“Kita benar-benar boleh memakannya sekarang?” tanya Rolla membuka kotak kecil miliknya dan mengambil sepotong daging merah itu. Sekalipun sudah disimpan berpuluh-puluh tahun, dia benar-benar tak menyangka bahwa daging di tangannya itu masih bisa terlihat sangat segar.
“Bentar!” cegah Budianra membuat Rolla mendesah kesal sambil melirik pria tua itu. “Mereka akan datang sebentar lagi, kita akan makan bersama.”
“Siapa?” tanya Rolla tak sabaran.
“Oh ...” gumam Kintan tanpa sadar ketika satu-persatu anggota Pilar Kuning dan Biru muncul dari balik tangga menuju halaman depan Pura tempat mereka berkumpul. “Kupikir mereka sudah memakannya?”
Ilyas melambaikan tangan pada orang-orang itu sedangkan Budianra meminta semua orang untuk cepat berkumpul dan berdiri membentuk sebuah lingkaran. Sejujurnya dia hanya mengatakan pada Pilar Kuning dan Biru untuk berkumpul di Pura biasa, sebab semua benar-benar akan dimulai di sana.
Pilar Merah memiliki anggota ter
“Mereka itu seperti mayat hidup,” ucap Budianra pada ketujuh anggota Pilar yang bersamanya sambil menatap ribuan manusia yang berjalan di bawah mereka. “Mereka takkan berhenti ataupun mengeluh sampai mereka tiba di tujuan yang sudah Biang sebutkan.” Ilyas mengabaikan ucapan Budianra karena masih terfokus pada perubahan bentuk tubuh pria itu setelah memakan daging wrena, “Jika Rolla melihat tipe perubahanmu, dia pasti akan marah besar,” gumam Ilyas dibenarkan oleh Kintan sambil terkekeh. Pemuda itu merasa kesal karena perubahan bentuk Budianra terlihat sangat indah dengan warna sayap yang bening, seperti kaca, juga garis-garis tiap sisi sayap dan tulang yang memiliki warna putih bercampur emas mengkilat. Jika ada Rolla, gadis itu pasti akan terus menyindir Budianra karena bentuk secantik itu harusnya tak didapatkan oleh pria tua bangka sepertinya. Dia pasti akan terus mengomel karena merasa iri pada gurunya itu. “Karena itu aku bar
“Bbang!!” ucap Hana santai bersamaan dengan peluru raksasa itu yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju Banyuwangi. Apa yang dulu Budianra ajarkan memang benar adanya. Selama kau bisa membayangkan wujud dari sesuatu yang ingin kau lakukan, semakin jelas gambaran itu di kepalamu, maka semakin bagus hal itu akan terwujud di atas tanganmu ketika kau sudah berubah menjadi wujud Wrena. Peluru itu benar-benar sesuai dengan bayangannya. Mereka menatap peluru raksasa yang melaju menyeberangi lautan itu menuju Banyuwangi, namun beberapa kilometer sebelum dia berhasil menyentuh penghalang pulau itu, peluru tersebut mulai mengendorkan lajunya secara tiba-tiba, seakan dia baru saja menabrak beberapa penghalang tak kasat mata yang berhasil memelakan lajunya. Setelah itu, peluru tersebut menabrakkan diri pada penghalang pulau Jawa dan ... terpecah. Pelindung itu sama sekali tak tergores, apa lagi meretak. Seakan serangan sebesar itu sama sekali
Tepat pukul 12 malam tanggal 20 Februari 2020, Bali berhasil dikosongkan. Tak ada kedatangan mahluk tak dikenal, tak ada musibah yang datang tiba-tiba, juga ... tak ada satupun kabar dari para prajurit mereka yang berada di Jawa. Rasanya cukup aneh melihat Bali benar-benar gelap tanpa kehidupan. Seluruh pantai kosong, tempat-tempat pusat wisata hingga jalan raya rasa seperti sama sekali tak dijamah oleh satu orang pun. Biang Kendari menatap seluruh prajurit Bérawa yang kini sudah kembali berkumpul ke markas dalam keadaan yang ... sangat kelelahan. Para tetua sudah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk mengistirahatkan diri. Mereka sudah terlalu banyak memakai energi hari ini untuk memindahkan manusia sebanyak itu, dia sendiri juga tak menyangka bahwa dia berhasil bertahan selama itu di luar ruangan karena biasanya Biang paling jarang berani memperlihatkan dirinya pada dunia. Bukan karena dia adalah ketua penting di sebuah komunitas rahasia, tapi juga ka
