Share

3 judul Penolakan tegas

Bab 3

Lidah Chelsy keluh, ia menelan air ludahnya dengan susah payah. Ia merasa seperti dihipnotis. 

Matanya tidak bisa lepas memandangi Fareld! Dengan cepat ia mengerjapkan matanya lalu mulai mengendalikan tubuh dan pikirannya agar lebih fokus berhadapan dengan Fareld. 

Belum pernah sekalipun, Chelsy merasa gugup hanya karena seorang pria seperti Fareld, selama ini!  

“Fareld,“ ucap Chelsy dengan susah payah dan pelan.

“Yah, Sayang,“ jawab Fareld sambil tersenyum. Ia sangat menyukai cara Chelsy saat menyebut namanya.

Yah, Tuhan! Chelsy menjerit dalam hati. Ia merasa rona merah pasti mencuat jelas di wajahnya. 

Dia menjadi kikuk dan salah tingkah mendengar desahan Fareld di telinganya. Ia menghela napas panjang, berusaha untuk mengendalikan dirinya.

Chelsy mendehem. “Anda bisa memanggilku Chelsy dan bukannya sayang," katanya dengan cepat. ”Dan saya berharap anda dapat mempertimbangkan tawaran perusahaan kami. Kami percaya, kami bisa membantu mempromosikan anggur terbaru dari perusahaan anda.“

Fareld hanya diam tidak berkomentar apapun. 

Chelsy merasa harus lebih meyakinkan lagi. “Anda lihat, model-model kami benar-benar seperti dewa dan dewi dari khayangan. Mereka begitu cantik dan tampan, benar-benar sangat mengagumkan!“ kata Chelsy sambil mengarahkan pandangan Fareld ke arah model-modelnya.

Tapi mata Fareld tidak beranjak sedikitpun darinya. Ia jelas-jelas hanya tertarik memandangi wajah Chelsy dan bukan ke arah lain.

Chelsy mendehem dengan sopan agar Fareld bisa melihat ke arah model-modelnya. “Mr. Columbus!“ tegur Chelsy dengan sopan setelah dehemannya tidak mendapat renspon yang ia inginkan.

Fareld menyadari teguran Chelsy dan memandang sekilas ke arah model-model yang ditunjukkan Chelsy kepadanya.

Binar kepuasan terpancar dari mata Chelsy. Siapa yang bisa menyangkal kelebihan model-modelnya itu? 

Dia sangat percaya diri akan hal itu, tapi ia mengerjap tidak percaya dan menjadi bingung ketika mendengar komentar yang terdengar merendahkan dari Fareld, “Biasa saja bagiku.“

Kening Chelsy langsung mengerut secara tidak sadar. 

Belum pernah selama ini, Chelsy mendengar komentar bahwa model-modelnya hanya bernilai 'biasa'. Halo! 

Chelsy langsung menekan rasa kecewanya dalam-dalam dan ia sengaja memaksa dirinya untuk mengulaskan senyuman dibibirnya.

“Mungkin kalau anda ada waktu, saya akan mengajak anda berkenalan dengan model-model saya…“

“Saya tidak mau membahas hal itu sekarang, Chelsy!“ sela Fareld dengan cepat.

“Oh, baiklah," sahut Chelsy menelan rasa kecewanya dengan cepat. "Kalau begitu, kami akan menghubungi anda untuk meminta jam pertemuan guna membahas masalah penawaran kami, tentu saja kalau anda tidak keberatan,“ tambah Chelsy dengan profesional. Aku harus segera pergi dari sini dan menenangkan diri dengan segelas coklat hangat!

“Saya pribadi yang akan menghubungi anda.“

“Oh, baiklah. Kami sangat menantikan pertemuan ini! Kalau begitu saya permisi dulu, karena masih banyak tamu yang belum saya sapa," ucapnya berniat pergi. Tapi Fareld masih belum melepaskannya!

