Share

5 judul Maju mundur cantik

Bab 5

“Kami akan memanggil ketika kami sudah siap memesan,“ ucap Thomas dengan tajam.

Pelayan itu langsung tersadar karena terlalu memperhatikan Chelsy, dengan cepat ia membungkuk  dan memohon diri.

Kening Chelsy mengerut tidak mengerti dengan sikap Thomas.

“Dia terus menerus memandangimu! Tidak sopan.“ Thomas membela diri dengan tenang. 

Chelsy menertawakan sikap Thomas yang dinilainya terlalu berlebihan sambil geleng-geleng kepala tanpa berkomentar.

Thomas memesan anggur merah sebagai tambahan. 

“Kita bukan di luar, Thom.“

“Tapi ini restoran perancis, sayang. Rasanya tidak sopan kalau tidak menikmati anggurnya, mau yah?“ pinta Thomas dengan manja.

Sebenarnya Chelsy kurang suka meneguk minuman panas itu. Chelsy tidak dibesarkan dengan kebiasaan meneguk minuman keras. Meskipun selembut apapun minuman anggur tapi baginya, ia tetap tidak suka! Dia lebih suka meminum teh manis hangat ataupun lemon tea. 

kemudian ia mengangguk, menyetujui usulan Thomas.

Chelsy mengangkat air putihnya dan mengedarkan pandangannya sambil menikmati kemewahan restoran itu.

Diam-diam Chelsy menyukai dekorasi dan setiap lukisan yang terpajang di tembok berukir sebagai hiasan. Begitu berkelas dan mewah! Dia suka segala sesuatu yang terlihat mewah dan berkelas seperti ini.

Alunan musik yang mengalun lembut membuat Chelsy merasa nyaman berada di restoran ini.

Ia memandang lurus ke arah panggung sambil menatap kagum ke arah pianis yang sangat piawai memainkan nada-nada indah pada tuts pianonya.

Ia mengangkat gelasnya ke arah pianis yang juga sedang memandanginya sambil memainkan nada-nada indah dengan jari-jarinya. Sinar kekaguman terpancar dari matanya.  

“Kau menyukainya?“ sindir Thomas. 

“Permainan musiknya sangat indah,“ jawab Chelsy tanpa melepaskan pandangannya dari pemain yang memainkan piano itu.

Juga pemainnya, tambah Chelsy dalam hati sambil tersenyum. 

Ia meneguk air putihnya lagi sambil terang-terangan menggoda pianis itu lewat tatapan matanya.

Ketika pandangannya beralih, pandangan matanya terhenti pada sosok Fareld yang terang-terangan sedang memandang tajam kearahnya!

Air putih yang masuk ke dalam mulutnya hampir saja tersembur keluar kalau saja ia tidak buru-buru mengambil sapu tangan. 

Dengan cepat, ia berusaha untuk tetap tenang dan tersenyum sambil mengangguk dan menyapa Fareld yang sedang berbincang dengan Nico dari jarak jauh. 

Senyum sungkan dipersembahkan untuk Fareld dan ketika pandangannya beralih ke Nico, senyum manisnya merekah begitu saja tanpa bisa dicegah.     

Fareld memasukkan sepotong daging dengan muram ke dalam mulutnya. 

Chelsy menyapa ramah Nico melalui tatapan mata dan senyumannya.

Nico membalas dengan antusias tetapi kegembiraannya langsung lenyap ketika melihat reaksi bos besarnya yang sedang memandanginya dengan tajam. Cepat-cepat ia menunduk untuk menghindari tatapan tajam bos besarnya itu.

Entah kenapa bos besarnya itu begitu sensitif belakangan ini! keluh Nico dalam hati.

Apalagi saat ia mencoba membicarakan kerjasama yang ditawarkan Chelsy kepada mereka!

Dan ia percaya, semua ini berkaitan langsung dengan owner Young Diesy Agency, Chelsy Oliver.

“Dia klien barumu itu ‘kan?“ tanya Thomas saat mengikuti arah pandang Chelsy.

“Mudah-mudahan. Aku belum mendapat kabar dari Toni dan Reka. Mudah-mudahan kami akan mendapatkan kontraknya,“ sahut Chelsy apa adanya.

“Setahuku mereka klien besar, kenapa kau tidak menanganinya sendiri?“ pancing Thomas dengan heran.

“Ada yang mesti aku dulukan contohnya seperti mengurus perpanjangan kontrak klien-klien lamaku jauh lebih menarik bagiku. Mereka sudah mengisi pundi-pundi uangku sejak dulu dan mereka berhak mendapatkan perhatian lebih dariku.“

Thomas mengangguk-angguk setuju. “Begitu juga aku, ‘kan!?“ ujar Thomas merasa tidak senang mendengar pernyataan Chelsy.

“Apa kita sedang membicarakan pekerjaan atau pribadi?“ sahut Chelsy sambil menatap Thomas  dengan tajam. 

Thomas menahan diri dan tidak melanjutkan komentarnya.

