___
“Mor lo ga papa? Muka lo pucet banget,” ucap Ucup khawatir.
Sere dan Pras ikut menoleh memperhatikan muka Amor. “Aku sedikit pusing,” ucap Amor. “Mau balik aja Mor? Gua anterin nih,” ucap Ucup. “Tak apa, sebentar lagi pulang. Aku masih bisa menahannya,” ucap Amor. ‘Harusnya lo cerita Mor, bukan malah mendem dan nyakitin diri sendiri,' batin Sere.Flashback on :
“Vic-Vic,” ucap Rangga menepuk bahu Vicko.
“Apaan,” jawab Vicko malas. “Bidadari!” ucap Rangga dengan mata yang masih tertuju pada salah satu wanita.Vicko mengikuti arah pandang mata Rangga “Siapa?” ucap Vicko pura-pura tak mengenalinya. “Cewe di toko buku,” ucap Rangga.&___ “Lo kenal? Katanya Riana anak yang cakep,” ucap Pras tiba-tiba.Amor tersentak, lalu menggeleng, “ah benarkah? Bagaimana bentuk wajahnya?” tanyanya, sebenarnya ia tak yakin bahwa Riana yang di maksud adalah adik tirinya maka dari itu ia hanya menggeleng sebagai jawaban, dan semoga saja itu memang bukan adik tirinya. “Ya katanya, gua cuma denger dari orang doang. Belum liat mukanya lagi,” jawab Pras. “Gosipnya si ye, tu anak sifatnya aga gaberes,” lanjut Pras. “Maksudnya?” tanya Amor bingung. “Ya gitu lah, masa Lo ga paham si Mor?” ucap Pras. “Ngomong’in siapa?” tanya Sere. “Noh si Riana yang kaga tuntas seleksi OSIS” jawab Pras santai. “Ko
___Brak!Terdengar bunyi pintu sangat nyaring dari bagian depan rumah keluarga leonardth, ya siapa lagi jika bukan Riana yang melakukannya? Seorang gadis yang sangat egois dan juga segala kemauannya harus dituruti. “Hei ada apa denganmu hm?” tanya seorang wanita yang baru saja datang menuruni tangga. “IBUU!” teriak Riana lalu memeluk ibunya. “Siapa yang menganggumu sayang?” tanyanya dengan lembut. “Aku tidak diterima di organisasi OSIS, bagaimana mungkin itu terjadi?! kita adalah keluarga yang kaya, terpandang, mengapa bisa aku tidak lulus huh?!” ucap Riana menggebu-gebu. “Aku bahkan mempunyai segalanya, dari pada mereka yang lolos,” lanjutnya lagi.Wanita yang disebut itu mengelus surai rambutnya, “Hei tenanglah. Bukankah kau mengatakan bahwa kita mempunyai segalanya?” t
___Seperti biasa, Amor lagi-lagi terbangun di tengah malam karna mimpi sialan yang tak pernah hilang itu. Ah, apa yang harus dia lakukan? Ini sungguh membuatnya lelah. Mau tidak mau, Amor bangun dan mengambil segelas air untuk menenangkan dirinya.“Sampai kapan aku akan seperti ini?” batinnya.Ia menelungkupkan kepalanya di sela-sela lutut, dan menangis tanpa suara. Ya, hanya itu yang ia bisa lakukan, mencoba menenangkan diri tanpa siapa pun yang menjadi senderannya untuk meluapkan semua masalah dan beban pikirannya.Pikirannya mengenai Vicko yang satu sekolah dengannya membuat dirinya frustasi. Entah bagaimana nasibnya nanti. Ia pikir akan baik-baik saja jika bersekolah di sana, tapi ekspetasinya terlalu tinggi. Ia malah disatukan dengan seorang yang termasuk masa lalunya, yang sangat ingin ia jauhi dan melupakan semua masa lalu itu.“Kenapa aku yang harus merasakan semuanya? Kenapa aku yang harus diperlakukan seperti ini? Mengapa dunia tak pernah berpihak kep
Matahari sudah mulai terbenam, suasananya mulai menjadi dingin dengan awan yang mulai menggelap. Tidak terasa waktu bermain Amor dan juga anak panti secepat itu, padahal baru saja mereka sama-sama menyalurkan rasa rindunya.“Kak, ayo menginap,” rengek Angel kepada Amor.Amor mengelus surai rambut Angel. “Kakak akan kembali nanti ya? Kakak harus sekolah esok,” ucap Amor lembut. Tetapi angel tetap kekeh dan tidak mau melepaskan genggaman tangannya dan Amor. Ia malah berniat untuk mogok makan jika Amor tidak menginap.Hei, dengarkan ibu ya?” ucap Bu Yanti. “Apa kau mau kakakmu kena hukum akibat ulahmu ini, hm?” Angel menggeleng, ia tak ingin Kak Amor kena hukum, tapi di sisi lain ia juga sangat merindukan kakak perempuannya itu.“Lalu apa yang harus kau lakukan agar Kak Amor tidak kena hukum?” tanya Bu Yanti.Angel menggeleng kuat. “Kak Amor harus menginap!” tegasnya.“Baga