Chelsy mendehem, menunggu Fareld menyadari tindakannya dan melepaskan dirinya dari pelukannya. 

Tapi Fareld tetap tidak melepaskan Chelsy dan masih terus memeluknya.

“Ayo, temani saya berjalan-jalan sebentar,“ kata Fareld tanpa menunggu persetujuan Chelsy sambil membimbing Chelsy keluar ruangan. 

“Tapi …,“ bantahnya dengan bingung lalu menghela napas panjang sambil mengikuti Fareld keluar ruangan.

Chelsy berusaha mempercepat langkahnya agar terbebas dari sentuhan hangat tangan Fareld pada pinggulnya tapi tetap saja tangan Fareld selalu menempel erat di pinggulnya.        

      

Area taman di hias dengan lampu-lampu dekorasi yang indah dan bergemerlapan secara bergantian. Chelsy tersenyum puas ketika melihat hal itu.

Paling tidak, dia bisa membuat tamunya kagum dengan dekorasi yang mereka tampilkan untuk acaranya ini. 

“Saya sangat menyukai ruangan terbuka dari pada berada di dalam ruangan seperti tadi.“ 

Chelsy tidak berkomentar banyak, ia hanya bisa tersenyum. 

Dalam hatinya, ia merasa kesal belum bisa menyakinkan Fareld tetapi ia mencoba bersabar dan mengikuti keinginan klien barunya. 

Tidak ada salahnya mengikuti keinginan calon klien barunya ini jika hasilnya sesuai dengan apa yang ia harapkan.

“Dari mana asal anda sebenarnya?“ tanya Fareld merasa ingin mengenal Chelsy lebih dekat lagi.

“Anda bertanya tentang gambaran sedikit bule ini dari saya ini, bukan?“ tebak Chelsy tidak bisa menahan senyumnya. “Ayah saya berasal dari Australia sedangkan ibu saya berasal dari China tapi kami sudah lama tinggal di Indonesia dan menetap di sini.“

“Anda suka tinggal di sini?“ Kening Fareld mengerut saat menanyakan hal itu.

“Tentu saja! Saya tidak akan menukarnya dengan negara manapun meski saya diberi keistimewaan apapun. Saya sangat suka Indonesia!“ jawab Chelsy dengan penuh percaya.   

“Saya penasaran dengan keistimewaannya, saya merasa orang-orangnya terlalu individu dan modern. Saya tidak suka,“ sahut Fareld.

Kening Chelsy mengerut mendengar ucapan Fareld.

“Dibandingkan dengan Inggris? Tentu saja berbeda, dalam hal berbasa basi, misalnya,“ balas Chelsy dengan pedas, ia tidak bisa menahan mulutnya dan sedikit menyesalinya setelah melihat reaksi Fareld yang terlihat tersinggung dengan ucapannya.

“Apa maksudnya?“ Fareld memandang tajam kearahnya.

Chelsy tersenyum berusaha mencairkan suasana yang janggal.

“Begini, Fareld. Saya bukan orang yang suka dengan segala budaya yang romantis, penuh dengan skandal dan gossip.“

Kening Fareld makin mengerut tidak senang mendengar penjelasan Chelsy.

Chelsy menghela napas kesal. “Saya juga bukan orang yang senang menjaga tingkah laku yang terlalu formil, Fareld. Saya wanita yang kasar, to the point dan lebih senang mendapatkan apa yang saya inginkan dengan cepat dan tepat dari pada hanya sekedar menunggu. Tentu saja jika dibandingkan dengan wanita-wanita Inggris anda, mungkin sikap saya pasti terlihat jauh berbeda dan mencolok, tapi inilah saya dan mungkin negara kedua yang cocok menjadi tempat bernaung saya adalah Amerika. Saya juga cocok berada di sana.“ Chelsy berkata terus terang.                      

“Anda menyinggung saya, Miss Oliver!“ 

"Maaf, Mr. Columbus, itu karena saya orang yang blak-blakkan."

