Kedua gadis keluar dari kamar Davey. Davey bingung dengan mereka. Davey segera menyusul mereka hingga menarik lengan Luna.
"Kamu mau kemana?" tanya Davey."Aku mau bertemu dengan Tuan Naga," jawab Luna."Ada apa dengan Tuan Naga?" tanya Davey."Entahlah." Luna hanya mengedikkan lengannya tanda tidak tahu.Tiba-tiba saja Davey sangat peduli terhadap Cheng. Ia khawatir dengan kesehatan Cheng. Davey akhirnya masuk ke dalam kamar terlebih dahulu dan melihat Cheng terlelap tidur."Dia tetidur." Davey melangkahkan kakinya masuk ke dalam."Tapi dia tidak baik-baik saja." Mia melangkahkan kakinya dan diikuti Luna.Cheng membuka matanya dan mengetahui kedatangan mereka. Cheng tersenyum dan tidak beranjak dari tempat pertapaannya itu. Ia hanya melihat mereka dengan wajah ceria. Hanya beberapa menit saja di atas lemari keadaannya baik-baik saja."Kamu kenapa?" tanya Luna."Energiku melemah. Ene"Tentu saja aku tahu. Aku memang sering memainkan monopoli itu dengan kedua anak-anakku." Cheng menatap langit-langit. Ingatannya melayang ke zaman kerajaannya dulu. Di sela-sela waktunya, Cheng sering mengajak anak-anaknya bermain monopoli. Monopoli itu sengaja didapatkan dari Helena. Bisa dikatakan Helena membawa masuk mainan dari masa depan."Ternyata kamu sudah menguasainya ya?" Luna mengambil tas itu dan meninggalkan mereka.Mereka bersiap-siap meninggalkan mansion menuju ke kantor. Di dalam perjalanan mereka terjebak macet. Tapi mereka tidak memperdulikannya. Luna dan Mia memang sengaja mengulur waktunya. Mereka tidak mau terburu-buru sampai ke kantor. "Apakah alat pengintaimu setiap sudut ruangan di Torres group masih berfungsi?" Luna mengangkat wajahnya dan menatap Mia yang sedang mengendarai mobil. "Masih. Bahkan anak buah Sani tidak tahu kalau di setiap ruangan aku memantaunya," jawab Mia. "Bagus itu!" Luna berteriak kegirang
Melihat kepergian Zhang, Tan menekuk wajahnya seperti baju kusut. Sedari dulu Zhang memiliki rahasia tersendiri. Tan harus mencari cara agar mengetahui rahasia itu. Beberapa saat kemudian Tan mencium aroma naga di sekitarnya. Ia menuju ke jendela lalu melihat manusia setengah naga sedang melipat kedua tangannya di dada. Pandangan matanya menuju ke jalan raya. Terlihat jelas naga itu sangat serius. Tan memusatkan pikirannya supaya bisa melihat wajahnya. Sontak saja Tan terkejut. Ternyata naga itu adalah Ru. Tan merubah dirinya menjadi naga. Ia meliukkan tubuhnya perlahan dan mendekati Ru. Ia memperhatikan ekspresi wajahnya. Ru sangat serius memandang mobil-mobil sedang berjalan kesana kemari. "Kamu kenapa?" Tan sengaja berdiri di sampingnya. "Aku sedang memperhatikan seorang wanita. Wanita itu setengah iblis. Dia memang sengaja diturunkan oleh Raja Iblis mendekati Sani," jawab Ru. Tan bingung dengan jawaban Ru. Ia bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya? Apakah ini pengaruh
"Ini tidak bisa dibiarkan. Mau tidak mau kita harus membunuh wanita itu. Aku tahu wanita itu sengaja disuruh raja iblis membangkitkan kebengisan Sani seperti zaman dahulu. Dan raja iblis itu adalah pujaan Sani." Cheng menatap tajam ke arah jendela.Tan bingung dengan penjelasan Cheng maupun Ru. Ia berusaha meyakinkan kalau keduanya memiliki pendapat benar. Cheng tahu kalau Ru benar-benar kebingungan. Ia dapat mengerti isi otak Ru dalam waktu sekejap."Kamu pasti bingung dengan pendapatku dan Ru. Semuanya benar. Ru memiliki spiritualis cukup tinggi. Dia naga memiliki kelebihan yang dimana bisa mencium aroma musuh kita. Aku memang sengaja menyuruhnya bertapa demi memperdalam penciumannya itu. Aku tidak bisa kemana-mana. Karena aku melindungi tiga orang sekaligus. Mereka dalam bahaya. Gara-gara pil itu mereka seperti hilang kendali. Aku berharap Ratu Fang Hua dan selir kesayanganku baik-baik saja," ucap Cheng. "Panggil seluruh para naga. Biarkan mereka menyebarkan seluruh tubuhnya demi m
"Tuan naga pergi. Aku tidak tahu beliau pergi kemana," jawab Luna. Terpaska Davey membiarkan Cheng pergi. Ia ingin berkonsultasi tentang darah naganya itu. Ia takut nanti akan ada efeknya berkepanjangan. Davey masih berpikiran kalau darah yang diteteskan akan mengakibatkan dampak negatif. "Beristirahatlah. Tuan naga akan baik-baik saja," ucap Mia. Setelah kepergian dari kantor, Cheng memanggil para pengawalnya untuk segera menyebar. Cheng juga khawatir dengan pil iblis itu. Jika dicampur menjadi satu ada kekuatan dashyat dan bisa menghancurkan bumi. Sani sudah mengkonsumsi pil itu akan berbuat semena-mena untuk menghabisi orang yang tidak sepaham dengannya. Disaat meliuk-liukkan tubuhnya, Cheng merasakan ada cahaya yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia tersenyum dan merasakan cahaya itu mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Cheng berteriak kegiragan karena cahaya itu. Hingga akhirnya ia menyebut Luna dan Mia, "Akhirnya kalian bisa menyatukan kekuatan itu!"Dengan adanya kekuatan itu Chen
