Bab 128 AIL GN"Lucunya, putri kecil kalian ini. Hmmm, biar kubawa pulang saja, ya," rengek Vanesha.Tae Min langsung menggeleng dengan tegas menolak permintaan Vanesha dengan menahannya."Kaku buat lagi saja adik untuk Jimin!" seru Tae Min."Tenang, Sayang, nanti kita buat lebih banyak lagi. Tinggal menunggu waktu anak kedua kita lahir, " sahut Jaehyung. "Aku kan hanya bercanda." Tawa Vanesha pecah. "Jimin, apa kau ingin punya adik?" tanya Cassie pada anak yang berusia dua setengah tahun itu.Jimin mengangguk antusias. la memang sangat mendambakan seorang adik bayi agar bisa diajak main menurutnya."Tentu Aunty Cassie, aku menginginkan adik bayi seperti Jennie," ucapnya dengan bahasa cadel tapi sudah fasih berbahasa di usianya meski masih belum jelas, tetapi mudah dimengerti orang dewasa.Ide jahil terlintas di kepala Cassie. "Mintalah kepada Mommy dan Daddy mu sekarang!" ucap Cassie terkekeh.Mata anak kecil itu berbinar. Dengan langkah kecilnya, Jimin berlari menghampiri Jaehyung
Bab 129 AIL GN"Jangan mendekat! Aku tak suka bau badannya!" pekik Vanesha. Dia merasa mual saat Jaehyung ada di dekatnya. "Tidak sekalian saja kau minta aku jaga jarak tiga kilometer, biar kita jauh sekalian," tantangnJaehyung. Bola mata wanita itu semakin membulat mendengar jawaban dari sang suami. Vanesha sangat sensitif menerima candaan dari Jaehyung. Padahal maksud canda dari Jaehyung kalau dia hanya berniat untuk meledek, tetapi rupanya sang istri salah menanggapi."Oh, jadi kau ingin kita menjauh? Kau ingin jauh dari aku, begitu?" "Bukan maksud aku begitu, Nez. Aku hanya—""Ya, udah sana! Pergi, pergi dari ku!" pekik Jaehyung sampai mengusap wajahnya dengan kasar. Sungguh, ia tak menyangka kalau Vanesha akan seperti itu. Dan kini, Jaehyung sudah terbiasa dengan omelan Vanesha, baik kapan pun dan dimanapun. Tapi, kalau wanitaitu terus uring-uringan tak jelas dia juga akan pusing nantinya."Terserah kau, Nez. Aku hanya pusing, Nez. Lihat lah ke jam dinding itu, Nez! Kau liha
Bab 130 AIL GNSelepas memeriksakan diri, Vanesha makan siang bersama Cassie lalu mengantar Cassie pulang. Setelahnya, dia lebih memilih pulang ke rumah orang tuanya daripada ke apartemennya. Dia ingin menceritakan semuanya pada Nyonya Gisel. Dia juga meminta bantuan pada ibunya untuk membantu menjaga Jimin."Apa Jaehyung sudah tahu?" tanya Gisel."Nanti akan kuberitahu, Bu. Aku sedang tak ingin bertengkar dengan Jae. Mungkin bayi yang aku kandung sekarang belum mau bertemu dengan ayahnya." Vanesha terus mengelus perutnya yang masih rata. Jaehyung belum tahu kalau dia hamil, biar saja pria itu pusing mencarinya nanti malam."Kau ini lucu. Sudah saling mencintai dan selalu bersama, begitu hamil kau seperti dulu lagi. Kau terlihat senang sekali rasanya menjauhi suami mu itu saat hamil." Gelak tawa Nyonya Gisel tercipta.Vanesha benar-benar tak mau bertemu dengan suaminya. Dia malah membiarkan ponselnya yang terus bergetar sejak tadi. Entah kenapa, Vanesha bahkan sedang malas mendengar s
Bab 131 AIL GNSesampainya di rumah Nyonya Gisel. Lagi-lagi dia dikerjai. Ibu mertuanya mempersilakan pria itu untuk duduk dulu. Jaehyung menghela napas kasar, lalu berkata dengan lirih. "Apa istri dan anakku ada, Bu? Aku tak tahu lagi harus mencarinya ke mana." Jaehyung menghempaskan bokongnya ke atas sofa. Matanya terpejam karena lelah. Semalaman dia tak bisa tidurbarang satu menit pun memikirkan keluarganya. Gisel dan asisten rumah tangga nya saling bertukar pandang. Kasihan juga kalau dibiarkan terus. Gisel lalu berjalan mendekati menantunya itu."Jae, sebaiknya kau beristirahat saja dulu di kamar Vanesha. Aku akan pergi ke swalayan bersama Jane. Kamu tunggu di sini sampai kami kembali, ya. Vanesha juga pasti akan ke sini," ucap Nyonya Gisel."Benarkah? Tuh kan, aku yakin istriku ada di sini," ucap Jaehyung. Nyonya Gisel membawa Jimin yang sedang berada di kamar bayi tanpa sepengetahuan Jaehyung. Nyonya Gisel akan menuju ke spa bayi. Dia sengaja meninggalkan Cassie dan Jaehyung
