Share

Bagian 43

Agak lama Nia tak juga membuka suara. Irsya yang duduk di sampingnya ikut merasa berdebar menantikan jawaban yang akan diberikan sang istri.

“Kakak, Adek, sini!” Alih-alih memberikan jawaban, Nia justri memanggil kedua anaknya.

“Kenapa, Bu?” tanya Dinta setelah sampai di ruang tamu. Di belakangnya menyusul Danis yang hari itu terlihat tampan dengan celana pendeknya.

“Ajak Aira main. Kalian masih ingat Aira?” Ucapan yang disampaikan Nia membuat Agam dan Iyan bernapas lega.

“Eh, iya, kayaknya masih ingat,” jawab Dinta sambil menggaruk kepalanya.

“Ajaklah main. Dan, ajak juga beli es krim di depan, ya? Ambil uang di atas kulkas,” perintah Nia.

“Ayo, sini, kita belie s krim,” ajak Dinta seraya melambaikan tangannya. Memberi tanda pada Aira supaya mendekat.

Aira menoleh pada Iya, seolah meminta pertimbangan.

“Sana, sama Mbak Dinta dan Mas Danis beli es krim!” Jawaban Iyan disambut senyum sumringah oleh Aira.

Gadis kecil itu berdiri malu-malu dan mendekat ke tempat dimana Dinta berdiri.

“Sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
ardy75
haruskah menumbalkan nyawa seorang & ibu dr ank,utk dpt merubah sikap & logika laki"..?? iyan laki" pecundang secara tdk lgsug penyebab rani meninggal,mgkin hukum dunia tdk menuntut mu tp ingat hukum akherat tdk bs di hindari / pun di pungkiri. krn km penyebab mala petaka & prahara rmh tangga.
goodnovel comment avatar
Sitti Sahria
Kasikan baju itu Aira kasian bajunya SDH usang
goodnovel comment avatar
indika mustika fatimah
kenapa bakso pakai lontong?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status