AMBIL SAJA SUAMIKU 49'Jauhkan monster itu dariku!'Kata-kata Mayang terngiang. Kenapa dia mengatakan Mas Hadi monster? Apa yang terjadi? Kata dokter, Mayang sama sekali tak bisa ditanyai. Fisiknya memang mulai baik-baik saja, tapi jiwanya terguncang. Berulang kali dia menjerit, menyebut kata monster dan hantu. Polisi hanya bisa menerka-nerka apa yang terjadi karena di tempat itu, sama sekali tak ada jejak tertinggal. Apartemen itu milik seorang wanita yang sudah lama tinggal di luar negeri dan kosong. Selama ini, satpamlah yang memegang kuncinya. Sungguh aneh bagaimana Mayang bisa ada di sana.Saat ini, Mayang sudah dipindahkan ke ruang rawat dalam pengawasan polisi. Dia terpaksa diberi obat penenang ketika histerianya sudah diluar batas. Dokter bahkan mengatakan, ada kemungkinan dia akan dipindahkan ke rumah sakit jiwa jika tak juga membaik. Ya Tuhan, sebesar apa teror mental yang didapat Mayang di apartemen itu?"Sayang. Tolong berhenti mengurusi semua itu. Itu sama sekali bukan ur
AMBIL SAJA SUAMIKU 50"Tidak boleh. Kamu besok akan menikah. Lupakan. Ini sama sekali bukan urusanmu. Kau cukup tahu bahwa sahabatmu dan mantan suaminya sama-sama sakit jiwa."Ajeng melotot ketika aku mulai menanyakan kemungkinan untuk mengetahui keadaan Mayang dan Mas Hadi saat ini. Ajeng langsung menerobos kamar, tak peduli aku sedang dilulur. English Expert sudah kami liburkan hingga dia bisa tenang ada di rumah Mamaku, bergabung dengan para sepupu yang lain. Meski pernikahan sederhana saja yang kuminta, nyatanya tak bisa sesederhana itu jika sudah menyangkut dua keluarga besar."Tapi, yang mereka bunuh itu ayahnya Celia."Aku masih mencoba negosiasi. Entahlah, rasa penasaranku memang tak mudah hilang. Padahal, besok aku akan menikah."Nggak kataku. Aku dan Rayyan yang akan mencari tahu. Jika kurasa itu penting, aku akan beri tahu kamu. Jika aku tak bicara apa-apa, artinya tak ada yang penting. Mengerti?"Di saat seperti ini, Ajeng tampak mengerikan. Tapi, aku tahu dia melakukan in
AMBIL SAJA SUAMIKU 51PoV TIGALelaki itu bertampang sederhana, dengan celana kain berwarna hitam dan kemeja lengan panjang putih yang dia gulung sampai siku. Wajahnya bersih tanpa kumis ataupun janggut. Rambutnya ikal dengan sedikit uban dan disisir rapi. Tak akan ada yang menyangka dia mampu menjerat leher seseorang dan menggantungnya di ventilasi pintu meski orang itu sudah tak bernyawa."Saya dendam. Istri saya selalu membandingkan saya dengannya. Dia yang lebih segala-galanya dari saya. Bertahun-tahun selama pernikahan kami, setiap hari tak ada yang saya lewati tanpa mendengar istri saya menyebut nama lelaki itu. Sampai akhirnya dia saya bertemu wanita lain dan kami menjalin hubungan. Siapa sangka itu adalah bagian dari skenario istri saya. Dia dengan sengaja mengirim seorang wanita untuk merayu saya. Hal itu dia gunakan untuk menceraikan saya dengan alasan bahwa saya selingkuh, sekaligus untuk mendapat simpati Kayyisa, agar dia bisa masuk dan mendapat celah untuk merebut lelaki
AMBIL SAJA SUAMIKU 52Sejak kedatangan Mimi, keadaan Mayang membaik. Dia tak lagi histeris setiap kali bertemu orang lain. Nyata adanya bahwa kehadiran seorang anak adalah penyembuh luka paling sempurna. Mimi diminta Dokter Eka. Dokter spesialis kejiwaan itu menangkap potensi kerusakan yang cukup besar dalam jiwa Mimi dan mencoba menerapinya sendiri di rumah. Pada waktu-waktu tertentu, Mimi dibawa ke rumah sakit untuk bertemu Mayang. Perlahan tapi pasti, kondisi Mayang mulai stabil. Mayang juga dibebaskan dari segala tuntutan karena kondisi kejiwaannya tak memungkinkan dia untuk diadili. Tiga bulan kemudian, Mayang diperbolehkan keluar dari rumah sakit jiwa. Tapi, kemana dia harus pulang? Sementara kedua orang tuanya menolak. Mereka takut diusir dari kampung karena kisah Mayang telah menyebar luas. Semua orang tahu dia pernah menjadi wanita penghibur. Dokter Eka akhirnya menyanggupi Mayang agar tinggal di rumahnya. Dokter wanita yang masih lajang itu hanya tinggal sendirian bersama s
