Wilson sedikit berlari memasuki markas utama setelah mengendarai kendaraan dengan kecepatan penuh membelah jalanan ibu kota, Wilson mendapat satu buah pesan teks dari Jack yang hanya tertulis dua kata dengan huruf kapital yakni ‘SIAGA SATU’.
Minuman soda kaleng yang diberikan Sammuel tadi pagi bahkan masih belum ia sentuh, karena sehabis mengantarkan Sammuel ke mansion Edward, Wilson di sibukkan urusan pekerjaan di kantor yang menumpuk. Untung saja ada Emily yang membantunya, jadi urusan kantor dan urusannya dengan Emily bisa diselesaikan sekaligus, tak perlu tahukan apa yang diurus Wilson jika menyangkut Emily? Hanya mereka berdua yang tahu. Walaupun Sammuel juga maha tahu, segalanya jika menyangkut pekerjaan dan pengawal pribadinya.Pikiran Wilson begitu kalut dan takut, bahkan sebagian pengawal yang berada di kantor ia boyong serta untuk ke markas pusat, takut jikalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.&
“Kau tak mau bertemu dengan Ayahmu, Son?” lirih Dorothea disamping Demian yang sedang bergelut dengan beberapa gelas kaca tabung reaksi di tangannya, g****e glass sudah terbingkai hampir menutupi wajahnya serta jangan lupakan jas lab putih yang selalu melekat di tubuhnya. “Edward sangat merindukanmu, Sayang.” Demian hanya menggeleng pelan sambil terus fokus dengan beberapa tabung reaksi yang berisi cairan warna-warni di depannya, serta jangan lupakan papan kayu berisi tumpukan kertas yang berisi data-data hasil penelitiannya senantiasa selalu menemaninya kapan saja dan dimana saja. Jika di lihat sekilas, wajah Demian begitu mirip sekali dengan Axelo bahkan nyaris tanpa cela, oleh karena itu tak akan ada yang menyangka jika Demian hanya anak angkat dari pasangan Dorothea dan Axelo, karena kemiripan mereka berdua bahkan tak ada celahnya sama sekali. Jika wajah Dimitri lebih mirip Dorothea, lain halnya dengan
“Wah, lihat, siapa yang datang?” pekik Dimitri dari arah ruang keluarga yang tiba-tiba menoleh keatrah suara langkah kaki yang rupanya berasal dari langkah Dorothea dan Axelo. “Mari sambut pasangan kadaluarsa abad ini, Mama Dorothea dan Pria menyebalkan seantero jagat raya, Papa Axelo Alexseev, dan sayangnya gua anaknya,” sambung Dimitri sambil berdiri dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut dan hendak memeluk Dorothea sambil melayangkan ciuman di kedua pipi Dorothea. “iih, Mama pakai parfum apa? Kok rasa-rasanya kek pernah tau, apa ya?” ucap Dimitri yang tengah membaui tubuh Dorothea.Setelah beberapa waktu berpikir tiba-tiba mata Dimitri membulat dia melihat Dorothea yang sedang tersenyum tipis seakan dia telah menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri, “hei, bocah nakal, sini kau!” pekik Dimitri yang langsung berlari kearah pintu masuk dan berlarian kesana kemari seperti mencari keberad
“Apa aku mengganggu?” lirih Edward yang menghampiri Risha yang sedang membaca dibalkon Ruang Baca yang terletak di sebelah Ruang Kerja Edward.Sebenarnya Risha tadi sudah berada di Ruang Kerja Edward, hanya saja ia tak enak hati harus satu ruangan dengan orang yang sedang bekerja dan membahas masalah pekerjaan dengan serius. Risha takut menjadi pengganggu, jadi ia pamit undur diri sambil membawa beberapa buku dan membacanya di balkon Ruang Baca sambil menikmati pemandangan hutan dan taman buatan yang mengelilingi mansion Edward, entah berapa luas properti milik tunangannya itu, tapi setahu Risha dia hanya bisa memandang hamparan hutan yang di tumbuhi pepohonan hijau di sejauh mata memandang.Edward segara berjongkok dan memasangkan sepasang kaos kaki tebal di kedua kaki Risha yang masih memakai slipper bulu bermotif beruang berwarna coklat. “Sudah aku bilang, pakailah kaos kaki ganda, akhir musim gugur biasanya
