Share

10. Menunggu Tanjung Mati

Serina kehilangan kendali diri. Malam ini adalah malam yang sangat tidak beruntung untuknya. Dihunjamnya Brata sangat tajam. Matanya penuh dendam dan kebencian.

“Kau tidak lihat kondisinya? Aku harus membawanya ke rumah sakit dulu.”

“Kalian pasti akan kabur setelah ini. Jangan membodohiku.”

“Lalu apa maumu?”

“Pengawalku akan mengikuti kalian.”

“Jangan gila! Kami akan ke rumah sakit sekarang!”

Di tengah ringisannya yang semakin kesakitan, Tanjung meraba-raba dompet di saku celananya. Tangannya gemetar dan tidak mampu bergerak dengan bebas.

Serina sangat membenci situasi ini. Sungguh. Alih-alih kembali kepada keluarganya dan tidur dengan nyaman, sekarang dia harus berhadapan dengan dua laki-laki menyebalkan.

“Apa sih yang kau cari?!”

“Dompet,” jawab lelaki itu lirih.

Serina akhirnya membantu, gemas melihat Tanjung yang terus merogoh sakunya, tapi tidak mengeluarkan apa-apa. Ia memasukkan tangan ke saku lelaki itu, agak sulit karena ia harus menyorongkan tubuh sebab tangan ki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status