Share

Dendam Membutakan Mata Hati

"Nggak, Uncle. Kue ini buat uncle. Uncle, mau kan jadi Papi aku?" celetuk polos Austin.

Wajah Raline seketika berubah. Ia pun syok saat mendengar jawaban Austin yang meminta Hamid menjadi Papinya. Terlihat wajah Galih berubah. Netranya pun menatap Raline dengan berkaca dan menahan agar bulir bening itu tidak jatuh.

Galih pun memundurkan kursi rodanya dan memutar arah meninggalkan ruang tamu itu. Dion pun langsung menyusul sahabatnya itu.Hamid yang merasa tidak enak pun akhirnya mengejar Galih disusul oleh Raline.

"Mas, Mas, tunggu!" panggil Raline. Galih tak memperdulikannya. Ia telanjur sakit hati mendengar kata-kata sang putra.

"Galih, jangan kayak anak kecil! Itu hanya perkataan anak-anak. Masa sih lu ambil hati? Austin itu darah daging lu. Ingat, Galih! Ikatan darah itu lebih kuat dari apapun," pekik Hamid yang berusaha agar Galih tidak salah paham lagi.

"Gue kayak anak kecil? Ah, iya betul. Tapi, gue juga pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status