Aku Bukan Menantu ImpianPart 40 Aku harus tegar.POV FaraAneh memang, kenapa aku begitu mudahnya cemburu. Kak Andi hanya terpaku memandang Kak Sofi dari belakang. Katanya, Kak Sofi mirip denganku. Karena itu, Kak Andi agak sedikit terkejut. Aku sudah marah. Ini kah cemburu yang bukan pada tempatnya? Sebelum pernikahan ini, aku merasa tidak memiliki Kak Andi. Jadi aku tak pernah cemburu. Tapi saat ini, Kak Andi sudah jadi suamiku. Aku hanya ingin seluruh pandangan dan perhatian Kak Andi hanya untukku. Aku hanya ingin kak Andi memperhatikanku. Aku hanya ingin Kak Andi menjadi milikku. Tapi aku sendiri menyadari rasa ini berlebihan. Aku takut tak bisa menguasai diri. Ketika kulihat wajah cemberutku di kaca, betapa jeleknya. Aku masih pengantin baru. Harusnya wajahku ceria.Ku coba tersenyum. Cantik. Kak Andi ikut tersenyum melihat wajahku di cermin. Aku berjanji akan selalu tersenyum, terutama di depan Kak Andi."Pengantin baru, sarapan yok,,," suara Novi membuyarkan lamunanku.Ku l
Aku Bukan Menantu ImpianPart 41POV AndiDulu, aku bukan pria baik-baik. Setelah lulus SMA, aku mendaftarkan diri untuk masuk menjadi anggota polisi. Sembenarnya aku tak minat. Tapi Ibu yang ingin aku mendaftar. Pendaftaran tahun pertama aku tak lulus. Sebenarnya aku ingin kuliah ambil jurusan kesehatan. Tapi Ibu tak merestui ku. Kata ibu aku boleh kuliah kalau ambil jurusan hukum. Tapi aku tak minat. Akhirnya aku mogok tidak kuliah mengambil jurusan apapun. Bahkan iseng- iseng aku melamar kesebuah pabrik dan di terima. Aku bekerja di pabrik konveksi sebagai operator mesin jahit. Pada tahun berikutnya aku harus mendaftar lagi menjadi calon perwira polisi. Tahun itupun aku kembali gagal. Akhirnya aku nikmati saja pekerjaanku menjadi karyawan pabrik, walau akhirnya Ibu merestui ku untuk kuliah seperti yang ku inginkan, tapi aku sudah tak punya minat lagi. Aku tau, sebagai anak tunggal Ibu pasti akan selalu menyetir kehidupanku. Mulanya aku menikmati saja campur tangan ibu dalam se
Aku Bukan Menantu ImpianPart 42 Fara hamilPOV FaraSudah tiga bulan semenjak aku menikahi Kak Andi. Aku tinggal di rumah Kak Andi, sementara usaha tailorku kini ku percayakan pada Mbak Nina. Dia seniorku dalam usaha ini, sementara mama masih bisa mengawasinya. Udara pagi begitu dingin, setelah semalam di guyur hujan. Maklum, sekarang sedang musim hujan, sehingga hampir tiap hari turun hujan. Setelah menyiapkan sarapan pagi untuk Kak Andi , aku juga menemaninya menikmati sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat."Nanti siang Kak Andi pulang ya, Aku mau masak sop ayam buat Kak Andi," ucapku mengantar kak Andi berangkat kerja sampai pintu depan."Ya,,," jawabnya singkat seraya mengenakan helm. "Hati hati di rumah, Kak Andi berangkat ya,"Aku mengangguk. Ku cium punggung tangan kak Andi. Kak Andipun mengelus rambut panjangku yang masih basah. Setelahnya ia pun pergi dengan motornya setelah mengucap salam. Segera ku kenakan jilbab, dan keluar untuk pergi ke tukang sayur untuk me
Aku Bukan Menantu ImpianPart 42 Fara hamilPOV FaraSudah tiga bulan semenjak aku menikahi Kak Andi. Aku tinggal di rumah Kak Andi, sementara usaha tailorku kini ku percayakan pada Mbak Nina. Dia seniorku dalam usaha ini, sementara mama masih bisa mengawasinya. Udara pagi begitu dingin, setelah semalam di guyur hujan. Maklum, sekarang sedang musim hujan, sehingga hampir tiap hari turun hujan. Setelah menyiapkan sarapan pagi untuk Kak Andi , aku juga menemaninya menikmati sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat."Nanti siang Kak Andi pulang ya, Aku mau masak sop ayam buat Kak Andi," ucapku mengantar kak Andi berangkat kerja sampai pintu depan."Ya,,," jawabnya singkat seraya mengenakan helm. "Hati hati di rumah, Kak Andi berangkat ya,"Aku mengangguk. Ku cium punggung tangan kak Andi. Kak Andipun mengelus rambut panjangku yang masih basah. Setelahnya ia pun pergi dengan motornya setelah mengucap salam. Segera ku kenakan jilbab, dan keluar untuk pergi ke tukang sayur untuk me
