Share

2 judul Debar hati

Bab 2

Chelsy tahu apa yang ia butuhkan!

Sesempurna apapun dirinya, dia tetap membutuhkan kehangatan pria dalam hidupnya maka ia mulai menyeleksi dan menerima ajakan kencan dari pria-pria yang diinginkannya.

Ia menikmati apa itu kenikmatan bercinta tanpa melibatkan cinta dan Chelsy merasa bahagia menjalani pilihan hidupnya itu! 

Saat ini, ia mengenakan gaun panjang menjuntai sampai ke lantai berwarna perak. Ia mengangkat tinggi rambutnya dan menatanya. 

Seuntai kalung berlian Jack & Queen menghias bagian leher dan menjuntai turun ke arah dadanya yang menonjol seolah-olah memamerkan lekukan indah payudaranya.

Chelsy menyukai sinar-sinar kekaguman yang dipancarkan lawan jenisnya ketika mereka menatapnya. Ia bangga memiliki pancaran pesona yang ada pada dirinya. 

Musik dengan alunan nge-bit mulai diperdengarkan untuk menyemarakkan suasana. Acara di awali dengan kata-kata sambutan darinya, sebagai CEO dari perusahaannya.

Kemudian peragaan busana mulai digelar dan acaranya berjalan dengan lancar. Tampaknya pihak sponsor akan memperoleh banyak keuntungan malam ini, ucap Chelsy dalam hati sambil tersenyum.

Selesai acara, para modelnya berganti pakaian lalu mulai turun ke bawah dan menyebar. 

Mereka menyapa para tamu undangan sambil berbincang-bincang mengenai kelanjutan kerjasama perusahaan mereka. 

Chelsy membiarkan dirinya demi kesopanan, menerima ajakan demi ajakan dansa dan menikmati semua kata-kata bujuk rayu para pengusaha muda juga mapan yang terus menerus menggodanya tanpa merasa bosan. 

Chelsy tersenyum jahil saat menerima uluran tangan Thomas, 'Teman Dekat-nya' yang cemberut memperhatikan tingkahnya sedari tadi. Ia menyadari hal itu.

“Aku tidak suka melihatmu berada dalam pelukan pria lain,“ desisnya dengan tidak senang.Tangannya bergerak bebas membelai tubuh Chelsy, seolah ingin menyatakan kepemilikannya atas Chelsy. 

Chelsy tertawa lepas. “Mereka klien-klienku, Thomas, bukan pria-pria-ku, kecuali …,“ pancing Chelsy sambil mengerlingkan matanya. 

Thomas meraih tubuh Chelsy secara posesif dalam pelukannya.

Chelsy menyukai sifat Thomas yang posesif. Terkadang hal itulah yang membuat pertualangan asmaranya menjadi semakin menarik! 

Dan ia sangat menyukai rasa dan debar-debar yang tercipta kala hal itu terjadi.

Chelsy terengah dalam pelukan Thomas. Ia suka berada dalam pelukan Thomas. Rasanya pelukan dan sentuhan Thomas sangat pas melekat melingkupi tubuhnya. 

“Kita pergi dari sini,“ bisik Thomas dengan nada tidak mau dibantah. 

Chelsy hanya tersenyum lepas matanya berbinar setuju.

“Jiwaku ingin langsung mengiyakan tapi kau tahu, tubuhku tidak mungkin membiarkannya. Aku tuan rumah pesta ini Thomas, ingat ‘kan? Tidak sopan rasanya meninggalkan tamu-tamuku di tengah pestaku sendiri. Apa lagi, hal ini akan sangat berpengaruh demi kelangsungan agency-ku.“ Chelsy tersenyum sambil menenangkan Thomas dengan pesonanya.

Thomas menghentakkan tangannya dengan kasar lalu meninggalkan Chelsy yang tidak bisa menahan tawa puasnya melihat kegeraman teman dekat-nya itu. 

Thomas berharap Chelsy akan merayu dan menyusul langkahnya tapi ia harus menelan rasa kecewa karena Chelsy membiarkannya pergi begitu saja. 

Ia bisa melihat dari tatapan dan senyuman Chelsy, dia sedang menertawakannya. 

Menertawakan kecemburuannya!

Thomas menggeram dengan kesal kenapa ia tidak mampu menyembunyikan kecemburuannya terhadap hobi Chelsy!

Thomas menahan tangannya ketika melihat Chelsy sedang menyambut ajakan dansa dari seorang pria asing bertubuh tegap dan gagah. Pria itu mengenakan taxido berwarna hitam pekat. Tampak sangat gagah dan berkharisma. Ancaman baginya! pekik Thomas dalam hati.

Tapi Thomas sedikit lega karena Chelsy menanggapi ajakan dansa dengan sikap professional dan tidak dengan ketertarikan lebih. Ia tahu Chelsy tidak tertarik kepada pria itu.

Chelsy kurang menyukai bakal calon klien barunya itu, Farelardier Columbus. 

Dia adalah seorang billionaire tampan yang memiliki perusahaan anggur terbaik di Inggris. Saat ini perusahaannya membuka cabang di Indonesia dan diberi nama Columbus Wine. 

Dibandingkan dengan negara lainnya, Chelsy bisa berkata dengan bangganya bahwa Indonesia-lah tumpah darahnya dan tempat bernaung yang ter-nyaman di seluruh dunia!

Dia sudah berkeliling hampir ke seluruh pelosok dunia. 

