Share

Pergi Ke Rumah, CEO

           Malam harinya di halaman rumah keluarga  Keen.

"Benar ya Pak setelah ini aku bisa keluar dari perusahaan," ujar Shassy yang baru turun dari dalam mobil Keen.

"Sudah aku katakan kamu bisa keluar dari perusahaan atau tidak, itu  semua tergantung pada kemampuanmu meyakinkan dia."

"Tapi Pak—" Kalimat Shassy terhenti ketika ada seorang gadis muda datang berlari ke arahnya.

"Kak Shassy," panggil gadis tersebut sambil berhambur ke arah Shassy.

Shassy pun tersenyum canggung saat gadis tersebut memeluk dirinya.

"Kak Shassy kok lama gak ke sini, Dira kangen tahu," ucap Dira dengan manja.

"Maaf ya Dir, aku beberapa waktu ini terus saja sibuk jadi tidak bisa menemui kamu," ujar Shassy sambil menatap wajah mungil Dira.

           Gadis manis berusia 15 tahun itu adalah adik kandung Keenan satu-satunya. Ia begitu dekat dengan Shassy karena sangat ingin memiliki kakak perempuan, dan baginya, Shassy adalah sosok kakak perempuan yang ada dalam khayalannya sejak ia masih kecil.

"Iya Kak, tidak apa-apa. Aku paham Kakak sibuk tapi itu semua pasti gara-gara Kak Keen, iya kan?" ucap Dira sambil melirik ke arah Keen yang seolah acuh pada apa yang diucapkannya.

Shassy pun langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, kamu jangan salah paham. Aku memang sangat sibuk beberapa hari ini, itu tidak ada hubungannya dengan Pak Keen."

'Tahu juga dia, bagaimana cara bersikap pada atasannya," batin Keen sambil melirik sekilas  ke arah Shassy lalu meneruskan langkahnya, meninggalkan Shassy dan Dira yang masih berjalan santai di belakangnya.

           Beberapa pelayan menyambut kedatangan Keen yang baru saja memasuki rumah mewah bak istana itu, Keen lalu berjalan dengan santai melewati mereka semua.

"Dimana mama?" tanya Keen pada salah seorang pelayan.

"Nyonya besar sedang ada di dapur, Tuan Muda," jawab pelayan tersebut dengan sigap.

"Katakan padanya, tamunya sudah datang," ujar Keen dengan nada dingin.

"Baik Tuan Muda," sahut pelayan tersebut yang bergegas pergi ke dapur untuk menyampaikan pesan Keen itu.

          Setelah melihat pelayan itu pergi, Keen pun langsung  naik ke lantai atas untuk mengganti pakaiannya.

"Huh dasar menjengkelkan sekali, kenapa wanita itu harus dekat dengan keluargaku," gerutu Keen sambil melepaskan pakaiannya  dan meletakkan pakaian kotor tersebut di atas ranjangnya.

Itu adalah salah satu kebiasaan buruk Keen yang suka sembarangan meletakkan pakaian kotornya di semua tempat.

   Keen pun segara pergi membersihkan diri sambil terus menggerutu tentang Shassy, ia seperti anak kecil yang sedang berebut kasih sayang dengan orang lain. 

          Setelah 15 menit membersihkan diri, akhirnya ia pun keluar dari kamarnya dan segera pergi ke ruang makan. Di sana terlihat Shassy yang sedang duduk di antara Mama dan Adiknya, mereka terlihat sedang mengobrol dan bercanda tawa bersama.

Setelah sesaat memperhatikan, Keen pun tersenyum melihat hal tersebut. 'Ternyata tidak buruk juga dia ada di sini,' batin Keen sambil terus berjalan memasuki ruangan tersebut.

Shassy pun menatap ke arah Keen yang baru memasuki ruangan tersebut dan dengan cepat Keen merubah ekspresinya menjadi dingin seperti biasanya.

'Eh apa aku salah lihat, tapi sepertinya dia baru saja tersenyum,' batin Shassy sambil terus menatap Keen yang saat ini duduk di salah satu kursi di ruang makan itu.

"Kak Shass, Kak Keen ganteng ya?" tanya Dira yang sedang menggoda Shassy.

Shassy pun terkejut mendengar perkataan Dira. "Eh tidak kok, tidak," jawab Shassy dengan cepat.

"Jadi Kak Keen itu gak ganteng?" tanya Dira, terus menggoda Shassy.

"Eh bukan begitu maksudku," jawab Shassy yang jadi serba salah karena pertanyaan menjebak itu.

"Dir, cepat makan," ujar Keen dengan nada dingin.

"Ih Kakak, aku kan sedang ngobrol dengan Kak Shassy," dengus Dira.

"Eh benar Dir, ayo kita makan dulu nanti makanannya keburu dingin loh," sahut Shassy yang mencoba menenangkan Dira yang mulai ingin merengek manja.

Dira pun mengangguk dan menurut ketika Shassy yang mengatakan hal tersebut. Mereka pun makan dengan tenang malam itu.

            Setengah jam berlalu dengan cepat. Setelah selesai makan, Dira segera menarik lengan Shassy dan berjalan bergandengan keluar dari ruang makan tersebut dengan diikuti oleh Nyonya Tiara yang berjalan di belakang kedua gadis itu.

"Ma, aku mau ngobrol sama Kak Shassy berdua di taman ya," 

Nyonya Tiara lalu tersenyum menatap Dira yang manja. "Iya," sahutnya dengan lembut.

Dira pun semakin erat menggandeng lengan Shassy dan setengah menariknya keluar dari rumah itu.

