Bab 9
Chelsy membiarkan dirinya terhanyut dalam pesona Wilson selama keberadaannya di pulau Lembayung.Selain memantau setiap sesi pemotretan, kesenangannya yang lain yaitu menunggu Wilson menyelinap masuk ke dalam cottage-nya. Wilson bahagia bisa memiliki Chelsy dan menikmati senyuman Chelsy hanya untuknya seorang. Chelsy selalu bisa menahan diri saat berada dalam lokasi pemotretan tetapi memilih sikap yang berbeda ketika Chelsy sedang berduaan dengannya.Ingin sekali Wilson merontokkan gigi setiap rekan-rekan kerjanya karena mereka jelas-jelas ingin menarik perhatian Chelsy. Ia ingin menyatakan dengan jelas bahwa Chelsy adalah miliknya! Namun Chelsy melarang keras hal itu dari awal.Hubungan mereka hanya perlu di ketahui antara mereka saja, mengingat posisi mereka saat ini.
Wilson hanya bisa mengepalkan tangannya saat melihat Chelsy menikmati godaan-godaan rekan-rekannya lewat mataBab 10 Ketika Fareld menghubunginya, Chelsy segera memberitahu bahwa ia akan mengajak rekan barunya. “Siapa?“ tanya Fareld menekan rasa cemburunya. “Sendi. Kami akan menjadi rekanan dalam menggarap ide iklan untuk perusahaanmu. Kuharap tidak ada yang mesti kau beratkan, iya ‘kan?“ tanya Chelsy dengan cepat. Ia tidak mau dibantah mengenai masalah ini. Fareld terdiam beberapa lama. “Yah, tentu saja. Kenapa aku harus keberatan?“ Ia harus membuat jarak pembatas yang jelas dengan Fareld karena pernyataan-pernyataan yang pernah Fareld ungkapkan kepadanya. Dia mesti berhati-hati! Chelsy berusaha mengingatkan dirinya sendiri. Ia sangat bertekat untuk bisa menjaga akal sehatnya dan tidak larut dalam pikiran liarnya! Jika saja pesona yang dimiliki Fareld tidak begitu menggetarkan jiwanya, pastilah ia dengan senang hati akan memaksa Fareld untuk menjadi salah satu teman dekat-nya. Jika saja…,
Bab 11 Fareld mengajak Chelsy berkeliling sebentar melihat-lihat seisi ruangan yang ada di dalam apartementnya dan terakhir memandang ruangan tempat tidur Fareld. Kokoh, besar dan tampak sangat nyaman untuk ditiduri. “Kau suka?“ tanya Fareld sambil menarik Chelsy mendekat padanya. “Buatlah dirimu senyaman mungkin. Aku akan pergi sebentar mengurus sesuatu kemudian kita akan pergi untuk makan malam bersama keluargaku.“ “Baiklah, Sendi juga akan ikut ‘kan?“ Chelsy tidak mungkin menelantarkan Sendi sendirian di Inggris sementara dirinya bersenang-senang di pesta. “Aku sudah mengaturnya untukmu. Jangan khawatir, dia akan merasa nyaman, senyaman dirimu sekarang. Tapi sayangnya, dia tidak bisa kita ajak karena ini adalah acara pribadi.“ “Apa kau yakin?“ tanya Chelsy tidak merasa yakin. “Kau bisa memastikannya sekarang.“ Fareld memberikan nomor telepon hotel. Chelsy menimbang-
Bab 12 Chelsy juga menyesalkan sikap Robert saat itu kepada Mrs. Columbus. Linda menenangkan Chelsy dalam pelukannya. “Kau masih muda dan masih bisa memiliki anak-anak yang lain, sayang. Dan mungkin, itulah jalan Tuhan. Coba bayangkan, kalau saja bayimu masih hidup, mungkin kau tidak akan menceraikan pria bajingan itu untuk selamanya!“ kata Linda dengan emosi. Ia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Chelsy saat ini. Chelsy tertawa di dalam tangisnya. Kemudian mengangguk, membenarkan perkataan Mrs. Columbus. “Saya sudah memutuskan untuk tidak menikah lagi dan terlalu takut untuk mengandung lagi, saya sudah memantapkan hal itu, Mrs. Columbus. Salahkah pendirian saya?“ tanya Chelsy merasa rapuh dan berharap Mrs. Columbus bisa memberikan jawaban dari masalahnya. “Kalau hidup tanpa menikah, mungkin aku bisa memahami tapi tidak tanpa memiliki anak. Aku bisa saja tidak menikah tetapi aku akan