"Apanya yang enggak mungkin?" Cheng tertawa mengerikan. Bagi Cheng semuanya mungkin. Cheng memang sengaja menyembunyikan identitas diri. Ia tidak ingin sang raja iblis mengetahuinya. Cheng masih memegang pedang itu dan memainkannya. Bahkan ia mendekat ke wanita itu dengan mata menyeramkan. "Apanya yang enggak mungkin?" tanya Cheng sekali lagi. Sungguh malang nasib wanita itu. Wanita itu bisa merasakan cahaya murni itu. Bahkan tubuhnya yang tadi kuat berubah menjadi lemah dalam hitungan persekian detik saja. Wanita itu langsung berlutut dan tidak bisa menggerakkan kakinya. Tubuhnya perlahan tidak bisa dikendalikan. Ia merasakan kesakitan cukup mendam. "Mana pil itu?" tanya Cheng. Wanita itu menggeleng pelan. Ia tidak mau memberitahukan dimana keberadaan pil itu. Namun Cheng tgetap bersikukuh meminta pil itu. "Dimana pil itu?" tanya Cheng sekai lagi. Ru dapat melihat jelas perubahan tubuh wanita itu. Bahkan matanya menganalisis keadaan tersebut. Seluruh organ tubuhnya perlahan h
"Apakah kakak nggak merasa kalau sudah dari tadi ada pancaran cahaya dari dalam tubuh kita?" tanya Mia merasakan tubuhnya mengeluarkan cahaya.Cheng tiba-tiba saja hadir. Ia merasakan cahaya itu hingga membuat hatinya damai. Bahkan pikiran Cheng melayang jauh entah kemana.Angin berhembus dengan pelan. Membuat suasana malam ini menjadi sangat dingin. Mereka terdiam sejenak sambil menikmati bulan sedang bersinar terang. "Kekuatan bulan kalian sudah menyatu. Tubuh seluruh naga bisa merasakannya. Kami bangsa naga sedang menunggu cahaya itu. Kalian memang benar-benar ratuku dan juga selirku." Cheng benar-benar mengakui kalau mereka dua wanita yang dicintainya. Sejujurnya mereka sudah tidak terkejut lagi dengan ucapan Cheng. Luna sudah tidak bingung lagi. Luna memilih patuh kepada Cheng. Lalu bagaimana dengan Mia? Gadis itu masih mencerna masa lalunya. Namun Cheng memperingatkan agar tidak terlalu memikirkannya. Suatu hari nanti masa lalu Mia akan menyatu dengan masa sekarang. "Ada seb
"Karena kalian memiliki cahaya murni dari bulan. Para pasukan iblis yang ingin menyerang kami mendadak tubuhnya terbakar. Mereka tidak akan bisa kembali lagi ke istana iblis. Dan wanita itu tubuhnya meledak. Bisa Aku pastikan wanita itu tidak akan bereinkarnasi menjadi apapun. Nyawa dan jasadnya hancur lebur karena di lahap sama cahaya bulan." Cheng sengaja melemparkan sesuatu di atas meja. "Jadi cahaya bulan bisa membumihanguskan energi negatif dengan mudah? Makanya setiap para hantu di atas pohon sedang bersantai ria mereka memilih pergi ketika kami datang di malam hari. Inilah yang membuat aku bertanya-tanya sampai saat ini," ucap Luna mengambil air mineral itu dan meminumnya."Itu energi bulan kalian keluarnya tidak banyak. Hanya sedikit saja. Jadi energi bulan kalian jika bertemu dengan makhluk astral akan membuat bergesekan. Bagi kalian sangat nyaman. Bagi makhluk astral tidak nyaman. Perlahan tapi pasti. Tubuh makhluk astral itu bisa hancur dengan perlahan. Jika kalian mengelu
"Itulah yang membuat aku bingung. Seharusnya sang ratu yang memakai giok ungu itu bukannya selir tersebut. Aku sendiri akan memberikan giok itu ke ratuku. Sebab ratukulah orang paling spesial di dalam hatiku," jawab Cheng.Mereka setuju dengan pendapat sang raja naga. Mereka menebak kalau selir itu sudah mengancam sang ratu agar tidak mau menerima giok ungu itu. Mereka saling memandang dan mencari jawaban tersebut. "Mungkinkah sang ratu terkena ancaman?" Ru mulai berspekulasi tentang keadaan Dinasti Ming. "Sebelum kehadiran selir kejam itu, hubunganku dengan Raja Ming baik-baik saja. Kami sering bersama dan membicarakan wilayah. Raja Ming sering menginap di kerajaan naga. Begitu juga sebaliknya. Semenjak kedatangan selir kejam itu maka semuanya berubah." Cheng mengelola nafasnya sambil mengingat kejadian di masa lalu. Sebelum datangnya selir kejam itu, mereka dulunya bersahabat. Dengan kehadiran selir kejam itu, kedua kerajaan berbeda alam akhirnya diadu domba. Tidak hanya kerajaan