Share

DELAPAN PULUH DUA

Dimas membuka mata perlahan, menyesuaikan dengan cahaya kamar. Pertama kali yang dilihat adalah wajah Fumiko tepat di hadapannya.

"Hm?" kedua mata Dimas berkedip. "Apakah aku masuk surga?"

Fumiko tertawa kecil. "Bagaimana bisa kamu masuk surga?"

"Karena aku melihat bidadari cantik."

Kedua alis Fumiko terangkat. "Jadi benar para pria menginginkan surga karena dijanjikan bidadari? Apakah kamu salah satunya juga?"

"Wah, itu pertanyaan sulit dan menjebak. Aku tidak berani mengambil bidadari lain, tapi jika bidadarinya menemani aku sejak kecil- aku berani mengambil dan menculiknya."

Fumiko memeluk erat Dimas yang masih berbaring dan menangis. "Jangan bohong ya, awas kalau kamu bohong! Aku akan mengadu pada Tuhan dan berteriak tidak adil lalu meminta pasangan jauh lebih dari kamu."

Dimas tertawa. "Memang ada pria tampan dan hebat mau menerima wanita barbar seperti istriku yang cantik ini?"

Fumiko menggeleng pelan. "Sepertinya tidak ada."

"Syukurlah."

"Aku mencintaimu, Fumi."

"Aku juga."

Dima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status