Bab 132 AIL GNJaehyung memutuskan membeli rumah karena Vanesha hamil anak kedua. Apartemen miliknya terlalu sempit untuk keluarga kecilnya nanti. "Terima kasih atas rumah ini, Sayang. Aku dan Jimin sangat mencintaimu," ucap Vanesha sebelum mereka melangkah menuju bangunan yang kelak akan menjadi tempat mereka berteduh dari panas dan hujan.Rumah yang nantinya menjadi tempat mereka pulang, melepas penat, dan berbagi cerita. Bangunan utama rumah tidak terlalu besar, tapi memiliki halaman yang cukup luas.Betapa beruntungnya Vanesha ketika Jaehyung membeli pohon mangga hasil cangkok dan meletakkannya di taman kecil di belakang rumah barunya. Pohon mangga itu berbuah dengan baik. Sehingga, walau tidak terlalu tinggi, tetapi nantinya akan menghasilkan buah keranuman. Buah mangga harum manis menjuntai lebat. Tinggal tunggu sedikit kuning untuk dapat dinikmati nantinya. Di samping pohon itu akan dibuat kolam kecil.Tak jauh dari rumah tersebut juga ada taman kecil yang ditumbuhi pohon jamb
Bab 133. AIL GN"Tak usah, Sayang. Aku mau lanjut tidur saja," pinta Vanesha.Jaehyung kini naik dan bersandar pada sandaran ranjangnya. Vanesha juga naik lalu berbaring. Sebelah tangan Jaehyung mengusap kepala sang istri dengan lembut. Vanesha tersenyum melihat ekspresi khawatir dari sang suami."Kau yakin tak apa-apa? Aku merasa wajahmu pucat. Kau benar tak merasakan sakit?" tanya Jaehyung lagi."Tidak, Sayangku. Aku sudah tak merasakan sakit. Aku memang dari malam sebelumnya merasa tak nyaman di bagian perut. Tapi tenang saja, setelah aku melihatmu, rasanya langsung kembali segar." Vanesha tersenyum hangat pada suaminya."Kenapa bisa begitu?""Mana aku tahu. Aku juga baru merasakannya. Mungkin bawaan bayi ini," tukas Vanesha."Sebaiknya, besok kita kembali memeriksakan kehamilanmu ke Dokter Par, ya?" pinta Jaehyung. "Ya sudah. Sekarang aku mau tidur, ya." Vanesha akhirnya merebahkan diri di samping Jaehyung. Wanita itu lalu terlelap. *Keesokan harinya, setelah bersiap-siap dan m
Bab 134 AIL GNKeesokan harinya, Jaehyung bangun lebih dulu. Dia menuju dapur untuk membuat sarapan. Sesampainya di sana, Jaehyung mendapati beberapa pekerjaan yang masih terbengkalai. Pria itu mulai mencuci piring sambil menyalakan mesin pencuci pakaian, menjemur sambil memasak nasi, bahkan sempat membuat telur dadar dan untuk jaga-jaga kalau Vanesha tiba-tiba saja merasa kelaparan. Tidak peduli berapa lama pun istrinya akan mengalami gejalaawal kehamilan ini, dia akan tetap menjadi suami paling siaga dan melakukan apapun untuk istrinya."Hmmm, wangi apa ini?" tanya Vanesha."Aku memasak untuk istri tercintaku. Ayo, kita sarapan!" ajak Jaehyung. "Kenapa kau lakukan ini, Sayang. Kau harus berangkat kerja, kan? Nanti kalau kau terlalu letih, bagaimana?" Vanesha memeluk Jaehyung."Aku tidak akan lelah, kok. Justru aku yang terlalu khawatir kau yang lelah. Aku tak ingin istri tercintaku ini sakit," ucap Jaehyung. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah menjadi suami yang terbaik u
Bab 135 AIL GNHari itu terasa suram. Langit gelap seolah mengiringi suasana duka yang menyelimuti pemakaman. Anak kedua Vanesha dinyatakan meninggal saat dilahirkan di usia tujuh setengah bulan atau tiga puluh minggu.Sempat merasakan depresi karena sudah mendambakan bayi perempuan. Jaehyung tetap teguh menemani Vanesha menemui dokter psikolog. Sampai dinyatakan sang istri telah kembali pulih. Akhirnya dua tahun kemudian berselang, Vanesha telah mengandung anak lagi. Tentu saja hal itu menjadi kebahagiaan untuk Jaehyung dan Vanesha.Jimin, anak pertama yang sudah beranjak usia lima tahun, sempat dirawat dan dititipkan ke neneknya untuk sementara waktu karena Vanesha mengalami mabuk kehamilan parah. Sampai akhirnya selepas trisemester pertama, Vanesha merasa lebih baik.Hari itu Jimin telah memasuki sekolah taman kanak-kanak di Yayasan Anak Pelangi. Vanesha berniat mengantarnya bersama Jaehyung. Cassie juga menyekolahkan Jenny yang baru berusia tiga tahun di kelompok bermain di sekol