“Blak-blakan?“ tanya Fareld tidak mengerti.

“To the point, itu maksudnya.“

Fareld menghela napas tanpa memperlihatkan ekspresi yang jelas. 

Chelsy merasa tidak ada gunanya lagi menemani Fareld. Ia sedikit resah karenanya tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan tamunya sendirian di tempat ini!

“Apakah semua wanita Indonesia seperti kau?“

“Tentu saja tidak! Anda akan banyak menemukan wanita Indonesia yang bersikap sangat lembut dan sangat sopan, bahkan lebih sopan dari wanita Inggris. Bisa dibilang saya adalah 1 dibandingkan 1000 orang wanita Indonesia yang memiliki sifat seperti ini dan saya adalah contoh yang buruk dari gambaran wanita Indonesia yang sesungguhnya, Mr. Columbus tapi saya yakin jika anda memiliki waktu luang, anda bisa lebih mencari tahu mengenai kelebihan wanita Indonesia!“ kata Chelsy meyakinkan Fareld. 

Baginya, ia adalah dirinya sendiri dan ia sangat menyukai kepribadian dan cara hidupnya saat ini. Bebas dan menikmati apa yang ada dihadapannya!

Tiba-tiba Fareld tertawa dengan keras setelah mendengarkan kata-kata Chelsy! 

Kening Chelsy mengerut tidak mengerti tapi mau tidak mau, ia ikut tersenyum juga. Meskipun dia tidak tahu hal apa yang ditertawakan saat ini.     

“Saya menyukaimu, Chelsy, sungguh," katanya masih berkata di sela tawanya.

Chelsy hanya tersenyum dan mengangguk-angguk. “Terima kasih.“

“Kau tahu, saya rasa, saya ingin menikah dan menetap di Indonesia karena ucapan anda tadi.“

Chelsy merasa lega mendengar perkataan Fareld. “Saya pastikan, anda tidak akan merasa kecewa Fareld, pasti!“ janji Chelsy sambil tersenyum lega.

“Maukah kau menikah denganku, Chelsy?“ pinta Fareld dengan lembut sambil mengecup punggung tangan Chelsy.

Untung saja saat ini dia tidak sedang meminum apapun. Bayangkan kalau hal itu terjadi. Semburan maut pasti akan terjadi! 

Detak jantung Chelsy saat ini menjadi tidak karuan. Ia kaget mendengar kata-kata Fareld yang tiba-tiba melamarnya!

"Saya rasa, anda mungkin sedang bergurau Mr. Columbus,“ sela Chelsy sambil menganggap angin lalu permintaan Fareld.

“Saya belum pernah seserius ini, seumur hidup saya dan saya pastikan, saya bersungguh-sungguh dengan setiap kata-kata yang saya ucapkan barusan!“ sahut Farend sambil menggenggam tangan Chelsy dengan cepat.

Chelsy tidak menyukai Fareld dan niatnya! Sambil tersenyum, ia menarik lepas tangannya dari genggaman tangan Fareld.

“Maaf Mr. Columbus, tapi saya tidak pernah berniat untuk menikah lagi," jawab Chelsy dengan pasti.

“Aku tahu, mungkin hal ini terlalu cepat untuk saya ungkapkan kepadamu, kita baru saja berkenalan dan saya lupa, anda adalah wanita Indonesia dan bukannya wanita Inggris,“ kata Fareld buru-buru menambahkan.

“Anda salah! Bukan karena saya wanita Indonesia dan saya perlu dirayu ataupun pendekatan seperti apapun yang anda pikirkan tapi karena saya tidak mau dan tidak berniat untuk menikah dengan anda ataupun teman-teman dekat saya lainnya. Saya sudah pernah menikah dan tidak akan mau lagi terikat dalam sebuah ikatan pernikahan selamanya,“ jawab Chelsy dengan tegas. 

 

     

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status