Setelah pembicaraannya dengan dokter Angela tentang penderitaan Salsabila saat melahirkan anak kembarnya membuat Alan terus dihantui rasa bersalah. Alan tidak bisa menampik kalau kata-kata dokter Angela itu telah menjadi pecut, sebuah cambukan untuk Alan terima.
Setelah dokter Angela keluar dari ruangan tersebut, Alan masih bertahan berada di dalam ruang bayi, sedang menimang anak kembarnya. “Kamu pasti yang bernama, Edward dan kamu Erland,” ucap Alan kembali kepada anak kembarnya satu persatu. Sebelum keluar meninggalkannya dokter Angela memberitahunya kalau anaknya lahir hanya berselang lima menit dari adiknya dan Alan menebak sendiri bahwa yang lahir pertama bernama Edward dan lahir lima menit setelahnya bernama Erland.“Kalian senang ya berada dipelukan Daddy? Anteng banget deh, apakah kalian juga merindukan Daddy sama sepertiku yang sangat merindukan kalian?”Untuk pertama kalinya, Alan berkesempatan untuk menimang kedua buah hatinya. Setel"Kalau begitu, katakan tentang masalah yang kamu maksud, Mas. Katakan rahasia yang kamu sembunyikan!"Salsabila pada akhirnya melayangkan pertanyaan tersebut untuk Alan, dia perlu tahu apakah Alan masih berusaha untuk menyembunyikan atau akan terbuka untuknya. Mungkin, Salsabila akan sedikit memaafkan seandainya saja Alan akan mengatakan sesuatu yang membuatnya tidak kecewa lagi terhadap suaminya tersebut."Sepertinya pertanyaan itu begitu sulit kamu jawab ya, Mas?" Salsabila begitu menikmati wajah Alan yang begitu sendu dan terlihat ada ketakutan di dalamnya. "Baiklah, aku akan mengganti pertanyaannya. Apakah kalian kembali bersama?"Alan mendongak. "Siapa?"Salsabila mendengkus. "Kamu dan mbak Meira. Apakah kalian kembali?"Alan dengan cepat kembali menggeleng. "Tidak, aku tidak akan pernah mengkhianati kamu, Sa."Ingin rasanya Salsabila meneriakkan apa arti dari pendengarannya malam itu. Tidak mungkin Salsabila salah dengar, s
Sore hari setelah menyusui Edward dan Erland, Salsabila memilih menenangkan diri di taman rumah sakit. Pertengkarannya dengan Alan tadi siang begitu mengganggu psikis Salsabila. Oleh karena itu dokter Angela menyarankan untuk menghirup udara segar sore hari di taman, menikmati semilir angin yang sejak tadi menerbangkan rambutnya, serta menghirup aroma bunga yang semerbak menusuk hidung. Berada di sini, Salsabila memang merasa lebih baik dibandingkan keadaannya tadi siang setelah pertengkarannya dengan Alan yang berujung saling meneriaki.Salsabila senang, karena setelah kejadian tadi Alan tidak lagi memunculkan batang hidungnya. Info dari dokter Angela kalau Alan itu banyak menghabiskan waktu di dalam kamar bayi, sedang berinteraksi dengan anak kembarnya. Pria itu pasti merasa bersalah, Salsabila tahu itu. Tetapi baguslah, Alan memang harus menebus kesalahannya karena telah menelantarkan kedua anaknya. Ya, begitulah Salsabila meyebut Alan. Karena memang benar Alan
Salsabila tentu saja memikirkan masa depan anak kembarnya sebelum mengambil keputusan. Sulit memang, karena Salsabila tumbuh tanpa kasih sayang dari orang tua dan tidak memilikinya. Oleh karena itu, Salsabila tidak ingin kalau anak-anaknya tersebut juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakannya dahulu. Tetapi kalau sudah seperti ini, Salsabila juga masih memikirkan kewarasannya, sekarang saja Salsabila merasa depresi hebat karena terus memikirkan Alan. Lama-kelamaan Salsabila bisa menjadi gila kalau terus bertahan pada hubungan toxic ini.Bahkan ASI-nya sekarang tidak sebanyak pertama Salsabila baru melahirkan. Kedua anaknya bahkan tidak merasa puas mendapatkan ASI berhubung ASI-nya tersebut seketika berkurang. Semua ini tentu saja terjadi karena psikis Salsabila yang terganggu, stres pasca melahirkan, terlebih lagi ditambah dengan masalahnya yang pelik dengan Alan semakin menambah berkurangnya kesehatan Salsabila.Dokter Angela bahkan sudah menyarankan