Aku Bukan Menantu ImpianPart 42 Fara hamilPOV FaraSudah tiga bulan semenjak aku menikahi Kak Andi. Aku tinggal di rumah Kak Andi, sementara usaha tailorku kini ku percayakan pada Mbak Nina. Dia seniorku dalam usaha ini, sementara mama masih bisa mengawasinya. Udara pagi begitu dingin, setelah semalam di guyur hujan. Maklum, sekarang sedang musim hujan, sehingga hampir tiap hari turun hujan. Setelah menyiapkan sarapan pagi untuk Kak Andi , aku juga menemaninya menikmati sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat."Nanti siang Kak Andi pulang ya, Aku mau masak sop ayam buat Kak Andi," ucapku mengantar kak Andi berangkat kerja sampai pintu depan."Ya,,," jawabnya singkat seraya mengenakan helm. "Hati hati di rumah, Kak Andi berangkat ya,"Aku mengangguk. Ku cium punggung tangan kak Andi. Kak Andipun mengelus rambut panjangku yang masih basah. Setelahnya ia pun pergi dengan motornya setelah mengucap salam. Segera ku kenakan jilbab, dan keluar untuk pergi ke tukang sayur untuk me
Aku Bukan Menantu ImpianPart 42 Fara hamilPOV FaraSudah tiga bulan semenjak aku menikahi Kak Andi. Aku tinggal di rumah Kak Andi, sementara usaha tailorku kini ku percayakan pada Mbak Nina. Dia seniorku dalam usaha ini, sementara mama masih bisa mengawasinya. Udara pagi begitu dingin, setelah semalam di guyur hujan. Maklum, sekarang sedang musim hujan, sehingga hampir tiap hari turun hujan. Setelah menyiapkan sarapan pagi untuk Kak Andi , aku juga menemaninya menikmati sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat."Nanti siang Kak Andi pulang ya, Aku mau masak sop ayam buat Kak Andi," ucapku mengantar kak Andi berangkat kerja sampai pintu depan."Ya,,," jawabnya singkat seraya mengenakan helm. "Hati hati di rumah, Kak Andi berangkat ya,"Aku mengangguk. Ku cium punggung tangan kak Andi. Kak Andipun mengelus rambut panjangku yang masih basah. Setelahnya ia pun pergi dengan motornya setelah mengucap salam. Segera ku kenakan jilbab, dan keluar untuk pergi ke tukang sayur untuk me
Aku Bukan Menantu ImpianPart 43 Setelah ke bidan.Sore setelah magrib, Kak Andi membawaku ke bidan terdekat. Bidan Diana namanya. Setelah mendaftar dan menunggu beberapa saat, namaku di panggil. Saat itu, memang suasana juga tidak terlalu ramai. dan kemungkinan aku adalah pasien pertama yang datang. Karena setelah itu ku lihat beberapa orang pun datang untuk mendaftar.Aku masuk keruang praktek Bidan dengan di temani Kak Andi.Bidan Diana menyambut kami dengan senyum ramah."Selamat malam Mbak Fara ada yang bisa di bantu?" ucapnya seraya memperhatikan lembar pendaftaranku."Ya Bu Bidan, saya mau tes kehamilan," ucapku."Sudah di tes?""Sudah Bu Bidan, tapi istri saya kurang yakin," Kak Andi yang menjawab."Kalau begitu kita tes ulang ya,"Sesaat kemudian, Bidan Diana di bantu asistennya segera memintaku untuk melakukan pengambilan urin yang kemudian dilakukan tes seperti yang ku lakukan di rumah tadi.Menunggu beberapa lama, akhirnya aku dan kak Andi kembali di panggil untuk menden
Aku Bukan Menantu Impianpart 44 Badai rumah tanggaBenar saja. Sejak kehamilannya emosi Fara mulai tidak stabil. Kadang marah dengan sebab yang sangat sepele. Misalkan pesan nasi padang kesukaannya pake ikan bakar, karena ikan bakarnya habis di ganti dengan ikan goreng. Hal seperti itu akan membuatnya ngambek dan tak mau makan. Andi harus dengan susah payah membujuknya.Bahkan cemburu yang kadang berlebihan, jika Andi telat pulang dari rumah orangtuanya, Pasti kecemburuannya pada Siska akan menjadi jadi. Padahal Andi sudah berulang kali mengatakan ia tak punya perasaan apapun pada Siska. Tapi Fara tidak pernah mau perduli.Andi menganggap ini hanyalah bentuk tidak normalnya emosi seorang wanita yang sedang hamil. Andi berusaha sabar. Tak ada sarapan pagi seperti biasa. Bahkan segelas teh hangat pun tak tersedia. Dengan sabar, Andi membuat teh hangat untuk nya dan juga untuk istrinya.Dulu Fara paling suka bubur ayam yang mangkal didepan rumah di pagi hari. Tapi saat ini mencium bau