Keen yang melihat hal itu dari kejauhan  pun segera mendekati mamanya.

"Ma, kemana mereka?" tanya Keen sambil menatap pintu rumah yang baru dilewati oleh Shassy dan Dira.

"Mereka pergi ke taman." jawab Nyonya Tiara.

Keen mengernyitkan keningnya. "Mau apa mereka?"

Nyonya Tiara menghela napas panjang. "Dira mengajak Shassy ke taman, entahlah mau ngobrol apa, Mama juga tidak tahu."

"Emmm," gumam Keen.

Keen pun tidak memperdulikan hal itu lagi, ia memilih meninggalkan  tempat tersebut dan  pergi ke kamarnya.

Tapi saat baru beberapa langkah ia berjalan.

"Keen," panggil Nyonya Tiara.

Keen pun menoleh. "Iya Ma."

"Nanti kamu antar Shassy pulang ya,"

"Biar supir saja yang menghantar dia pulang," sahut Keen yang ingin segera melanjutkan langkahnya.

"Keen." Nyonya Tiara menyebut nama Keen dengan suara lembutnya.

"Huff," Keen menghela napas, "baiklah Ma, nanti Keen yang akan mengantar Shassy," ujar Keen yang memang tidak bisa menolak permintaan Mamanya.

*

Di taman.

          Dira yang sedari tadi terus  menarik lengan Shassy akhirnya melepasakannya setelah mereka sampai di tengah-tengah taman tersebut.

"Kak, ayo duduk," ujar Dira, mengajak Shassy duduk di bangku taman yang ada di dekat mereka.

Shassy pun menurut dan segera duduk di samping Dira. "Kamu mau bicara apa, Dir?" tanya Shassy sambil menatap wajah Dira.

"Aku mau cerita pada kamu Kak," jawab Dira yang kini menyandarkan kepalanya di lengan Shassy.

"Kamu mau cerita apa? Cerita saja, Kakak pasti akan mendengarkan," sahut Shassy yang melihat raut wajah Dira tiba-tiba berubah galau.

Dira pun mulai bercerita. "Itu Kak ...." 

Shassy pun terus mendengarkan seluruh curhatan dari Dira yang memasuki masa remaja dengan emosi yang masih labil itu.

Dira berbicara panjang lebar mengungkapkan segala perasaan yang ada di hatinya, sedangkan Shassy berusaha menjadi pendengar yang baik dengan hanya menyahut  sesekali saja dan memberi saran di saat yang tepat.

Setelah cukup lama mengobrol.

"Dir," panggil seseorang dari kejauhan.

"Iya Kak, aku di sini," teriak Dira.

Tak lama kemudian Keen pun muncul. "Kalian belum selesai?" tanya Keen dengan nada dinginnya.

"Ah Kakak, sebentar lagi," rengek Dira.

Keen lalu menatap jam yang ada di tangannya. "Ini sudah larut, Shassy harus pulang."

"Ah, biarkan Kak Shassy menginap di sini saja," pinta Dira.

Mata Keen membulat mendengar rengekan Dira. 

'Ishh, ternyata pada adiknya pun juga begitu,' batin Shassy.

Shassy pun segera memeluk Dira. "Dir, Kak Shassy harus pulang, kapan-kapan kita sambung lagi kalau kamu mau curhat lagi kamu bisa menelpon aku nanti."

"Bener ya Kak?" tanya Dira memastikan ucapan Shassy tersebut.

"Iya Dir, tentu saja," jawab Shassy sambil mengangguk.

 Akhirnya Shassy pun benar-benar di antar pulang oleh Keen. Awalnya ia menolak dengan berbagai alasan, tapi penolakan-penolakan yang ia lakukan  tidak membuahkan hasil sama sekali.

Dan akhirnya Shassy pun hanya bisa pasrah menerima apapun yang di inginkan oleh Dira dan Nyonya Tiara. Bahkan ekspresi Shassy dan Keen pun terlihat mirip ketika mereka masuk ke dalam mobil.

                   Selama di perjalanan suasana di dalam mobil itu pun terasa sunyi, hampir tak ada kalimat yang  keluar dari dalam mulut mereka, hingga ...

Ciiiiitttttt! Keen mengerem mendadak ketika melihat seekor kucing  yang tiba-tiba melintas dan hampir saja tertabak olehnya.

Setelah mobil tersebut berhenti, Shassy mau pun Keen segera turun dari mobil, mereka berusaha mencari tahu bagaimana dengan nasib kucing tersebut.

"Pak, kemana ya kucingnya? Harusnya kan ada di sini," ujar Shassy sambil mengarahkan flash ponselnya ke kolong mobil.

"Mungkin dia sudah kabur," ucap Keen yang segera kembali ke dalam mobil.

"Tapi Pak—"

"Kamu ingin masuk mobil atau tinggal di sini," tandas Keen..

Shassy pun segera berlari dan masuk ke dalam mobil kembali. 

Dan sesaat setelah Shassy masuk mobil, Keen dengan cepat mengemudikan mobil tersebut bahkan lebih cepat dari sebelumnya.

"Pak, ada apa?" tanya Shassy yang sadar dengan perubahan gaya  mengemudi Keen.

"Jadi kamu tidak sadar?" tanya Keen.

"Sadar apa?" Shassy balik bertanya pada Keen, wajah Shassy pun mulai tegang saat  Keen menatap dirinya selama beberapa detik.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
widi widiati
bagus veritanya
goodnovel comment avatar
Istikomah
keren bagus bgt ceritanya
goodnovel comment avatar
Riyadh
bagus cerutanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status