“Aku tidak pernah berkencan dengan setiap klien-klienku hanya untuk mendapatkan kontrak, Thomas! Maaf saja kalau itu pemikiranmu!“ Chelsy benar-benar merasa marah mendengar sindiran Thomas.

“Maafkan aku,“ sahut Thomas dengan cepat.

Ia cepat-cepat meraih tangan Chelsy yang mengepal dan jelas-jelas merasa kesal dengan komentarnya.

Dalam hati Thomas menyalahkan dirinya sendiri mengapa bisa begitu bodoh berkata seperti itu terhadap Chelsy! 

Raut wajah Chelsy masih jengah dan sangat tidak senang. Ia benar-benar merasa sakit hati dengan perkataan Thomas terhadapnya.

Thomas tahu, Chelsy merasa sangat tersinggung dengan ucapannya.

“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tahu, kau tidak seperti itu hanya saja…, aku cemburu."

“Perusahaanmu membutuhkan perusahaanku untuk mempromosikan produk kalian! Dan aku menyukaimu bukan karena kontrak-kontrak kerjasama kita! Aku menyukaimu karena aku menikmati setiap kedekatan kita, sampai saatnya nanti aku memutuskan untuk tidak menyukaimu lagi, aku akan memberitahumu seperti saat sekarang ini!“

Thomas merasa seperti dunianya telah berakhir. “Jangan! Maafkan aku, jangan Chel! Aku sangat menyesal! Aku bodoh memang bodoh, pukullah aku kalau itu bisa mengurangi sakit hati dan kemarahanmu tapi kumohon jangan tinggalkan aku!“ katanya dengan panik sambil meraih tangan Chelsy lagi. 

Chelsy memandang lama ke arah Thomas lalu menghela napas panjang.  

“Jangan biarkan perasaan itu ada, Thom. Kau tahu aku bukan milik siapa-siapa dan aku tidak berniat untuk mengikatkan diriku padamu, meskipun harus kuakui, aku sangat menyukaimu tapi bukan juga hal yang sulit bagiku untuk mengakhiri hubungan kita, ingat itu! Dan jangan pernah sekali-kali lagi kau merendahkan aku seperti tadi, jelas!“ tegas Chelsy dengan pedas sambil menarik tangannya dengan kasar dari genggaman Thomas.

Thomas cepat-cepat meraih tangan Chelsy kembali. “Aku bodoh! Dan tidak berpikir jernih. Maafkan aku, itu karena kau terlalu cantik sehingga membuatku tergila-gila dan aku tidak sanggup menahan perasaanku!“ kata Thomas dengan sungguh-sungguh.

Hati Chelsy berdesir, ia tahu Thomas tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Wajahnya yang marah kini sedikit melunak.

“Dan sayangnya, aku masih suka pada wajah tampanmu itu, sungguh menyebalkan.“ Dan sayangnya hal itu benar! desah Chelsy dalam hati.

Mata Thomas berbinar lega kemudian ia menggenggam tangan Chelsy dengan erat dan menciuminya dengan sorot mata berterima kasih.

Hati Chelsy luluh dalam sekejap melihat kesungguhan Thomas, Ia tertawa nakal, membalas tatapan Thomas.

Fareld melempar serbetnya dengan jengah sambil meninggalkan restoran untuk kembali ke dalam suite-nya. 

Keesokan harinya ...

Chelsy terdiam sambil mendengar penjelasan Dantoni tentang hasil pertemuannya dengan Columbus Wine.

Intinya, selama pertemuan berlangsung, Fareld bersikap dingin mendengar presentasinya dan tidak ada tanda-tanda dia akan menyetujui penawarannya.

Chelsy tahu, Dantoni adalah orang yang terpandai selain dirinya, diperusahaannya, yang bisa diandalkan dalam bernegosiasi dan meyakinkan klien-kliennya.

Chelsy menghela napas sambil merenggangkan kepalanya. Lehernya tiba-tiba terasa kaku dan kencang. Ia meneguk air putihnya untuk menenangkan syaraf-syarafnya saat ini.

Ia mengetuk-ngetuk meja kerjanya sambil mencoba mencari jalan keluar atas masalahnya kali ini.     

“Mereka merasa terhina, itu yang kudapat dari bahasa kata-katanya,“ tambah Dantoni lagi.

Kening Chelsy mengerut mendengar penjelasan Dantoni. "Kau sudah bilang, sudah terbiasa membagi tugas denganku?"

"Sudah dari awal aku katakan." Toni berdehem sebelum melanjutkan.

“Mereka tidak biasa berhubungan dengan orang nomor dua.“

“Maksudmu, mereka menghendaki aku sendiri yang turun tangan untuk bernegosiasi?“ tanya Chelsy dengan bingung.

Toni mengangguk.“Yang aku tangkap seperti itulah.“

Chelsy menimbang-nimbang.

“Menurutmu, perlukah aku sendiri yang mengambil alih masalah ini?“ tanya Chelsy meminta pertimbangan Toni.

“Kukira perlu sekali. Tapi kurasa, mereka sudah menutup kesempatan bagi agency kita,“ jawab Toni dengan jujur.

Chelsy menatap tajam kearah Dantoni. 

     

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status