Share

5. Pria Psikopat

Sesampainya di samping mobil, Christop membuka pintu dan mendorong tubuh Cala dengan kasar membuat gadis itu mengaduh sakit. Christop menutup pintu membantingnya hingga memunculkan suara debuman yang keras.

Christop berjalan memutar menuju kursi kemudi, dan masuk lalu mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat Cala memojokkan dirinya takut. "Bisakah kau pelankan laju mobilnya?" suara Cala mulai bergetar.

Christop hanya melirik sekilas, lalu tersenyum miring. Dan ekspresi Cala yang ketakutan membuat Christop bahagia, hingga membuatnya menambah laju kecepatannya tanpa memperdulikan air mata Cala yang terus mengalir. 

Sesampainya di mansion milik Christop, pria itu segera turun dari mobilnya. Berjalan memutar, lalu membuka pintu penumpang. "Turun." Perintahnya datar. 

Cala menatap Christop takut. "Apa yang ingin kau lakukan padaku?" tanyanya pelan.

"Jangan banyak bertanya, dan cepat turun!" sentak Christop membuat Cala berjengkit kaget. Belum Cala keluar, Christop segera merampas pergelangan tangan Cala menariknya keluar.

"Kau menyakitiku, jerk!" Dengan berani Cala berujar sengit pada Christop.

''Persetan dengan itu aku tidak peduli!" balas Christop tak kalah sengit.

Sesampainya di pintu besar berwarna putih tulang, Christop membukanya. Lalu menarik tangan Cala dan menghempaskan tubuh gadis itu. 

Tubuh Cala terjatuh menyentuh kasur, memberanikan dirinya Cala menatap tajam Christop yang berdiri di depannya. "Siapa kau sebenarnya?" tanyanya.

Christop mendekat ke arah Cala membuat refleks gadis itu mundur menatap Chritop takut karena tatapannya yang begitu menusuk. Christop meraih kaki Cala membuat pergerakan gadis itu terhenti. "Lepaskan, jerk!'' geram Cala. 

Christop mengabaikannya, membungkuk mendekatkan tubuhnya pada Cala dan menatap tajam gadis itu. Tangan kirinya terangkat, mengapit pipi Cala membuat gadis itu meringis. "Kau ingin tau aku ini siapa?" gumamnya menyeramkan.

"Kau akan mengetahuinya nanti, dan kau tidak akan bisa ke mana-mana." Christop terkekeh membuat Cala bergidik ngeri. 

Dan tingkah Christop membuat Cala berpikir jika pria di depannya ini adalah psychopath. 

"Aku akan mengadukan semua ini pada papaku," ketus Cala. 

Christop terkekeh, bahkan kekehan itu terlihat menyeramkan di mata Cala. "Aku tidak takut dengan papamu, sekali pun dia seorang mantan mafia."

Cala mengerutkan keningnya. "Dari mana kau mengetahui jika papaku adalah mantan mafia?"

"TOPHER!" teriakan seorang pria membuat Christop mendengus, melepaskan tangannya pada kaki dan pipi Cala.

Lalu menatap Cala penuh peringatan. "Jangan coba-coba untuk kabur, baby atau kau akan tau akibatnya," ujarnya tersenyum miring.

°°°°°

Christop menatap pria di depannya tajam, siapa lagi jika bukan adiknya-Abraham. "Kenapa kau pulang?" ketus Christop bertanya.

"Kau meninggalkanku!" decih Abraham. "Dasar bodoh."

"Kau mengumpat! Dan mengatai kakakmu bodoh? Di mana sopan santunmu!" geram Christop tak terima.

Abraham menatap malas Christop. "Tidak usah mengajariku sopan santun. Aku mau istirahat," ujarnya berlalu tanpa memperdulikan tatapan siap membunuh Christop.

"Jika dia bukan adikku, sudah ku pastikan dia mati sekarang juga," dengus Christop menatap punggung adiknya yang semakin menjauh.

Christop terdiam, berpikir. Adiknya itu sepertinya harus segera pergi dari rumahnya. Tidak mungkin bukan membiarkan Abraham berkeliaran selama satu minggu sedangkan ia sedang menyandera seorang gadis. 

Dalam hati Christop berdecak kagum, membayangkan tubuh Cala yang menurutnya sangat sexy. Dan ini menjadi sebuah keberuntungannya. Mungkin sedikit bermain dengan gadis itu menyenangkan. 

Christop bersiul, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar memutuskan untuk membersihkan diri.

°°°°°

Di dalam kamar, Cala berjalan mondar-mandir. Entah ini sudah keberapa kalinya, ia tidak tau. Menggigit ujung kukunya, Cala berpikir keras bagaimana caranya untuk keluar dari sini. Mengingat tadi ketika menginjakkan kakinya di rumah ini. Beberapa bodyguard tersebar di setiap ujung. 

