Share

Pil Abadi

Pukul sembilan lewat lima belas menit. Pria tua pemilik rumah berdiri di balkon lantai dua, pandangannya mengitari situasi pesta bernuansa rustic cozy yang putrinya adakan.

Terdengar langkah kaki mendekat, Pak Tino tidak perlu menoleh untuk mengetahui jika yang datang adalah Emilia. Wanita muda itu berjalan dengan tempo sedang dan berhenti tepat di sampingnya.

"Ayah tidak ikut turun?" tanyanya pada Pak Tino.

"Tidak, ayah tidak suka keramaian. Semua yang kau undang datang?"

"Tidak semua, ada beberapa yang berhalangan. Tapi bukan masalah." Emilia tersenyum. Nampak moodnya sangat bagus malam ini.

"Bagaimana dengan rencanamu untuk minggu depan?" alih Pak Tino.

"Ini yang perlu kubahas dengan ayah. Aku butuh Rain." Netra Emilia tertuju lurus pada pria yang kini duduk bersama Gideon.

"Kau sudah memiliki tim yang hebat, untuk apa masih membawa Rain?" Pak Tino menoleh.

"Ayah pasti setuju pendapatku jika Rain memiliki intuisi begitu kuat. Lagi pula, proyek pertamaku akan menguntungkan Ay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status