Zaman sudah modern mereka bilang. Gusti Bandara Raden Mas Adriwara Hidayat tetap saja dikatai kuno ketika dia berkata bahwa hari itu akan datang, dan tak seharusnya mereka terus-menerus memberikan tumbal tahunan pada Ratu yang sejujurnya sudah tak pernah menampakkan dirinya. Ratu Selatan itu ... tidak ada. Dia sudah melakukan meditasi puluhan tahun. Adri sudah bertemu dengan siapa yang mereka sebut sebagai Ratu itu. Dia sudah tahu apa yang terjadi di balik dunia ini semenjak pertemuan jiwanya dengan Jiwa Kendari beberapa dekade yang lalu. Namun lagi-lagi, semua orang tak pernah mempercayai Adri. Dia dianggap terlalu banyak berkhayal, dia dianggap telah menyimpang dari sejarah yang ada, dia dianggap telah dirasuki iblis yang mengaku sebagai Ratu Selatan. Jika dia memang sebodoh itu untuk dirasuki, seharusnya dia sudah menjadi gila karena berani melakukan meditasi selama puluhan tahun. Nyatanya, dia sama sekali tak gila. Dunia hanya menjadi jauh lebih b
“Dia tak sadarkan diri,” gumam Biang Kendari ketika Adri dibawa ke markas mereka. “Ya, dia Adri. Aku mengenalnya,” lanjut wanita itu untuk meyakinkan Fira dan Hana yang tak begitu mengenali Pangeran Keraton tersebut. “Keraton memiliki beberapa pintu dimensi menuju tempat lain, misalnya ke Bali dan ke bagian Selatan Jawa karena satu gerbang yang ada di sana, juga karena kepercayaan mereka pada Ratu Selatan.“Kemungkinan dia berhasil sampai ke sini karena pintu dimensi yang ada di dalam Keraton.”Awalnya Biang berpikir bahwa mungkin kelompok Arta-lah yang akan berhasil sampai ke Bali melalui pintu dimensi milik Keraton karena dia tak yakin ada yang selamat di sana, namun nyatanya ... pemuda ini lebih dulu sampai di hadapannya, dan besar kemungkinan bahwa mungkin saja kelompok Arta mau tak mau harus melewati jalur lain untuk sampai ke Bali.“Okta dan Arta juga tahu pintu dimensi ini,” gumam Ilyas dibenarkan oleh
Pada bagian sepanjang utara Bali dan selatan pulau, mereka menjadi bagian yang paling krusial untuk dijaga karena dekat dengan Jawa, dan juga gerbang selatan yang ada di perbatasan laut antar Alas Purwo dan Kuta Selatan. Sejak kedatangan Andra tiga hari yang lalu, Bali bersiaga dengan susunan penjagaan yang sangat ketat.Hampir seluruh bagian di dekat gerbang selatan dijaga oleh para elit Bérawa, lalu sebagiannya lagi menjaga di sekitar Pelabuhan Gilimanuk Bali, sedangkan markas mereka dijaga langsung oleh Andra, Kendari dan Budianra.Kini ... Rolla, Ilyas, Kintan menjadi satu bagian menjaga bagian selatan Bali yang berhadapan langsung dengan gerbang selatan bersama dengan Dirga, Hana dari Pilar Biru, dan Fira dari Pilar Kuning. Ajaran Andra beberapa hari yang lalu membuat mereka harus terbiasa menggunakan kekuatan wrena selama seharian penuh untuk membuat tubuh mereka agar dapat beradaptasi lebih cepat, dan memperkuat pertahanan mereka.Ini sudah masuk t
Pada dasarnya, seluruh anggota wrena dibawah didikan Cendrasa itu memang bisa membuat pelindung di tiap wilayah yang mereka pijaki, walaupun level kekuatan mereka jelas berbeda jauh dengan pada anggota inti Cendrasa.Misalnya seperti Dewiana yang dapat membuat perisai khusus agar tornado tak masuk ke dalam kotanya, dan mengubah kota itu menjadi telaga agar dia bisa lebih nyaman menjaga wilayahnya. Lingga juga melakukan hal yang sama untuk membuat kotanya menjadi sangat cantik tanpa adanya matahari.Bagi mereka, membuat sesuatu seperti itu bukanlah hal yang rumit, sekalipun apa yang mereka buat ... tetap saja takkan berefek apa-apa pada para anggota Cendrasa.Kedatangan Pati yang tiba-tiba karena sebuah tornado raksasa membuat formasi pertahanan para prajurit Bérawa menjadi sangat berantakkan. Mereka semua dengan segeran langsung menghabisi semua mahluk aneh itu, sedangkan beberapa anggota Pilar yang lain mulai menemukan satu-persatu rekan mereka yang sebe
Adri –Si Pengeran Keraton— sudah bangun sehari setelah dia berhasil ditemukan oleh para Pilar. Pria itu kini menatap dalam diam para Pilar Merah milik Bérawa yang kini masih tak sadarkan diri sejak siang lalu ditemukan. Mereka terlihat sangat tenang dalam keadaan beristirahat, juga seluruh tubuhnya sudah kembali pulih setelah diobati oleh para Anggota Pilar Biru. Setelah Joe menceritakan semuanya, termasuk tentang kematian Citra yang mengenaskan. Para Pilar Merah yang tersisa seperti Ilyas, Kintan, dan Rolla tak lagi berbicara. Mereka hanya duduk di hadapan Arta, Okta, dan Joyla yang masih tertidur tanpa ingin meninggalkan ketiga rekannya itu. Bagian penjagaan mereka digantikan oleh para Pilar yang lain, sedangkan Andra kini tetap duduk bersila di hadapan Jane yang masih tak sadarkan diri. Pemuda itu lalu menoleh sekilas ketika melihat Adri yang mendudukan diri di sampingnya. “Sepertinya Regar dan Wiralaya tak membunuh semua orang yang ada di Keraton