Setelah melewati pemikiran-pemikiran panjang, akhirnya Alan berniat untuk mendatangi kamar inap Salsabila kembali, setelah beberapa hari tidak memunculkan batang hidung di hadapan wanita itu dan hanya melihatnya dari kejauhan, atau mendatangi kamarnya ketika sudah tidur. Bukan tanpa alasan Alan melakukan ini, hanya saja dia tidak mau lagi mendengar kalimat perceraian yang berkali-kali terus dilontarkan oleh wanita itu. Alan tidak suka Salsabila begitu excited ingin berpisah darinya bahkan sudah merencanakan planning untuk masa depannya jika perpisahan memang sudah terjadi.Apalagi akhir-akhir ini kata dokter Angela, Salsabila kekurangan istirahat saking banyaknya pikiran. Dan yang lebih parah lagi si kembar pun terkena imbasnya juga, ASI Salsabila bermasalah, semua itu tentu saja karena banyaknya hal yang dipikirkan oleh Salsabila. Oleh karena itu, Alan sengaja datang untuk bernegosiasi dengan Salsabila. Dia tidak mau egois lebih lama lagi, kalau memang Salsabila tersiksa d
Salsabila menyusun perlengkapannya beserta perlengkapan bayinya ke dalam tas. Hari ini Salsabila sudah diizinkan keluar dari rumah sakit, setelah satu minggu lebih terjebak di rumah sakit itu karena keadaannya yang tak kunjung membaik. Tetapi setelah diperiksa oleh dokter Angela semalam, Salsabila sudah dikatakan sehat dan sudah dibiarkan pulang ke rumah. Salsabila tentu saja sangat senang, karena dia memang sudah mulai bosan berada di rumah sakit. Edward dan Erland pasti juga merasa demikian, bosan berada di rumah sakit dan ingin segera pulang ke rumah.“Hai ... bagaimana keadaan kamu?” Sebuah suara mengagetkan Salsabila dan membuatnya menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke arah sumber suara tersebut.Alexa muncul di sana, tengah tersenyum lebar ke arahnya.“Aku baik-baik saja, Al,” balas Salsabila tersenyum, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. “Kamu datang, aku pikir sudah pulang ke Jakarta tanpa pamit padaku.”Alexa se
Setelah Alexa keluar dari ruangan dan meninggalkan keduanya, Salsabila dan Alan malah terpenjara dalam keheningan. Sebenarnya Alan tidak suka dengan suasana seperti ini, tetapi Salsabila terus berusaha menciptakan jarak dan seakan tidak menganggapnya ada di tempat itu.“Sa, kita sarapan dulu sebelum pulang, ya?”Tidak ada tanggapan, Salsabila terus menyibukkan diri dengan pekerjaan melipat baju yang tidak kelar-kelar sejak tadi. Melihat hal itu, Alan gemas sendiri. Rasanya Alan ingin mengambil alih pekerjaan yang sangat gampang tetapi dibuat susah oleh Salsabila.“Sa, pakaian itu nantinya akan pusing sendiri kalau hanya dilipat terus dibongkar lagi. Kenapa menyulitkan diri seperti itu hanya karena tidak ingin menganggapku ada di sini?”Salsabila hanya mendongak sekilas setelah kelakuan absurdnya diketahui oleh Alan. Kemudian dengan kemarahan yang kembali membabi buta, mengambil pakaian tersebut lalu dimasukkan dengan paksa ke dalam tas tanpa beru
“Jadi, bagaimana pendapatmu tentang keinginan bunda?”Salsabila seketika menghentikan aktivitas sarapannya, dan kembali menyimpan sendok dan garpu kembali ke atas piring dengan pelan. Kemudian menarik kedua tangannya ke atas paha, Salsabils meremas kedua tangannya dengan pelan.Kemarin bunda Rena mengunjunginya dan memintanya tetap tinggal bersama mereka di Surabaya paling tidak sampai si kembar berumur lima bulan atau paling lama setahun. Sebenarnya ini adalah keputusan yang begitu berat, Salsabila dilema. Dengan mengikuti keinginan bunda untuk tetap stay di rumah itu, sama saja dengan dia punya banyak waktu kebersamaan dengan Alan dan Salsabila tidak suka itu. Sedangkan kalau menolak permintaan bunda Rena sama saja dengan dia berlaku sangat jahat karena cepat sekali memisahkannya dengan cucu pertama mereka. Dan salah satu yang akan Salsabila lihat adalah kesedihan dan kekecewaan yang diperlihatkan oleh kedua mertua yang sangat menyayanginya bak anak sendiri.
Setelah menyelesaikan sarapan, akhirnya Salsabila, Alan dan kedua anak kembarnya meninggalkan rumah sakit. Edward dan Erland sangat anteng di dalam pelukan Salsabila, kedua anaknya itu tertidur lelap di dalam dekapan hangat ibunya.“Apakah kamu kesusahan?” tanya Alan berusaha memecah keheningan ketika sejak mobil bergerak meninggalkan rumah sakit, wanita itu belum membuka suara.Salsabila menoleh dan menatap Alan dengan kening berkerut. “Kesusahan bagaimana, Mas?”“Hm ... maksudku apa kamu tidak kesusahan memangku Ed dan Er secara bersamaan?” Alan kembali mengalihkan perhatiaannya dan tetap menyetir mobil dengan tenang lalu kembali bersuara. “Seharusnya tadi aku paksa bunda untuk ikut agar ada yang membantumu membawa anak-anak.”“Tidak apa-apa, bunda juga butuh istirahat. Lagian aku tidak ingin merepotkan bunda lebih banyak lagi, sudah cukup aku akan menumpang di rumah kalian setelah bercerai padahal aku bukan siapa-siapa lagi.”Men