ny. Anggara yang kemudian membimbing Sandra untuk berjalan keluar ruangan. Sesampai di luar, Ny. Anggara memberitahu Bik Sumi. Setelah si ART masuk ruang pemeriksaan, Ny. Anggara mengajak Sandra u
“Oh, gitu. Nanti sehabis berendam, kita ke sana ya, Bang?” “Baik, Tuan Putri! Sekarang fokus pengobatan sampe gak ada kulit yang terkelupas.” “Okey,” jawab Sandra yang kembali memejamkan mata. “Aaaauhh ...! Ooooo ...!” samar-samar terdengar lolongan serigala semakin mendekat. “Mereka lagi! Bang sat!” ujar Vino penuh emosi. Sandra yang mendengar umpatan Vino barusan, seketika membuka mata kembali. “Ada apa, Bang?” tanya Sandra dengan tatapan mata penasaran. Vino akhirnya merasa geli sendiri. Taktik dia untuk menyumpal telinga Sandra dari apa pun dan hanya bisa dengar suaranya menjadi bumerang. “Enggak apa. Abang barusan terbawa lamunan. Gimana udah bersih kulitnya?” tanya Vino untuk mengalihkan pembicaraan. “Udah bersih. Ringan banget di badan. Berasa lebih fresh, dapat energi baru,” jawab Sandra. “Kalo gitu udah beres. Abang ambil baju buat kamu dulu,”balas Vino yang segera berlari secepat kilat. Hingga Sandra tak tahu tujuan pria tersebut. Wanita muda tersebut keluar dari
“Aromamu beda banget, Bang. Boleh kucium langsung kulitmu?”“Dengan senang hati, Sayang,” ucap Vino sembari mengecup lembut pipi Sandra.Seketika memerah kedua pipi Sandra dibuatnya. Kini bibir merah si cantik telah menyesapi kulit dada Vino. Pria muda ini tak bisa menahan diri segera memeluk Sandra erat-erat lalu berucap lembut,”Aku berikan langsung dari sumbernya.”Vino segera melumat bibir Sandra. Wanita muda ini semakin hanyut dan angannya terbang ke awang-awang.‘Tok! Tok! Tok!’Beberapa detik kemudian terdengar intercom berdering. Kedua insan yang lagi berasik masyuk tersebut kaget dan langsung menghentikan aksi. Vino sebelum bangkit masih sempat mengecup kening Sandra. Vino buru-buru memungut kemeja di lantai dan asal pakai. Sandra tersenyum dikulum melihat Vino yang panik sembari membenahi baju.Sopir pribadi tersebut segera mendekat ke dinding, tempat intercom tertempel. Dia segera menekan tombol ok. Kini tampak wajah Ny. Anggara ditemani oleh Bik Sumi.“Vino, tolong buka pin
“Saya permisi dulu, Nyonya, Nona. Mau istirahat. Selamat malam,” ucap Vino sambil berdiri.Sementara itu, Sandra yang masih ingin ditemani oleh Vino, merasa keberatan ditinggal. Tampak jelas raut muka Sandra yang sedih.“Silakan. Terima kasih telah menyembuhkan Sandra,” balas Ny. Anggara.Vino yang tahu perubahan ekspresi wajah Sandra lalu mendekat dan memegang tangan pujaan hatinya.“Siap-siap, besok pagi Abang jemput. Kita pergi ke taman,” ucap Vino sambil menatap kedua mata Sandra.“Abang gak jagain kita?” tanya Sandra dengan ekspresi gelisah.“Ada satpam apartemen. Nanti Abang minta tolong teman yang bodyguard buat berjaga.”Angin dingin tiba-tiba memenuhi bagian dalam ruangan apartemen. Semakin lama dinginnya berubah membekukan tulang dan semua yang ada di situ. Kini, tak ada suara apalagi gerakan dari seluruh penghuni. Hanya Vino yang terjaga dalam ekspresi jengkel. Tentu saja pria tersebut tahu betul kepada siapa harus berteriak.“Kak Alice!” “Buruan pulang, Vin!”“Ya, gue pu
