Memikirkan tentang rekaman kamera CCTV yang telah dihapus, Kevin memandangi Alex dengan ekspresi serius, "Mungkinkah Shiera adalah orang yang diutus Nyonya Widya?"Bagaimana mungkin bisa begitu kebetulan bagian rekaman CCTV yang dihapus itu bertepatan pada malam kejadian itu dan hanya Shiera seorang yang sudah melihat keseluruhan isi rekaman dari CCTV itu.Hal ini yang membuat semua orang menjadi patut dicurigai.Setelah Kevin menyuarakan kecurigaannya tentang Shiera, Alex dengan dingin mendengkus, "Dia tidak punya nyali sebesar itu."Kevin juga mengangguk setuju.Biasanya Shiera ketakutan setengah mati ketika melihat Tuan Alex. Sedangkan, Nyonya Widya, Ibu tiri Alex adalah orang yang sangat lihai dan tanggap, dia tidak mungkin memilih orang yang kurang bisa diandalkan."Kalau begitu, aku akan berbicara dengan Shiera," ucap Kevin."Untuk sementara, masalah ini harus dirahasiakan! Jangan sampai tersebar!" tegas Alex.Kevin segera mengangguk, "Mengerti!"Lagipula, ini hanya salah satu ti
Shiera mengangkat wajahnya yang kecil dan bertanya, "Jadi bagaimana kalau aku tidak mau?"Soal pernikahan, Nenek telah berulang kali mengingatkan Shiera untuk tidak mengalah begitu saja, apalagi terpaksa melakukannya.Semua keputusan itu harus mengutamakan kebahagiannya sendiri.Meskipun sekarang ini hanya sebuah drama rekaan, Shiera masih belum rela.Ketika kata-kata itu terlontar, tatapan kevin berubah menjadi suram dan berkata dengan dingin, "Apakah kamu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Tuan Alex?"Kalau dia menolak lagi, hanya ada satu jalan yang bisa dipilihnya yaitu keluar dari Kota Cilegon ini.Shiera masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi saat bertemu dengan tatapan Kevin yang tajam, Shiera mengerti, situasi ini tidak mungkin dielak lagi. Dia harus menerima semuanya.Kevin melihat Shiera tidak mengatakan apa-apa dan langsung bertanya, "Di mana kartu keluargamu?""Di tempat kakakku," kata Shiera dengan wajah menunduk.Kevin melirik waktu di jam tangannya dan melanjutk
Akan tetapi, ada alasan lain kenapa Shiera selalu membeli barang kalau sedang berkunjung ke sana, karena Shiera terlalu mengenal ibu mertua Sovia dengan baik.Kalau Shiera pergi dengan tangan kosong, entah apa yang akan terjadi dengan Sovia nanti.Shiera yang melihat mereka hampir sampai ke Mal, segera berujar dengan nada bersikukuh, "Tidak akan membeli banyak! Cepat katakan padaku atau akan sangat sayang kalau uang kubeli nanti ukurannya kekecilan.""Shiera!" tukas Sovia."Cepatlah!" kata Shiera dengan tegas.Sovia tidak bisa berbuat apa-apa dengan keras kepala Shiera, jadi dia memberikan nomor model pakaian anaknya.Telepon ditutup.Rachel melirik Shiera, "Kakakmu ada di Kota Cilegon, kalian hanya bertemu sebulan sekali."Shiera menjawab dengan ringan, "Dia sudah menikah, aku tidak ingin terlalu mengganggunya."Dalam kasus Sovia, Shiera sangat menghargai ketika seorang wanita menikah, itu bukan tentang seorang wanita dan seorang pria.Ada terlalu banyak orang dan hal-hal yang terliba
Dengan melihat ponselnya, dia menyadari waktu sudah menunjukkan malam.Kemudian Shiera mencari Sovia untuk mengambil kartu keluarga, sambil berpamitan dengannya. Sementara itu, Sovia sedang menyiapkan tempat tidur untuk Shiera.Begitu mendengar Shiera pamit hendak pergi, dengan kecewa Sovia berkata, “Kenapa kamu pergi lagi? Malam ini, menginaplah di sini.”Shiera menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak bisa, besok aku harus bekerja.”“Kalau begitu, untuk apa kamu mengambil kartu keluarga ini?” Tadinya, Sovia tidak menyadari kalau Shiera datang kemari hanya untuk mengambil kartu keluarga.Apalagi, kartu keluarga biasanya memang jarang dipergunakan.Shiera berkata, “Ini karena perusahaan kami mengadakan reuni akhir tahun di luar negeri, aku memerlukannya untuk mengurus paspor.”Dia berbohong karena tidak ingin kakaknya khawatir.Bagaimanapun juga, ini adalah kawin kontrak yang tidak memiliki masa depan dan pada akhirnya akan berakhir dengan perceraian.Sovia mengangguk dan memberikan
