Share

Bab 9 Dipaksa Pulang

"Kamu!"

Shaun sangat marah. “Aku tanya sekali lagi. Apakah kamu mau pulang atau tidak?”

“Aku tidak mau!”

"Bagus! Ingat apa yang kamu ucapkan! Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu kalau sampai nenekmu nanti datang menjemputmu!”

Shaun merasa dia benar-benar tidak bisa berkomunikasi dengan sikap dingin putrinya dan langsung menutup telepon.

Nell mengejek dan mengabaikannya. Dia meletakkan ponselnya dan melanjutkan makannya yang baru saja dia pesan.

Di kediaman keluarga Jennings, Sylvia sedang duduk di ruang makan. Dia mengerutkan kening saat melihat Shaun berjalan dengan gontai.

"Bagaimana? Apakah kamu sudah memberitahunya? Apakah dia akan pulang malam ini?”

Shaun membentak, “Bagaimana aku bisa menang bicara dengannya? Hatinya telah mengeras dan dia sangat mandiri sekarang. Dia tidak akan pulang kalau tidak ada yang menjemputnya.”

Sylvia naik pitam.

Sumpitnya dibanting ke meja dengan keras.

"Kurang ajar!"

Semua orang di ruang makan terkesiap. Sejak kematian Tuan Besar Jennings, Sylvia yang dituakan di keluarga Jennings. Dia berkuasa selama bertahun-tahun, jadi amarahnya sedikit mengintimidasi.

Sally memberi isyarat pada Celine dengan matanya.

Celine dengan cepat mengambil semangkuk sup di depannya dan berjalan ke wanita tua itu lalu berkata dengan lembut, “Nenek, jangan marah. Kesehatan Nenek lebih penting."

Sally juga menyela. “Ya, kalau Nell tidak mau pulang, maka kita tak usah mengkhawatirkan dia. Kita pikirkan cara lain. Marah-marah tidak baik untuk kesehatan Ibu.”

Sylvia tertawa dingin. “Konyol! Dia pikir dia bisa menolak pulang hanya karena dia tidak mau? Aku ingin dia ada di sini hari ini! Aku ingin melihat seberapa keras pendiriannya!"

Kemudian, Sylvia melambaikan tangannya dan memberi isyarat kepada Kepala Pelayan—Fabian Westwood.

“Fabian, pergi dan cari tahu di mana Nell sekarang. Utus seseorang untuk memberitahunya bahwa jika dia tidak pulang malam ini, aku akan membakar semua barang peninggalan ibunya! Hingga habis tak bersisa sedikit pun!

Wajah Fabian memucat dan dia dengan cepat menjawab, "Baik."

Sore harinya, Nell menyelesaikan pesanan terakhir pelanggannya dan bersiap untuk menutup tokonya.

Tanpa diduga, dia melihat Fabian Westwood berdiri di samping pintu begitu dia keluar.

Fabian sudah lebih dari satu dekade menjadi Kepala Pelayan di keluarga Jennings, karena itu Nell mengenalinya.

Sebelum Sally Youngs dan Celine Jennings menjadi bagian keluarga, Nell memiliki hubungan yang baik dengan Fabian. Meskipun mereka tidak terlalu dekat, mereka saling menghormati satu sama lain.

Melihat Fabian datang, dia tiba-tiba teringat akan telepon dari Shaun sore itu, dan ekspresinya menjadi dingin.

“Nona, Anda sudah selesai bekerja.”

Fabian mendekatinya. Nell meliriknya sambil memegang kunci.

“Fabian, sudah lama kita tidak bertemu.”

"Betul. Nona tambah cantik. Kalau saja mendiang Nyonya masih ada, saya yakin beliau sangat senang melihat Nona."

Bibir Nell terangkat ke atas. “Jika ibuku masih ada, apakah kamu akan berada di pihaknya atau di pihak Sally Youngs?”

Fabian tidak menyangka Nell tiba-tiba mengajukan pertanyaan seperti itu dan ia kehilangan kata-kata.

Nell tidak berniat mempersulitnya dan hanya tertawa kecil. "Aku hanya bercanda. Jangan gugup.”

Fabian hampir meneteskan keringat dingin dan memaksakan tawa garing.

"Kamu ada perlu apa denganku?"

Kepala Pelayan itu buru-buru berkata, "Nyonya Besar mengutus saya untuk menjemput Nona pulang."

Mata Nell menjadi dingin. Bibirnya mencemooh. “Apakah Shaun Jennings tidak memberitahumu bahwa aku tidak mau pulang?”

"Sudah, tapi Nyonya Besar bilang... Beliau bilang, kalau Nona menolak pulang, semua barang peninggalan mendiang Nyonya akan dibakar habis."

Fabian berbicara dengan suara pelan, tetapi Nell langsung mengerti apa yang dia maksud.

Ekspresi Nell menjadi murka. "Dia bilang begitu?"

Fabian tampak jengkel.