“Non ke sana dengan Bang Vino naik apa?”tanya Bik Sumi yang semakin penasaran.“Enggak tau, Bik. Tau-tau udah ada di dalam apartemen,” balas Sandra.“Bibik sempat liatin pas Bang Vino gendong Non. Tau-tau ilang gitu saja.”Ny. Anggara mendekat ke arah kedua wanita. Dia mulai penasaran untuk menggali informasi tentang Vino. Lebih tepatnya, sejak wanita separuh baya ini memergoki pria muda tersebut berada dalam apartemen bersama putrinya. Keadaan psikis Sandra yang belum stabil adalah alasan utama Ny. Anggara untuk menjadi khawatir. Namun, dia melihat pengabdian si pria muda selama ini, tak mungkin Vino berniat jahat terhadap putrinya. Apalagi Vino telah menyembuhkan sakit depresi yang diderita putrinya.“Sayang, kamu tahu letak taman itu di mana?” tanya Ny. Anggara.Demi mendengar ucapan sang ibu, Sandra seketika tertegun sejenak. Wanita muda tersebut mencoba mengingat kembali, tetap tak berhasil. Dia pun menggelengkan kepala.“Hmm ... Masa kamu gak tahu jalan yang kalian lewati sama
Sekilas saja, Bik Sumi merasakan perih akibat gigitan dan setelahnya, wanita tersebut merasakan energi yang luar biasa telah bersemanyam dalam tubuhnya. Bik Sumi merasakan kondisi tubuhnya jauh lebih sehat dan bugar. Wanita ini tersenyum ke arah anak kucing yang kini telah berubah menjadi serigala berukuran jumbo. “Kamu kini telah menjadi bagian dari kami. Tunduklah dan ikuti perintahku!”“Baik, Tuan,” ucap Bik Sumi segera sambil menundukkan kepala.“Kamu harus bisa ambil darah suci. Siapkan untuk bulan purnama besok!”“Baik, Tuan.”Serigala jumbo berubah wujud jadi anak kucing kembali. Bik Sumi segera menggendongnya lalu membawa keluar dari kamar. Sandra yang punya sisi sensitif sejak berendam di kolam, mengendus ada makhluk siluman di sekitarnya. Wanita muda tersebut langsung bangkit dan segera menghampiri Bik Sumi yang hendak membuka pintu. Sandra yang mengendus kehadiran makhluk asing segera memegang bahu Bik Sumi.Namun, si wanita asisten rumah tangga dengan gerak cepat membuka
Ny. Anggara berlari ke arah sumber suara dan pandangannya tertuju pada tubuh Bik Sumi yang jatuh terletang di lantai dapur. Sandra mengikuti langkah mamanya lalu berjongkok ikut mengangkat tubuh si ART.Ibu dan anak ini membawa tubuh Bik Sumi ke kamar si ART. Kemudian meletakkan pelan-pelan tubuh tak sadarkan diri tersebut di kasur. Namun, pandangan mata Sandra yang jeli memandang sesuatu di keranjang pakaian. Dia tersenyum sinis sambil menghampiri.Kini dalam genggaman Sandra ada sebuah handuk berwarna krem yang tertutup sebagian dengan lendir hijau. Wanita muda ini mencolek sedikit permukaan lendir. Namun, tak bisa tercuil sedikit pun. Tampaknya benda tersebut merupakan satu kesatuan yang kenyal. Sandra berusaha melepasnya dan ternyata lendir tersebut mengakar erat di setiap serat kain.“Sama kayak di handle tadi,” kata Ny. Anggara sambil menatap handuk berlendir di tangan Sandra.“Mama ...!” teriak Sandra saat melihat ada lendir yang semburat ke arah Ny. Anggara.Beruntung Ny.Angga
“Menemui mama kamu. Siap aku lamar?” “Secepat itu? Hubunganku dengan Radit?” “Lupakan! Dia telah jahat padamu.” “Maksud Abang?” “Dia telah mengelabui semua orang, termasuk kamu, Beauty.” Sandra masih bengong mendengar penjelasan dari Vino. Wanita cantik berambut lebat tersebut masih terpaku di dalam lift, sementara Vino menunggu di luar. “Sayang, ayo!” ajak Vino sambil menarik tangan Sandra. Beberapa orang yang akan masuk lift memperhatikan mereka. Faktanya, visual pasangan ini adalah sempurna bagi kebanyakan orang, meski kulit Vino putih pucat tak seperti manusia kebanyakan. Vino sadar jadi pusat perhatian langsung mengajak Sandra segera berlalu. Sementara, si wanita hanya bengong menatap pria tampan yang telah dua tahun ini menjadi sopir pribadinya. Vino tak membuang kesempatan. Direngkuh tubuh Sandra lalu dengan lembut mengecup bibir ranumnya. Si cantik cekatan mencubit pinggang Vino. “Auch ...!” seru Vino sembari meringis kesakitan. “Tempat umum tauk.” Sandra mendelik ke