Share

Tur

“Cucu Oma yang cantik ayo bangun,” ucap oma sembari menepuk-nepuk punggung Ana dengan lembut. Oma tersenyum karena Ana yang masih enggan bangun. Cucu bungsunya itu masih berada dalam posisi tengkurap dalam tidurnya. “Ana mau bercerita sesuatu pada Oma? Kenapa Ana terlihat sedih? Bukankah Ana seharusnya merasa senang karena sudah bertunangan dengan Cakra?”

Oma tak mendapatkan jawaban apa pun dari cucunya yang masih keras kepala, mengubur wajahnya di bantal. Oma pada akhirnya kembali mengangguk. “Sepertinya cucu Oma, masih mau sendiri. Oma akan meninggalkan Ana sendirian, tapi Ana jangan terlalu lama seperti ini. Opa dan Kak Fa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status