Setelah jeda sejenak, Fabian menasihati Nell, “Nona, bukankah Nona sudah cukup menderita selama bertahun-tahun karena berselisih dengan keluarga? Nyonya Besar hanya ingin Nona pulang untuk makan malam bersama, dan mendiang Nyonya tidak meninggalkan banyak warisan. Jangan sampai Nona menyesalinya nanti kalau sampai semua itu hilang."

Ekspresi Nell tegang dan pucat.

Beberapa saat kemudian, Nell akhirnya melonggarkan kepalan tangannya. "Baiklah."

Fabian menghela napas lega mendengar persetujuannya.

Fabian membungkuk dan membukakan pintu untuk Nell. “Nona, silakan masuk!”

Nell masuk ke mobil tanpa suara.

Dua puluh menit kemudian, mobil itu tiba di vila Jennings .

Vila itu terletak di kawasan elit di Kota Peyson. Lokasinya di antara pegunungan dengan danau dan pemandangannya indah.

Nell turun dari mobil dan masuk ke vila dengan ekspresi datar.

Di ruang tamu, Sally Youngs sedang memilih gaun yang akan dikenakan Celine untuk pesta ulang tahunnya pada dua hari mendatang.

Itu adalah hari penting bagi Celine, yang akan mengumumkan hubungannya dengan Jason. Bukan saja itu hari ulang tahunnya, tetapi juga hari pertunangannya dengan Jason Morton.

Setelah melakukan persiapan, Sylvia Walker memerintahkan mereka untuk segera memilih gaun dan memesan tempat.

Hanya tersisa dua hari sebelum acara, jadi tidak mungkin untuk memesan gaun khusus.

Untungnya, itu hanya pesta ulang tahun, Jason dan Celine akan mengumumkan pertunangan itu secara tertutup. Dari sudut pandang orang luar, keduanya pasti sudah bertunangan sejak lama, maka Celine tidak perlu berpakaian terlalu megah.

Setelah Celine memilih gaun sepanjang sore, ia akhirnya memilih beberapa set gaun yang disukainya.

Sekarang tinggal menunggu sampai gaun itu dikirim ke dia besok.

Celine dan ibunya dengan senang berdiskusi hingga tiba-tiba terdengar suara dari pintu.

Ketika mereka mendongak, mereka melihat Nell masuk.

Nell mengenakan kemeja putih dipadukan dengan celana pensil berwarna hitam yang menonjolkan kakinya yang jenjang dan ramping. Dia juga mengenakan jaket berwarna krem, dan rambut bergelombangnya tergerai, membuatnya terlihat cantik dan anggun.

Saat Celine menatapnya, sedikit rasa iri muncul di hatinya.

Dia tidak menyukai penampilan Nell yang belagu.

Nell hanyalah penjual produk erotis, tetapi dia berpakaian seperti sosialita. Wajahnya yang cuek dan dingin membuat orang berpikir bahwa dia dari kalangan bangsawan dan berkedudukan tinggi.

Namun, ketika Celine memikirkan tentang pekerjaan Nell, rasa puas muncul di hatinya.

'Memangnya kenapa kalau dia berlagak seperti orang kaya dan angkuh? Dia tetap tidak bisa menyaingi diriku.’

'Aku adalah permata keluarga Jennings dan artis terpopuler di industri hiburan. Sedangkan dia?’

'Dia hanya orang buangan yang diabaikan oleh keluarganya sendiri. Bagaimana kalau dia berbakat? Dia bahkan tidak bisa mempertahankan pekerjaan itu.’

‘Pada saat itu, Nell hanya bisa mengurung diri di toko seluas sepuluh meter persegi itu sepanjang hari dan menjual mainan kecilnya.’

Memikirkan hal itu, Celine merasa senang. Dia menegakkan punggungnya dan senyuman tersungging di bibirnya saat dia melangkah maju.

"Kakak, kamu pulang!"

Sally juga bereaksi dan buru-buru mendekat, wajahnya dipenuhi tawa.

"Kamu pulang! Ayo, duduk! Bibi Carroll, tuangkan segelas air untuk Nona Sulung."

Pelayan—Carroll, buru-buru menuangkan minuman. Namun, matanya dipenuhi dengan penghinaan yang tersembunyi saat dia melihat ke arah Nell.

Nell mengabaikan mereka dan berkata dengan dingin, "Mengapa kamu memanggilku ke sini?"

Sally tampak agak canggung.

Celine melihat itu dan dengan cepat meraih lengan Nell sambil tersenyum. “Kakak, kenapa terburu-buru? Jarang sekali kan kamu pulang. Mari kita mengobrol setelah makan malam! Kita sudah lama tidak mengobrol. Masih ada waktu sebelum makan malam, bagaimana kalau kita mengobrol di kamarku?”

Nell menatapnya dengan tatapan dingin. Nadanya terdengar mengejek.

"Ngobrol tentang apa? Tentang bagaimana kamu merayu pria? Maaf, tapi aku tidak tertarik dengan trik kotor itu. Aku juga tidak bisa mempelajarinya."

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status