"Siapa sebenarnya pria itu?" gumamnya berdecak kesal. 

Cala terdiam, ia mengira kemarin sebelum berangkat menuju ke Thailand adalah awal yang baik karena papanya sudah kembali seperti dulu bersikap manis dan lembut padanya, tapi ternyata tidak karena sekarang masalah besar menghampirinya. 

Lelah berdiri, Cala memutuskan untuk duduk di pinggiran kasur sembari memikirkan cara untuk kabur.

"Kau tidak tidur, baby?" suara bariton yang sudah dikenal Cala membuat gadis itu terlonjak kaget. 

Cala menoleh ke arah kiri, di ambang pintu Christop berdiri dengan pakaian santainya. Membuat Cala tak sadar berdecak kagum dalam hati. 

Sadarlah Cala! dia itu pria brengsek, psychopath yang tiba-tiba menyanderamu! Batin Cala kesal.

Menghela napasnya Cala berujar. "Mau apa kau kemari?"

"Itu bukan urusanmu, dan ini rumahku jadi terserahku," jawab Christop angkuh berjalan mendekati Cala.

"Jangan mendekat!" peringat Cala.

Christop menaikkan sebelah alisnya, tersenyum miring dan Cala benci melihatnya. "Siapa kau berani melarangku?"

Ketika sudah berdiri di depan Cala, Christop mensejajarkan tingginya. Hidung keduanya menempel napasnya saling beradu, tidak ada jarak diantara mereka. "Besok malam kau dandan yang cantik, aku harus menghadiri pesta temanku."

Cala menggeleng keras. "Aku tidak mau," tolak Cala.

Christop menegakkan tubuhnya. "Jangan jadi gadis pembangkang, aku tidak suka," ujarnya menekankan kalimatnya, sembari mengusap pucuk kepala Cala. 

Dan pergerakan itu membuat darah Cala berdesir dan jantungnya berdegup lebih kencang. Ini gila! Batinnya.

°°°°°

"Ab, sebaiknya kau mencari tempat menginapan," ujar Christop masuk kedalam kamar Abraham. 

Abraham yang sedang memainkan ponselnya menoleh, menaikkan sebelah alisnya. "Kau mengusirku?" tanyanya tak suka.

Christop mengangguk. "Ya. Aku mengsirmu."

Abraham mendengus. "Kenapa kau tiba-tiba mengusirku setelah tadi kau meninggalkanku di Pattaya?!"

"Kau banyak dosa padaku," lanjut Abraham. Christop mendengus, memasukkan tangannya pada saku celana. Berjalan mendekati Abraham. "Aku akan mencarikanmu penginapan. Dan pergilah besok." Usir Christop.

"Ish," decak Abraham. "Aku tidak mau pergi," lanjut Abraham berusara. 

Christop menatap tajam adiknya, menghela napas. "Jika begitu kau tidak boleh sembarang masuk ruangan di rumah ini."

"Memangnya ada apa?" tanya Abraham malas. "Kau menyembunyikan seorang gadis di sini?" lanjut Abraham menebak. 

Christop diam. "Aish kau tidak usah banyak bertanya dan cukup patuhi perintahku!" jawab Christop sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar. 

Meninggalkan Abraham yang sibuk menebak-nebak.

°°°°°

Tidak akan ada Pattaya, Phuket, The Grand Palace, Krabi dan masih banyak lagi tempat wisata yang ingin di kunjungi Cala. Karena semua itu musnah ketika dirinya bertemu dengan pria brengsek yang entah siapa namanya, Cala tidak tau. 

Cala mendengus. "Aku harus mencari cara untuk kabur," gumamnya sebelum memejamkan matanya. 

Christop berdiri di ambang pintu, menatap Cala yang sudah tertidur nyenyak. Melangkahkan kakinya mendekat, lalu berjongkok menatap wajah damai gadis itu. "Cantik," gumamnya tersenyum. Tapi tiba-tiba saja senyumnya lenyap mengingat gadis di depannya itu adalah anak dari seseorang yang membunuh kedua orang tuanya. 

Christop tersenyum menyeramkan, mendekatkan wajahnya pada Cala. Pria itu dapat merasakan hembusan teratur dari gadis di depannya. Dan cup! bibirnya menyentuh bibir kenyal milik Cala. 

Sangat manis dan memabukkan. Batin Christop.

Lalu tangan kanannya menelusup di balik baju tidur berbahan satin yang sudah disiapkannya tadi untuk Cala. Meremasnya pelan, hingga "Ahh," gadis itu mendesah dengan memejamkan matanya.

Dan desahan yang keluar dari bibir mungil Cala membuat Christop menatap gadis di depannya dengan mata berkabut gairah. Sebelum semuanya terlambat, Christop tidak melanjutkannya dan memilih berdiri meninggalkan kamar Cala sebelum dirinya benar-benar kehilangan kendali dan memperkosa gadis itu di saat tidur. 

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status