Sementara di sisi lain Dendi yang masih menunggu sang ibu yang tidak mau berbicara atau pun makan itu membuat kepalanya hampir pecah.
Nyonya Iriana Sanjaya menginginkan putranya menikahi Della dengan segera, sementara Dendi masih bersikukuh untuk tidak menikahi Della, karena sudah tidak tertarik dengan Della, saat ini bagi Dendi Della sudah seperti seonggok sampah yang menunggu waktu yang tepat untuk dibuang dengan segera. Aksi mogok makan dan mogok bicara di lakukan oleh sang ibu hingga satu minggu, hal itu membuatnya semakin melemah, walau terbantu dengan nutrisi yang masuk melalui cairan selang Infus, tapi semua itu tidaklah cukup. Hingga akhirnya sang nenek memberi nasihat kepada Dendi untuk menuruti permintaan ibunya itu minimal sampai sang ibu pulih terlebih dahulu dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga dirumah. Dengan adanya sang ibu di rumah sakit tentu saja membuat semua keluarga kSementara itu Dendi terlihat seperti cacing kepanasan mencari Vania yang masih tak ada kabarnya, ia bahkan meminta Kevin sahabatnya itu untuk mencari tapi tak kunjung di temukan. Kevin adalah harapan terbesar Dendi untuk dapat menemukan Vania karena selama ini Kevin lah orang kepercayaannya dalam menyelesaikan segala kerumitan dalam kehidupannya. Tapi kali ini Kevin memilih menghianatinya, karena sudah di tutup mulutnya oleh Ibu Dendi dan Della. Mereka sengaja mendekati Kevin dengan menawarkan kehangatan yang ia miliki. Siapa pria yang akan menolak kecantikan dna kemolekan tubuh Della? Bahkan Dendi tak sanggup untuk menolaknya, begitu juga dengan Kevin, saat ini pria itu dibuat mabuk kepayang oleh kemolekan dan kehangatan yang di sajikan Della, hal jarang ia nikmati, tentu saja hal itu membuatnya tak bisa berkutik, dan dengan mudahnya ia menuruti semua keinginan wanita itu, asalkan hasratnya terpenuhi. Bagaimana tidak? Kevi
Tamu undangan tak hanya terkesima dengan menu yang nikmat, tapi juga dengan dekorasi yang mewah melebihin acara pernikahan di tempat itu, dimana di dalamnya tersedia arena bermain untuk Issabella dan teman - temannya. Tak cukup dengan kemewahan acara, para tamu undangan juga di kejutkan dengan sovenir yang diberikan keluarga itu. Selain perlengkapan sholat, didalamnya terdapat logam mulia. Dan sontak saja acara yang di adakan oleh Verrel menggemparkan seluruh warga setempat, hingga timbul penyesalan bagi warga yang sempat menyepelekan acara tersebut fan memilih tidak hadir. Tak hanya warga sekitar yang terkejut, bahkan orang tua Vania juga dibuat terkejut dengan jalannya acara. Kehadiran Verrel yang sejak pertama kali datang ke rumah orang tua Vania, telah membuat kedua orang tua Vania terkejut akan keseriusan pria tampan itu dalam memikat hati putri mereka. Maklum
*** Sore itu ketika Vania menunggu Issabella.Ia iseng membuka media sosial instagram yang sudah lama tak ia gunakan, karena ia sedang ingin mengistirahatkan diri dan pikiran. Mungkin ini pertama kalinya ia memainkan Iphone terbaru yang diberikan oleh Verrel padanya untuk kesenangan pribadi, karena biasanya ponsel itu ia sentuh ketika rmmbalas pesan masuk dari Verrel atau panggilan video dari pria itu. Setelah selesai ia akan menaruh kembali ponsel tersebut ke dalam dompetnya. Selama ini tak ada sedikitpun keinginan di hatinya untuk berkomunikasi dengan siapapun kecuali Verrel yang memang rutin berkomunikasi dengan putrinya dan kedua orang tuanya melalui video call. Banyak hal yang mereka lakukan seperti bertukar informasi seputar kabar Verrel atau kabar nenek Kakek Issabella atau seputar sekolah dan teman teman, Issabella yang saat ini populer di kalangan guru dan teman - teman nya karena ulah sang calon
karena ia tak ingin ada seorang pun mengganggu kesendiriannya, Kecuali sekretarisnya yang mengurus segala kebutuhannya dan para karyawan rumah sakit. Sang sekretaris yang telah mengetahui tingkah aneh Dendi belakangan, di ruangan gelap itu hanya memandangi foto Vania dan Issabella melalui layar ponsel milik Vania yang selalu dibawanya kemanapun. Saat ini Dendi kembali tak merawat dirinya, terlihat wajahnya kini sudah kembali di tumbuhi rambut - rambut halus. Jangankan untuk merawat diri, bahkan untuk pulang mandipun sudah jarang ia lakukan. Ia lebih senang berada di ruang kerjanya yang gelap memandangi foto Vania. Lalu tertidur di kamar rahasia di ruangan itu, dan keesokan harinya ia masih menggunakan baju yang sama, hanya saja di tambah ia memakai jas snelli panjang yang hanya ia gunakan saat praktek dan menerima pasien. Sebagai seorang Dokter spesialis Dendi tak
