Share

Bagian 8

Tamara tersenyum geli membaca pesan Revano. Cowok itu semakin hari semakin tidak jelas saja, tingkahnya semakin aneh dari hari ke hari.

Menjadi ‘pembantu’ Revano tidaklah buruk. Bahkan cowok itu membelikannya ponsel untuk mereka berkomunikasi.

“Rara,” panggil Diana dari arah ruang jahit.

“Ya, Ma?” Dengan segera Tamara bergegas menghampiri ibunya itu.

“Tolong antar ini ke rumah Tante Desi, ya. Alamatnya udah Mama tulis di kertas ini,” pinta Diana seraya menyodorkan sekantung plastik kresek besar berisi beberapa pakaian itu dan juga secarik kertas bertuliskan sebuah alamat milik seseorang.

“Notanya udah ada di dalam,” lanjut Diana.

Tamara mengangguk paham. Segera saja ia mengambil sepeda warna biru tuanya di samping rumahnya itu, lalu mengayuh dengan penuh semangat. 

Tamara memasuki pekarangan rumah itu yang begitu luas, lalu perlahan mengetuk pintu rumah.

Seorang wanita dengan daster merah yang ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status