“Levina cantik juga ya, Kak!” lirih Demian yang sedang bermain game di samping Dimitri.Dimitri langsung menoleh dan memandang Demian tajam, ada perasaan takut dan juga was-was yang seketika menyeruak dalam hati Dimitri, ada perasaan tak rela jika ada orang lain membicarakan tentang gadis kecilnya. Bahkan jika dia adiknya sendiri, Demian.Demian tersenyum tipis sambil menepuk pundak Dimitri, “Astaga, sebegitu posesifnya dirimu. Aku hanya mengagumi kecantikannya, bukan untuk merebutnya. Kakak tenang saja, aku tak seserakah itu, kecuali kalau Kakak mengijinkan. Ya, aku terima dengan senang hati,” cecar Demian sambil tersenyum lebar memandang Dimitri. Rasanya tak pernah bosan dirinya menggoda Dimitri, seperti ada yang kurang jika sehari saja tak mendengar pekikan dan omelan Dimitri.“Enak aja! Ya, jangan lah! Itu saja sudah bikin Ayah dan Mama uring-uringan. Emang mau tanggung jawab? Malama
Wilson terkejut kala mendapati Sammuel sudah berada di kantor pagi ini, dengan setelan jas yang sudah rapi serta penampilan yang begitu segar dan menawan.Biasanya dialah orang yang pertama menginjakkan kaki di kantor Sammuel yang juga merupakan kantor Edward.“Kenapa dengan wajahmu? Seperti habis melihat hantu saja,” pekik Sammuel yang tau Wilson sedikit tertegun setelah membuka pintu kantornya.“Ah, ti-tidak tuan,” lirih Wilson yang langsung memberikan beberapa map dan iPad kearah Sammuel.“Cih, wajahmu tak bisa bohong, Will. Sebegitu herannya dirimu melihatku datang pagi? Aku saja tak heran jika sekarang kau sering datang dengan Emily, apa kalian tinggal serumah?” tanya Sammuel sambil melirik Wilson yang masih mematung di sampingnya, “ah, bukan urusanku juga.”“Saya hanya mengikuti saran anda,
“Selamat Siang, Kak,” sapa Emily ketika masuk kedalam ruangan Sammuel, mengantarkan makan siang Sammuel.“Siang, Em,” jawab singkat Sammuel sambil melirik Emily yang sedang menata makan siang di meja. “Terima kasih.”“Aku tak tahu, kakak mau makan apa siang ini, aku memesankan beberapa steak dan salad dari restoran sebelah, ini adalah menu baru mereka. Serta aku membuatkan smoothie strawbery untuk kakak, Selamat menikmati,” ulas Emily yang menata makan siang Sammuel kemudian hendak beranjak dari ruang kerja Sammuel.“Apa kalian tinggal bersama?” celetuk Sammuel yang membuat Emily menghentikan langkahnya, kemudian berbalik arah memandang Sammuel yang saat ini menghentikan aktifitasnya.“Tidak,” jawab cepat Emily sambil menyunggingkan senyum lebar, Emily tau apa dan siapa yang dimaksud oleh Pertanyaan Sammue
Langkah Edward terhenti kala mengetahui Risha sedang berada di depan ruang kerjanya di mansion, dari pantauan Edward Risha nampak begitu cemas menggigit kuku jari jempol tangannya, Edwar juga melihat Risha begitu ragu-ragu hendak membuka handle pintu ruang kerjanya.Sebetulnya Edward tadi sudah berada di ruang kerjanya, hanya saja kemudian dia kembali kekamarnya karena handphonenya tertinggal diatas nakas di sebelah tempat tidurnya dan ketika akan kembali lagi ke ruang kerjanya lagi, Edward mendapati kekasihnya yang sekaligus tunangan sedang berdiri di depan pintu.“Apa yang sedang kau tunggu?” lirih Edward merangkul tubuh Risha dari belakang dan mendaratkan dagunya di pundak Risha, sedangkan Risha sudah terkejut bahkan hendak berteriak tapi ia urungkan kala mengetahui yang sedang merangkulnya adalah Edward. “Kenapa ragu? Apa yang kau takutkan, Sweetheart,” lirih Edward sambil melayangkan beberapa kecupan
Wilson mengamati Emily sambil mengerutkan keningnya, “apa kau habis menagis, sayang?”Emily hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Jangan berbohong, matamu bengkak seperti habis menangis, siapa yang telah menyakitimu?” lirih Wilson sambil membelai rambut pendek milik Emily.“Katakan padaku, jika dia mengancammu akan aku pastikan besok dia tak dapat lagi melihat sinar matahari pagi.”“Aku yang melakukannya, Will. Aku yang membuatnya menangis,” pekik Sammuel yang sudah berada di belakang Wilson. Entah sejak kapan Samuel sudah berdiri di belakang Wilson yang membuat Wilson dan Emily terkejut dan menoleh kearah Sammuel hampir bersamaan, “Jangan mencuri kata-kataku, Will, cari kosa kata sendiri, dasar tak kreatif.”Sammuel segera beranjak dan kembali kedalam kantornya, sebetulnya d