terima kasih sudah bersedia baca novel saya sampai disini. tanpa kalian semua saya tidak ada apapun. jangan lupa masukan ke dalam pustaka dan juga koinnya vote juga boleh. maaf saya masih mencari kesempurnaan dalam hal menulis novel.
Saya mempersiapkan diri dengan baik, memakai pakaian yang biasa saya pakai, tapi sekarang pakaian saya lebih bermerek, itu semua atas saran paman dan bibi yang mengharuskan saya sekarang memakai pakaian lebih mahal, karena saya sekarang telah menjadi cucu asli kakek. DAN TIDAK LAMA LAGI AKAN MENJADI PEMIMPIN PERUSAHAAN AYAH DAN JUGA JARINGAN HITAM BAWAH TANAH YANG HAMPIR MENGUASAI DUNIA INI. sungguh mengerikan memikirkan keadaan jaringan hitam itu, tapi apa boleh buat saya sudah ditakdirkan untuk meneruskannya. Saya keluar dari kamar memanggil kepala pelayan, menanyai tentang kakek yang saya tidak tahu selama sebulan ini. “ kepala pelayan , kakek ada dimana?” tanya saya setelah tidak menemukan kakek di kamar tidurnya. “Oh, Tuan Robert, Tuan Besar ada di Rumah Sakit sekarang. Dua hari yang lalu dia mendapat serangan jantung, jadi atas saran tuan Hendrik, Tuan Besar dibawa ke Rumah Sakit.” Kata kepala pelayan lagi. “Lalu siapa yang menemani kakek?” Tanya saya lagi. “Tuan Hendrik
Sepanjang perjalanan saya memikirkan apa yang akan saya lakukan kedepannya. Padahal hati ini ingin secepatnya mencari Takumi Zhang dan menjaga Kartika Lee si gadis lugu itu tapi penuh dengan kekuatan, apakah benar dia adalah jodoh saya? “Tuan Robert, kita sudah sampai di Rumah Sakit tempat Tuan besar Zhang dirawat.” kata supir menyadarkan Robert. “Ya,” kata Robert sambil turun dari mobil. Saya menghampiri informasi menanyai ruangan tempat rawat kakek. Tentu saja ruangan spesial untuk jantung yang VVIP. Saya berjalan santai dan di saat yang tidak terduga kakek Jenny Wu dan Jenny wu berjalan di depan saya. Mau apa mereka kemari, kenapa tujuannya sama dengan saya. Mereka berjalan menghampiri ruangan itu dan mengetuk pintu dan paman Hendrik membukakan pintu mengizinkan mereka masuk. Paman melihat saya dan memanggil saya juga ikut masuk. “Ada apa kalian kemari? Tanya kakek dengan suara yang pelan. “Kakek, maafkan saya selama ini, membuat kamu marah dan sengsara, saya menyesal k
“Kakek, tidak perlu kesana menemui Kartika Lee, biar kita saja yang mengundang dia kemari.” kata Robert antusias. “Boleh juga, kamu pergi jemput dia kemari Hendrik dan Midori, bukankah dia baik dengan kalian berdua, jangan Robert yang pergi nanti dia malah menolaknya.” kata kakek penuh dengan semangatnya. Bibi Midori dan Paman hendrik bingung apa yang harus mereka lakukan tapi tidak dapat membantah kemauan ayahnya, dia cuma dapat menganggukkan kepala dan keluar mengurusi administrasi untuk membawa kakek pulang dari Rumah Sakit. Terlihat kakek sangat senang dengan ide saya, saya tahu paman dan bibi memiliki visa untuk ke negara Kartika Lee, mereka setiap saat memperpanjang visa itu untuk menjaga sewaktu waktu Takumi ke tempat Kartika Lee untuk menikahi Kartika Lee. Masalahnya adalah apakah Kartika Lee mau datang kesini ke tempat kami dan menemui kakek yang telah membuat dia berpisah dengan Takumi Zhang. Setelah membawa pulang kakek dan kami memberitahukan masalah Kartika Lee kepa
Pagi ini Juna Takazawa dan Sari Jokovic akan menjemput Kartika Lee di kampus mereka. Sebelumnya , semalam. Mereka telah berjanji besok akan bertemu di kampus. “Kar, apa kabar ? Sedang apa kamu? Saya sedang ada di Jakarta, yuk ketemuan , Saya jemput kamu jam 10 ya, di kampus, tidak pakai menolak, harus jawabnya iya.” Kata Sari di telpon. “Yailah, ini mau ajak ketemu apa mau mengancam, “ Balas Kartika Lee sambil tertawa. Hahaha….. “Jangan tidak datang ya, jangan takut jam 5 sore saya antar kamu ke kampus lagi.” Kata Juna di samping Sari. “Iya, saya tunggu kalian di kampus ya, di depan pintu saja. Hari ini hari libur jadi kantin tutup.” Kata Kartika Lee lagi. ****** Juna dan Sari jam 7 sudah siap dan bermaksud ingin pergi menjemput Kartika Lee, tapi di tegur oleh bibi Midori. “Hei, kalian sarapan dulu, bukannya janji dengan Kartika Lee jam 10, kenapa sekarang sudah mau pergi?” Tanya Midori melarang mereka pergi. “Ah, tante, tadinya kami mau makan di luar, ya sudah kami sarapan