Ia memang menyukai pemandangan dan kebisingan baru di negara-negara itu tetapi tetap saja, ia tidak bisa tinggal lama dan menetap di luar negeri. Dia akan tetap dan selalu rindu untuk pulang kembali ke negaranya, Indonesia. 

Merupakan kebanggaan tersendiri bagi Chelsy jika bisa bekerja sama dengan perusahaan Columbus Wine. 

Chelsy berharap, ia bisa berhubungan dengan direktur Columbus Wine, Nico Petran tapi Nico tidak bisa memutuskan tentang penawaran kontrak yang diajukan perusahaannya, melainkan ia menyerahkan keputusannya langsung ke pemilik pusat Columbus Wine yaitu Farelardier Columbus yang akan datang pada saat ulang tahun perusahaannya. 

Dan di sinilah, sang penguasa itu muncul di hadapannya!

Belum pernah Chelsy merasa takut seperti ini! Sebagian dirinya menyuruhnya untuk menjauhi pria yang sedang mengulurkan tangannya ini. 

Dan dia sangat tidak menyukai perasaannya ini! Dia menghela napasnya lagi sambil berusaha tersenyum menyambut kedatangan Mr. Columbus di acaranya.

Tapi Chelsy harus mengakui dalam hatinya, kharisma dan kemaskulinan yang dimiliki calon klien barunya ini begitu menonjol dan tidak sanggup untuk ditolak. 

Alarm peringatan berdenting keras di benak Chelsy. Dia memang menyukai tantangan tapi ia merasa tantangannya kali ini terlalu beresiko! 

Ia segera menekan kuat-kuat keinginannya untuk bersenang-senang dengan Farelardier Columbus.

Meskipun Chelsy menyukai pria tampan dan mapan seperti Farelardier Columbus tetapi entah kenapa kali ini, ia lebih memilih untuk mempercayai instingnya. 

Ia bersikap segan dan bersikap sangat sopan kepada Farelardier Columbus.

“Selamat malam, Miss Oliver.“ Fareld meraih tangan Chelsy dengan sopan dan mengecupnya sebelum meraih tubuhnya mendekat. 

Chelsy merasa lututnya lemas seperti jeli. Buru-buru dia memantapkan kedua kakinya lalu tersenyum sopan ke arah Mr. Columbus.

“Selamat malam, Mr. Columbus. Senang rasanya melihat kehadiran anda malam ini. Saya berharap, anda bisa merasa nyaman dengan suasana pesta saat ini dan tidak merasa bosan menikmati kesederhanaan pesta ini.“

“Anda sangat cantik. Rupanya berita tentang kecantikan anda tidak dilebih-lebihkan,“ kata Fareld sambil menatap Chelsy dengan penuh kelembutan.     

Chelsy melambung mendengar pujian dari Mr. Columbus dan memutuskan untuk menjaga jarak sambil mengulaskan senyum sopan di bibir merahnya. 

Chelsy hanya mengucapkan terima kasih dan membalas dengan sopan menanggapi pujian dari Mr. Columbus terhadapnya.

Tapi anehnya, Mr. Columbus tidak membiarkan Chelsy menjauh dari pelukannya. Chelsy menggeliat tidak nyaman dalam pelukan klien barunya itu. Kenapa ia tidak membiarkan dirinya pergi!? erang Chelsy dalam hati.

Chelsy berusaha mengusir kegugupannya dan bersikap profesional menghadapi Mr. Columbus. “Apakah anda sudah mempelajari proposal yang kami kirimkan kepada perusahaan anda, Mr. Columbus?“ tanya Chelsy dengan sopan.

Ia sengaja mengukir senyuman manisnya untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan. Selama ini  tidak ada yang sanggup menolak pesona senyuman-nya itu.

Sudah seminggu lebih, belum juga ada kepastian dari perusahaan Columbus Wine. Chelsy mulai merasa sedikit resah karenanya. 

Jika ia berhasil mendapatkan kontrak dari perusahaan Columbus Wine maka para modelnya akan mendapatkan sorotan yang lebih dan yang jelas dapat menaikkan pamor agency mereka. 

“Saya belum membacanya dan saya terlalu sibuk untuk membacanya," jawab Fareld dengan enteng.

Chelsy tersenyum kecut mendengar keterusterangan dari mulut Fareld.

“Saya yakin ketika anda membaca surat penawaran kami dan mempertimbangkan tawaran yang kami berikan, anda tidak akan menyesal. Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan anda.“ Chelsy mencoba mengubah keputusan Mr. Columbus.

Tetapi anehnya, Fareld hanya diam tidak bergeming setelah ia menyelesaikan kata-katanya. “Mr. Columbus…“

“Dia sedang bersenang-senang di Inggris," sela Fareld.

“Apa?“ tanya Chelsy tidak mengerti.

“Ayahku, dia ada di Inggris. Kau selalu memanggil Mr. Columbus, Mr. Columbus.“ 

“Yah, saya tahu tapi tidak sopan rasanya jika saya memanggil nama depan anda, yah 'kan!?“ sahut Chelsy sambil tersenyum.

“Namaku Farelardier. Panggil saja aku Fareld,“ pinta Fareld sambil memutar badan Chelsy lalu meraih kembali tubuhnya dengan mantap.

Chelsy menjerit dalam hati! Ia berusaha menahan diri agar tidak menerjang dan menggerayangi tubuh berotot milik Fareld. 

Wajahnya merah padam karena pemikirannya itu! Cepat-cepat ia mengerjapkan matanya lalu mengembalikan pikiran jernihnya dan ke-profesional-an sikapnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status