Hari-hari sudah Amor lalui dengan damai tanpa ada sosok yang menganggu pikirannya. Syukurlah jika saudaranya tidak menampakan mukanya di depan Amor lagi seperti kala itu.Saat ini Amor, Pras, Sere dan juga Ucup sedang berjalan melalui beberapa murid untuk ke area kantin karena bel sudah berbunyi menandakan bahwa jam istirahat telah tiba.“Eh, katanya bentar lagi mau diadain pesta ulang tahun sekolah ya?” tanya Sere setelah mendudukkan bokongnya di kursi biasa mereka tepati saat ke kantin.“Gua denger-denger si begitu gosipnya,” sahut Pras.“Lo emang belum dikasih tahu di group OSIS nya, Mor? Biasanya kalo ada acara, anak OSIS pasti langsung dikabarin, buat ngebabu," ucap Ucup pada Amor.“Sebentar, biar kucek,” ucap Amor yang diangguki oleh Ucup, Pras, dan juga Sere.“Ada,” ucap Amor.“Ada apa, Mor? Beneren ada pestanya?” tanya Pras.Amor mengangguk. “Aku ada rapat OSIS har
Hari Sabtu merupakan hari yang paling di nanti oleh kebanyakan murid di beberapa sekolah karena hari Sabtu adalah hari libur yang berarti waktunya para murid beristirahat dari buku-buku dan tulisan yang memusingkan. Atau bisa dibilang juga dengan refreshing? Ada yang melakukannya dengan berlibur, ada juga yang santai seperti di pantai tanpa beban.Tapi berbeda dengan Amor, karena hari ini merupakan hari tersibuk baginya, ia bangun pukul 4 pagi, karena harus membersihkan tempat tinggalnya, mencuci pakaian, menyetrika, pergi berkunjung ke panti, dan juga pergi membeli beberapa hiasan untuk sekolah bersama Rega.Amor menghela nafasnya kasar, lalu melirik jam di dinding. "Sudah jam 7, sisa 1 jam lagi waktuku untuk membereskan rumah," ucapnya tanpa lawan bicara.Amor pun bergegas melanjutkan pekerjaannya. Setelahnya ia mengambil list-an pekerjaannya untuk hari ini.List today :1.) Membersihkan kamar ✔️2.) Menyapu dan mengepel lantai ✔️3.)
Flashback on :Amor dan Rega sedang berjalan melewati toko-toko yang berada di mall, dan secara tidak sengaja pula Amor melihat sosok wanita yang tak asing baginya, lebih tepatnya sangat ia kenali."Ibu," gumam Amor seraya memberhentikan langkah kakinya.Gadis itu pun memperhatikan ibunya dari kejauhan, terus melihat bagaimana ibunya membeli dan memilih berbagai macam baju, tanpa melihat keberadaan dirinya."Bahagia banget kayanya." Amor tertawa dengan keadaannya sendiri. Tak ada sedikit pun kebahagiaan yang ia rasakan, bahkan ibunya saja tidak menghawatirkan keberadaannya.“Semoga ibu ga pernah ketemu aku, dan semoga aja kita ga dipertemukan lagi. Aku belum siap buat lalui pertambahan masalah lagi,” batin Amor. Sudah cukup baginya melihat ibunya kembali setelah lama tak melihat. Sekarang bahkan otaknya kembali lagi berputar dengan kejadian lama saat ia dihina oleh ibunya sendiri, sungguh miris.Flashback end"Nunggu lama?" tanya
Pagi harinya Amor terbangun dengan baju yang berantakan, mata sembab, dan rambut yang tidak beraturan. Amor melihat wajahnya di pantulan cermin, sangat mengerikan pikirnya. Ia pun bergegas mandi dan mulai merapikan kasurnya."Huft…." Amor menghela nafasnya kasar, ia mengambil kertas list nya kemarinList today :1.) Membersihkan kamar ✔️2.) Menyapu dan mengelap lantai ✔️3.) Mengelap kaca ✔️4.) Mencuci pakaian ✔️5.) Menyetrika pakaian ✔️6.) Membeli bahan-bahan untuk sekolah ✔️7.) Berkunjung ke panti asuhan (jangan lupakan ice cream dan permen untuk angel)✔️"Akhirnya kemarin aku bisa menyelesaikan semua pekerjaanku, waktunya aku istirahat hari ini," ucapnya meskipun tak ada yang menyahut.Sedangkan di tempat lain ada seorang gadis dengan piamanya yang masih tertidur nyenyak setelah beberapa hari ini ia merasakan sulit tidur. Badannya terkena demam selama tiga hari, dan untungnya hari ini sudah mulai