Share

Pernikahan Imas

Rasanya seperti mimpi, sebuah undangan cantik berwarna hijau sage berada di genggaman tangan ini. Senyumku terukir bersamaan dengan air mata yang beberapa kali menetes membasahi pipi. Perasaanku semakin campur aduk, tatkala melihat namaku terpampang dengan nyata di sampul kertas indah ini.

“Ini undangannya kenapa bagus pisan, ya, Imas. Kamu yang pilih?” tanya Ibu sembari memutar-mutar undangan.

“Iya, Bu. Waktu itu Bu Ayu kasih beberapa pilihan, semuanya bagus-bagus. Imas pilih yang ini karena terlihat paling sederhana di antara yang lain.”

“Yang begini, paling sederhana?” Ibu menatapku seperti tak percaya, aku mengangguk.

“Ini bahkan tiga kali lipat bagusnya dari undangan pernikahan Tetehmu waktu itu,” tandasnya lagi dengan mata kembali memandang selebaran undangan.

“Jangan membandingkan begitu, Bu.” Aku mengingatkan.

“Iya, Imas. Bukan niat Ibu mau membandingkan, tapi nggak menyangka saja, kalau anak Ibu bakalan punya suami dari keluarga yang … aduh, Gusti.” Ibu tak melanjutkan perkat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status