Bab 13 Begitu sampai di dalam kamar hotel, Sendi dan Chelsy langsung mengungkapkan ide-ide yang ada di benak mereka dan mulai menyatukan ide-ide mereka. Semua mengalir lancar seperti air. Padahal ini adalah kali pertama mereka bekerja sama. Mereka tidak turun ke bawah untuk makan malam melainkan minta diantarkan langsung ke dalam kamar karena terlalu asyik meninggalkan diskusi mereka. Mereka beradu argument dan saling melengkapi ide demi ide menjadi konsep yang menarik. Chelsy senang telah menemukan rekanan yang sangat brilian seperti Sendi. Mereka menyantap makan malam mereka dengan santai sambil duduk di depan perapian setelah selesai merampungkan beberapa ide. “Kepribadimu sangat menyenangkan Chelsy, sungguh, karenanya aku tidak heran, kalau banyak pria yang mengilaimu dan berharap menjadi kekasihmu.“ “Terima kasih dan kaupun begitu. Kurasa kita akan cocok selalu bersama dan menjadi rekana
Bab 14 “Kalian sudah mendapatkan ide yang menarik? Secepat ini!?“ tanya Fareld merasa tidak percaya. Tidak mungkin benar, iya kan? “Sangat menarik dan kupastikan ide ini akan menjadi promosi yang paling bagus untuk minuman anggurmu. Kau bisa memilih 1 di antara 5 ide kami. Dan…,“ kata Chelsy sambil tersenyum kecut, “kami akan kembali besok siang, maximal.“ “Apa!?“ sahut Fareld sangat kaget mendengar rencana kepergian Chelsy. “Tapi…, bagaimana kalau aku tidak suka?“ tanya Fareld dengan hati-hati. Chelsy berpikir sejenak. Meskipun mereka merasa ide mereka sudah sempurna, mungkin juga, masih kurang cukup baik dari sudut pandang Fareld. “Tentu saja kami akan mencari ide yang lain tapi paling lama aku akan menetap selama satu minggu, kalau tetap tidak disukai, itu berarti kau harus mencari orang lain.“ Fareld berpikir sejenak. Waktunya tinggal satu minggu untuk meyakinkan Chelsy agar ia mau menerima
Bab 15 “Jangan berbuat gila dan pulanglah sekarang juga!“ pekik Thomas di sambungan telepon. “Thom, mengertilah! Ini pekerjaan besar bagiku, tantangan baru dan kalau saja aku berhasil menaklukkan hal ini, kau akan sangat bangga padaku!“ “Aku sangat bangga padamu jadi lupakan pekerjaan itu, dan kembalilah secepatnya ke sini, kumohon. Aku bersedia memberikan berapapun yang kau butuhkan untuk mengganti kerugianmu karena menolak pekerjaan ini.“ “Kau menghinaku, Thom! Kukira kau mengenalku lebih baik dari ini," balas Chelsy merasa Thomas merendahkannya. Thomas akhirnya menahan diri untuk tidak membahas mengenai masalah ini lagi sambil menghela napas panjang dan berat. Mendengar Thomas yang tidak mengatakan apapun lagi. Chelsy jadi melunak. “Kau tahu aku sangat merindukanmu. Sampai mau gila rasanya,“ ucap Thomas dengan putus asa. Hati Chelsy luluh mendengar luapan hati Thomas kepadanya. “Aku juga
Bab 16 “Sedang membujuk kekasih yang merajuk?“ tanya Fareld dengan nada sinis memandang ke arah Chelsy. Dan sekarang kekasih barunya sedang merajuk! Chelsy membiarkan matanya berlama-lama memandang ke arah Fareld yang memulai aksi dingin dihadapannya. Dia membuka dasinya dengan kasar. Menghentakkan kemejanya sampai kancingnya berjatuhkan karena tidak sabar dan berusaha untuk tidak memandang ke arah Chelsy. Chelsy suka memandangi kekasihnya yang sedang merajuk seperti ini, mereka tampak tidak menginginkannya! Dan semakin hal itu terlihat jelas, semakin Chelsy menginginkan mereka. Chelsy tersenyum sambil memandangi tubuh Fareld yang sudah telanjang tanpa merasa bersalah sedikit pun. Fareld menoleh tajam ke arah Chelsy lalu masuk ke dalam kamar mandi. Chelsy tertawa senang melihat hal itu tetapi ia tetap tenang menghadapi tingkah Fareld saat ini. Dia sudah terbiasa di cemburui te
Bab 17 Chelsy menggertakkan giginya dengan kesal, ia mencoba meredam emosinya sambil mengingatkan bahwa Fareld bukanlah miliknya dan dia juga bukanlah milik Fareld tetapi ia terlalu lelah untuk menanggapi tantangan didepannya lalu ia beranjak pergi dari tempat duduknya. Tapi tangan Fareld tidak membiarkannya pergi dan dengan kasar dia mencium Chelsy. Wanita di depannya merasa kaget dan tanpa basa basi pergi meninggalkan Fareld sambil mengucapkan sumpah serapah yang belum pernah didengar telinga Chelsy sebelumnya. Chelsy tidak membalas ciuman Fareld. Dia terlalu marah untuk membalas ciuman Fareld. Chelsy menghentak tangannya, mencoba membebaskan tangannya dari genggaman Fareld. Fareld tertawa sambil memanggul tubuh Chelsy keluar dari tempat itu. Chelsy memekik kaget tapi membiarkan Fareld membawanya keluar dari dalam club. Sesampainya di depan Fareld mengubah panggul