Akhirnya, Shiera dengan hati-hati mengikuti langkah Alex keluar dari mobil.Di tengah perjalanan, Shiera mengirim pesan singkat kepada Rachel untuk meminta bantuan. Ketika Rachel menerima pesan singkat tersebut, dia merasa sangat terkejut.Sungguh tak terduga, raja neraka yang selama ini mereka takuti justru membawa seorang wanita pergi ke perumahan Taman Eden, tempat yang sering dikunjungi oleh Alex.Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata wanita yang dibawanya adalah Shiera.Apabila para wanita di Kota Cilegon yang tertarik pada Alex mengetahui hal ini, mereka mungkin akan mengancam nyawa Shiera.Rachel membalas pesan Shiera dengan sebuah emoji “Selamat berjuang.”Lagi pula, hari ini Alex sudah melamarnya, jadi masuk akal juga kalau sekarang mereka tinggal serumah dan hidup bersama.Yang tidak wajar adalah permintaan ini diajukan oleh Alex.Biasanya, wanita yang mengejar Alex, tetapi kali ini justru Alex yang membawa Shiera pulang ke rumahnya.Ketika Shiera melihat balasan pesan dari R
Saat ini, suasananya terasa membeku!Alex menyilangkan kaki, menutup buku yang ada di tangannya dan menatap Shiera dengan penuh arti, kilatan cahaya di mata Alex semakin dalam.Shiera menunduk, tidak berani mengeluarkan uneg-unegnya lagi.Mampus! Apakah kali ini, dia benar-benar telah membuat Alex kesal? Saat Alex marah, seluruh kota bagaikan terguncang.Untuk beberapa saat, Shiera merasa syok. Alex akhirnya berkata dengan dingin, "Jadi kamu mengancamku?""Aku tidak berani!" kata Shiera dengan cemas.Tidak mungkin Shiera berani mengancam Boss Alex, dia hanya tidak ingin mengulang kejadian malam itu lagi.Melihat tampang Shiera yang penakut itu bagaikan tikus yang ketakutan, sudut bibir Alex melengkung, dengan maksud tersembunyi. "Oh, kamu tidak berani!"Ini sungguh menarik!? Mau mencoba jual mahal? Tidak mungkin, dengan nyali Shiera yang kecil, dia tidak tahu cara memainkan trik seperti itu.Mengenai kondom ini, melihat betapa takutnya Shiera, bisa ditebak kondom ini pasti bukan dia y
Malam itu, Shiera dan Rachel berkomunikasi via pesan singkat cukup lama.Shiera dan Alex tinggal di bawah satu atap. Rachel adalah orang yang paling mengkhawatirkan Shiera.Sampai saat Shiera benar-benar tidak bisa bersabar mendengar ocehannya lagi, Rachel baru berhenti menasehatinya.Sepanjang malam itu, Shiera tidur dengan gelisah. Berada dalam lingkungan yang asing, membuat saraf Shiera ikut menjadi tegang, sehingga Shiera terbangun beberapa kali.Jam enam pagi, Shiera benar-benar tidak bisa tidur lagi. Ditambah lagi, perutnya terasa sangat lapar, jadi dia tidak punya pilihan lain selain bangun dari ranjang.Shiera diam-diam pergi ke dapur, memanaskan lauk yang telah dibekali oleh kakaknya kemarin. Awalnya dia ingin merebus air matang, tetapi sayangnya di Perumahan Taman Eden tidak ada apa pun yang tersedia selain roti, telur dan susu.Ketika Alex bangun, dia melihat Shiera sedang makan di ruang makan dan tanpa disadari dia mengerutkan alisnya.Ketika Shiera melihat Alex, dia menja
Shiera tidak terlalu ingin bertemu dengan orang tua Alex.Shiera teringat wajah ibu mertua Sovia, Ratna. Shiera merasa orang tua dari pihak pria umumnya tidak nyaman dalam berinteraksi.Namun, Shiera mengerti kawin kontrak antara Alex dan dirinya, tujuannya untuk diperlihatkan pada kedua orang tua AlexBiasanya keturunan dari keluarga besar suka menganggap remeh pernikahan, mereka menikah karena adanya desakan pihak orang tua.Tidak disangka, Alex yang biasanya begitu berwibawa dan mengintimidasi di kantor pun memiliki orang tua yang seperti ini.Alex berkata, "Kamu boleh beranggapan seperti itu."Apa sih yang beranggapan seperti ini. Bukankah kenyataannya memang seperti ini, ‘kan?Shiera berhenti membalas ucapan Alex, dia hanya memakan sarapannya dengan patuh. Padahal Shiera ada sedikit mysophobia.Saat Shiera masih kecil, ibunya terkadang suka membagikan sisa makanan Vincent, adiknya ini pada Shiera. Hal ini membuat Shiera merasa jijik dan mual.Namun, Shiera malah tidak merasa mual