Share

2

Seorang laki-laki langsung mengajaknya berbicara. Percakapan tentang Sandy selalu sangat dia sukai, karena itu dia melewati acara enal?"

"Tentu saja, dia itu saingan sama kakakku waktu olimpiade SMP."

"Kakak?"

"Oh, aku punya kembaran, laki-laki juga, dia sekarang ada dikelas yang sama dengan Sandy Andrea itu."

"Tapi..."

"Aku dan kakakku punya minat dan kepintaran masing-masing. entar juga kau tau, kita sekelas nih. Aku Rion, saudaraku yang dikelas A namanya Leon. Dia pakai kacamata, jadi mungkin kau gak bakalan kenal dia, tapi kami kenbar identik, kalau kacamatanya dilepas, kau akan kesulitan ngenalin kita."


"Wah, ada anak kembar. Dari dulu aku penasaran." Nana mulai penasaran dan ada nasa senang dari suara yang dia keluarkan.


Rion menaruh tasnya di meja yang berdempetan dengan meja Nana, lalu duduk dan mengatur tempatnya. "Penasaran tentang apa?"


"Apa anak kembar punya telepati gitu? maksudnya bisa ngerasain kalau yang satunya lagi ada masalah, atau yang satu lagi ngerasain cinta, marah, atau mikir sesuatu gitu."


Rion tertawa renyah, membuat Nana ikut tersenyum karenanya. "Kalau feeling tentang masalah, mungkin iya, karena selama ini, kalau ada yang gak beres salah satu dari kita, ya yang lainnya pasti ngerasain dan mencari. untuk cinta, mungkin iya mungkin nggak sih, soalnya sampe sekarang aku masih belun nemuin yang bener-bener bisa ngetuk hati ini" Rion menunjuk dadanya.


"Eh, kok kau duduk disini? kan udah ada yang punya."


"Udah kubilangin tadi. Dia juga setuju kok, soalnya bisa lebih dekat ke depan."


Guru pertama hari itu masuk lebih cepat dari jadwal yang ditentukan sehingga membuat beberapa temannya terlambat memasuki ruangan. Pelajaran Matematika di hari senin dan jam pertama adalah bencana bagi seluruh siswa yang ada di ruangan sepuluh F, namun mereka tak punya hak untuk mengganti sehingga harus menerima kenyataan hingga semester pertama ditahun pertama kehidupan SMA mereka berakhir.


Setelah melalui waktu yang cukup berat, akhirnya istirahat pertama di jam sepuluh pagi terdengar juga. Nana dan Rion langsung akrab dengan beberapa keluhan dan pemikiran yang sama. Bahkan, gambar kartun Nana pun hampir sama bagusnya dengan gambar Rion.


"Rion, wajahmu kayak sering banget aku liat, tunggu! Biarkan aku berfikir," Nana terlihat mengawan, tatapannya kosong "Jangan bilang kamu," 


Rion langsung menaruh jari telunjuk di mulutnya. "Rahasia kita berdua yah, hanya para pelukis yang tahu riwayatku. Tapi kok bisa tau? Aku kan gak terkenal di sini."


"Aku suka ngikutin hal-hal yang menyangkut tentang seni. Kok bisa sih berakhir disini, padahal kan banyak yang nawarin sekolah bagus diluar?"


"Mama masih gak relain kita buat pergi. Dan kami sayang banget sama mama, kalau mama ngomong A, kami semua bakalan ngikutin."


"Mamamu keras yah?"


"Nggak kok, mama orang yang paling lembut dan pengertian sedunia. Mama kadang keras sih, tapi itu untuk kepentingan kami, dan kami semua sangat menyayanginya melebihi wanita manapun di dunia ini."


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status