"Ya, sudah kamu video call saja dengan kakek Zhang Ti Wu ya." Kata Juna memberi solusi Juna Takazawa secepatnya video call dengan Robert dan tidak lama kemudian telepon itu tersambung. “Ya, apakah kalian telah bertemu dengan Kartika Lee, kakek dan nenek menanti dia di negara ini, siapkanlah segala akomodasinya biar Kartika Lee secepatnya datang kemari.” kata Robert dengan penuh semangat. “Bagaimana keadaan kakek, Rrobert?’ tanya paman Hendrik. “Kondisi kakek biasa saja tapi kekuatan nya makin waktu makin melemah, benar kata ayah hidup lkakek tidak lama lagi dan sepertinya kakek juga tidak mau berjuang, tujuan dia sekarang adalah meminta maaf kepada Kartika Lee.” Kata Robert lagi sambil matanya berkaca kaca. “Kar, kamu dengarkan, yuk mari kita ke negara kakek untuk berjumpa dengan dia.” kata Sari merayu Kartika Lee. “Kalian ya, bicara enak, saya belum punya paspor dan minta visa tidak akan selesai 1 hari.” Kata Kartika Lee berusaha menghindar. “Bisa, pasti bisa dengan jaminan kam
Karena pertemuan mereka antara Kartika Lee dengan keluarga Takumi Zhang. Luka lama yang hampir dilupakan oleh Kartika Lee terkuak kembali, sungguh Kartika Lee sangat menyesali pertemuan itu. Ah, kenapa juga Sari Jokovic dan Juna Takazawa membantu mereka, jadi saya seperti ini lagi deh. Patah hati tidak ada ujungnya. “Kar, kenapa kamu? Sakitkah?” Tanya Santi, ibu Kartika. “Tidak mi, mungkin kecapean tadi waktu keluar, sekarang saya mau mandi dan istirahat di kamar ya.” kata Kartika mencoba menghindar. “Jangan dulu, kamu mandi saja, lalu kita makan bersama setelah itu kamu istirahat.” Kata Santi sambil mencoba menyiapkan makanan malam mereka. Ya, biar mami buka praktek mandiri, jika tidak ada pasien mami masak sendiri. Biarkan kata mereka, masakan mami tidak enak tapi bagi kami anak anak mami, masakan mami adalah the best. Sambil tersenyum atas pemikiran saya ini , saya masuk ke kamar mandi dan menyelesailkan kegiatan membersihkan diri setelah itu saya berjalan ke ruangan makan.
“Kartika Zhang hayo turun, ayahmu mencari kamu.”kata Juna marah. “Tidak, saya mau di gendong mami.” kata Kartika Zhang hampir menangis. “Sudahlah Juna, biar dia saya gendong, enak gendong dia, anak siapakah dia? Mengapa namanya sama dengan saya?” kata Kartika Lee bingung, biarpun dalam hatinya dia telah menduganya. Jarang ada orang yang memiliki mata yang lain warna, jika bukan keturunan. Masa sih Takumi Zhang menikah tanpa memberitahukan saya, secepat itukah dia melupakan saya. Batin saya sedih. Betapa sakitnya jika masih mencintai orang dan orang itu sangat mudah melupakan kita, tapi cinta suci itu ya, akan bahagia melihat cinta kita bahagia, akan seperti itukah saya? “Kartika, ada dimana kamu?” seseorang memanggil dengan nada dingin dan langkah kaki itu saya sangat menghafalnya, pasti tidak salah dia adalah mikung. Betapa rindunya telah ber tahun tahun tidak bertemu dengan dia, masih samanera kah dia? Ketika kakek zhang Ti Wu meninggal saja dia tidak melepas jubahnya, jadi
POV : TAKUMI ZHANG Setelah bicara, saya meninggalkan kakek dan berpamitan dengan ayah ibu saya dan saya menghilang dari mereka. Setengah tahun kemudian , mereka baru berhasil menemukan saya yang telah menjadi samanera, saya memutuskan meninggalkan keduniawian , karena kebahagian saya sudah pupus dengan berakhirnya hubungan percintaan saya dengan Kartika Lee, gadis lugu yang sangat saya cintai. Saya sebagai samanera mendoakan kebahagian Kartika Lee, sebenarnya saya mau selamanya meninggalkan keduniawian, kakek meninggal saya juga tidak pulang, saya melepaskan segalanya, tapi sayang ayah saya juga tidak berumur panjang, Selama menjadi Samanera saya menolak bertemu dengan siapapun juga yang ada hubungan dengan keluarga saya , sampai kemudian mereka meminta tolong Juna Takazawa bertemu dengan saya sebagai umat ingin bertemu dan saya juga tidak dapat menolak. Dari Juna lah kemudian saya tahu keadaan pernikahan antara Robert Zhang dengan Jenny Wu. juga keadaan Kartika Lee yang masih se