Share

MAK LAMPIR.

“Sudah. Tapi aku belum membacanya,” jawab Mia.

Luna menghempaskan bokongnya di sofa single. Ia tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya tadi. Bayangkan saja, Sani mengeluarkan otot-ototnya ketika marah. Bahkan Sani berani memeras orang hanya karena sepatu.

Davey yang melihatnya tersenyum. Davey tahu kalau Luna sedang kesal. Ia malah mendekatinya sambil menatap wajah Luna.

“Sudah, biarkan saja. Kamu sudah membuka kejelekan Sani,” ucap Davey.

“Bukan begitu! Jika memiliki kekuatan maka aku akan menendang Sani ke Gunung Merapi.” Luna mengusap wajahnya tanda frustasi.

“Waduh! Jangan ditendang kesana kak,” ucap Mia sengaja menyahutinya.

“Kenapa?” tanya Luna.

“Nanti tambah semakin parah. Pulang-pulang menjadi mak lampir dech,” jawab Mia.

Mendengar kata Mak Lampir Luna tersenyum. Memang benar Sani sangat cocok menjadi Mak lampir. Dikarenkan dirinya memang sangat ambisi untuk rencana menggulingkan ayah angkatnya itu.

Mia segera mengirimkan informasi para pemegang saham ke Luna. Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status