AMBIL SAJA SUAMIKU 53"Bunda, Ayah! Ayo, nanti terlambat!"Dua pasang kaki mungil berlarian dengan tak sabar. Sebentar keluar rumah, sebentar kemudian masuk kembali ke kamarku, melihat aku yang sedang memasangkan dasi dan merapikan jas yang dikenakan Arez. Jas hitam yang dia pakai itu entah bagaimana membuat dirinya tampak semakin tampan."Tunggu, sayang! Sebentar lagi!"Arez tertawa, dia mengusap rambutku sebentar. Setelah semuanya rapi, bukannya bergegas keluar, Arez malah merangkum wajahku dengan kedua tangan dan menghadiahiku dengan sebuah kecupan ringan. Ciuman singkat yang akan segera menjadi panas jika aku tak segera menarik diri dari hadapannya.Hari ini hari penting."Bunda! Ayah!"Dua gadis cilik itu muncul lagi, dengan seragam merah putih, dasi, dan topi yang tampak cantik di tubuh mereka yang mungil. Hari ini adalah hari pertama Celia dan Afika masuk Sekolah Dasar. Aku segera mundur, menarik diri dari rengkuhan Arez yang bersikeras ingin memeluk dan menciumku."Oke, siap,
AMBIL SAJA SUAMIKU 54Bangunan itu akhirnya selesai juga. Lancarnya dana yang mengucur dan kombinasi tukang profesional yang disediakan Papa, akhirnya membuat bangunan English Expert Dua selesai setelah enam bulan dikebut pengerjaannya. Gedung tiga lantai itu memang berada di jalan yang sepi dari lalu lintas kendaraan, persis seperti yang kuinginkan. Dia didirikan di atas tanah bekas rumah yang terbakar. Esok setelah peresmian, aku akan mulai memanggil para tentor yang sudah lulus seleksi dan mulai menerima siswa baru. "Cool. Ternyata kita sejak dulu satu hati. Sama-sama mencintai dunia pendidikan meski di jalan yang berbeda."Arez merangkul bahuku. Kami baru saja memantau sentuhan terakhir dekorasi gedung karena dua hari lagi adalah hari peresmiannya. Neon Box akan mulai menyala nanti malam. Dan papan nama besar itu sudah akan terlihat meski dari kejauhan."Aku semangat melakukan semuanya, karena ada kamu.""Hey, sejak kapan istriku pinter ngegombal?"Arez mengusap pipiku sejenak se
AMBIL SAJA SUAMIKU 55Hari ini, aku bersedih untuk dua hal. Untuk putriku, dan untuk Mimi.Arez menyetir mobil dengan kecepatan tinggi mengikuti ambulans yang berjalan cepat di depan sana, sementara aku duduk di belakang sambul memeluk Afika yang tak mau berhenti menangis. Dia gemetar dan itu hanya bisa diredam oleh pelukan. Kutelepon Papa dan Mama, juga mertuaku, berusaha tegar saat menceritakan apa yang terjadi. Mobil putih itu di depan kami, dengan putriku di dalamnya yang telah diberi pertolongan pertama. Luka di kepala, meski kecil, darahnya banyak sekali.Ambulans berhenti di depan IGD, Celia lalu dipindahkan dengan sigap ke atas brankar dan dibawa ke dalam. Aku menuntun Afika masuk sementara Arez memarkir mobil. Kulihat seragam berwarna putih yang dipakai Afika, ada beberapa percik darah di sana.Darahnya banyak sekali, akankah anakku bertahan?Aku duduk di kursi logam dengan tubuh lemas. Kupeluk Afika yang mulai berhenti menangis dan kini melihat-lihat keramaian IGD rumah saki
AMBIL SAJA SUAMIKU 56Kali ini, aku tak lagi bisa bersabar dan mentolerir perbuatan Mayang. Mayang dan Mimi telah dengan sengaja bermaksud melukai Celia, orang paling penting di dunia ini. Tidak tahukah dia bahwa tak ada seorang ibu-pun di dunia ini yang rela anaknya diusik, apalagi terluka. Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi anakku.Celia yang terbangun karena keributan itu, menatapku ketakutan. Aku memeluknya, menenangkan jantungku yang berdebar hebat. Tak lama, pintu dibuka, Papa dan Mama masuk dengan langkah tergesa. Mungkin mereka bertemu para perawat yang membawa Mayang dan menduga apa yang baru saja terjadi. Di luar, masih ramai orang membicarakan apa yang baru saja terjadi. Selain perawat, mungkin keluarga para pasien."Kay! Celia! Kalian nggak apa-apa?"Mama memeluk kami berdua dengan wajah pucat. Aku tak menjawab, dadaku masih berdebar kencang. Papa menarikku dalam pelukan, membiarkan Mama yang menenangkan Celia. Di pelukan Papa aku terisak. Tak terbayangkan olehku