Share

BAB. 59

Wahyu melepaskan ciumannya.

"Kakak" Nur menatap Wahyu dengan mata sayu.

"Apa?" Wahyu menaikan alisnya. Nur meraih telapak tangan Wahyu, lalu menempelkan di atas miliknya.

"Mau?" Wahyu menatap Nur dengan sorot mata tidak percaya. Dengan wajah merah padam, Nur menganggukan kepalanya pelan.

"Kata Ibu.. " 

"Ya sudah tidak usah!" Nur mendorong dada Wahyu agar menjauhinya. 

"Jangan marah dong, aku cuma takut kamu sakit, Nurku sayang. Dalam hal ini aku pasti lebih menginginkannya dari kamu. Memangnya tidak apa-apa kalau kita main bola?"

"Pelan-pelan saja Kakak"

"Beneran tidak apa?"

"Iya, tapi pelan-pelan!" Sahut Nur mulai kesal.

"Kalau begitu siapa takut, ayo ke kamar, masih ada waktu sebelum maghrib!" Wahyu sekarang justru lebih bersemangat dari pada Nur. Dibantunya Nur berdiri, lalu dituntun istrinya untuk masuk ke kamar. Hatinya luar biasa bahagia, karena adiknya bisa dapat jatah juga sebelum waktunya puasa yang cukup lama.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status