Sedangkan Dendi yang saat ini sudah berada di mobilnya segera menghubungi nomor yang telah mengirim pesan ke ponsel milik Vania, Ternyata pemilik nomor yang mengirim pesan itu tak menjawab hingga puluhan kali, Lalu kemudian terdengar sahutan di seberang sana. Dendi menanyakan Keberadaan Vania, tapi penelpon yang di seberang justru kebingungan karena ia mengirim sms ke nomor Vania, mengapa yang menerima justru pria dan sedang mencari Vania. Lawan Bicara Dendi di sebarang tak mengetahui bahwa nomor Vania telah diganti, karena ponsel milik Vania, masih tertinggal kala itu di rumah Dendi dan akhirnya di penghujung pembicaraan Dendi mendapat pencerahan bahwa Vania berangkat ke jakarta untuk bekerja. Tak lupa dengan sopan Dendi memperkenalkan diri, dan mengucapkan terimakasih atas informasi yang sudah di berikan, lalu menutup sambungan telpon tersebut dan menginjak gas mobilnya untuk melaju meninggalkan parkiran rumah
" Njirr, jangan diem aja lu ayoo ceritaen hubungan kalian ke gue! masalahnya gue yang jadi tumbal si bapak satu itu. Kebayang kaga lu pas gue lagi seru - serunya berantem ama cowok gue, eeehh tiba - tiba dia nelpon gue nanyain lu, Kan ambyarr jadinya.." Jessica menyetir mobilnya dengan terus menyerocos ke Vania yang masih terdiam. " Tar malem aku ceritain, lagiaan aku mo fokus dulu ke persiapan interview neeeng geulissss..." Jawab Vania sembari memalingkan pandangannnya ke samping menatap Jalanan yang telah lama tak ia lewati. Vania menghela nafas berat. " Iye dah iyeee, lagian paen juga lu kerja segala, kalo laki tajir uda ada di genggaman. Gilingan lu udah nyobain jet pribadi aja, nah gueee.!? Btw tar kalo mas Dendi nelpon gue lagi, trus gue mesti jawab gimana nih.." Jessica bertanya kepada Vania serius. “ Intinya, aku mohon. Jangan bilang ke dia kalau aku lagi di Jaka
Atau pernah juga ulah usilnya yang membuat calon istri yang akan di perkenalkan untuknya itu menyerah, lantaran ketika obrolannya nomal, tapi saat ia membuka kacamata hitam nya ternyata mata itu tak berhenti berkedip - kedip dan itu juga menyurutkan niat sang calon istri yang akan di jodohkan dengannya dan tak menunggu berhari sang wanita langsung memutuskan untuk tidak dapat melangsung kan perjodohan karena kekurangannya. Tentu saja kita ingin jodoh kita itu berpenampilan sempurna terkecuali ada satu alasan tapi untuk anak seorang jutawan mereka otomatis menjadikan fisik menjadi salah satu syarat wajib jika pasangan mereka mempunyai ciri fisik dan mental yang sama dengan mereka. Begitulah tingkah Edward Mahaputra dengan sifat usil yang selalu di sajikan khusus kepada para calon wanita yang akan di jodoh kan dengan nya dan masih banyak tingah usil nya yang membuat para calon istri nya itu ilfil dan mundur dari perjod
Sementara itu Vania yang baru selesai melakukan test interview, menuruni gedung itu dengan perasaan yang tak karuan karena harus menunggu esok hari untuk keputusan hasil interview hari ini, yang ternyata untuk satu posisi di ikuti oleh tiga puluh orang peserta interview. Ia tersenyum getir melihat dua puluh sembilang orang saingannya, yang terlihat masih muda dan berpenampilan menarik sangat berbeda dengan dirinya yang sudah kepala tiga dan merupakan single parent, ia telah memasrahkan semuanya di ruangan itu, ia hanya berusaha dengan sebaik yang ia mampu, tak berani berharap banyak. Sesampainya di bawah Vania segera menyetop taxi untuk menuju rumah milik Jessica, dimana ia menitipkan barang - barang bawaannya. Di dalam taxi ia mengabari Verrel bahwa Interviewnya sudah berjalan mulus, Meski begitu Verrel tetap menyemangatinya dengan suka cita. Verrel me