Bussshhhh
Anaya menyemburkan air pada wajah Gempa. "Anaya anjing!" umpat Gempa terkejut.UhukkUhukkk"Sorry sorry gue sengaja," ucap Anaya panik sendiri."Bacot lo, Nay!" sinis Gempa."Yaa lagian lo ngomong mesum tiba tiba, gue kan terkejuuutt," jawab Anaya sedikit mengejek."Bilang ajah lo sengaja mau nyembur gue, lo juga dari tadi udah kesel kan sama gue," ucap Gempa yang masih membersihkan wajahnya dengan tisu."Gue dari tadi udah minta maaf, maaf gue sengaja!" ucap Anaya menahan kekehannya."Tuh kan lo sengaja. Emang lo istri durhakot Nay, gada akhlak." jawab Gempa kesal."Uhhh cup cup cup..." kekeh Anaya."Bacot! Gue bukan bocah," jawab Gempa kesal."Iya lo bukan bocah tapi bayi cabul," gumam Anaya yang masih bisa di dengar oleh Gempa."Apa lo bayi cabul, bayi cabul?" sinis Gempa."Apaan sih, lo salah denger kali. Siapa juga yang bilang bayi cabul," elaAnaya sedang duduk di sofa dengan kepala Gempa di pangkuannya. Yap sudah di pastikan bahwa lelaki itu tertidur di atas paha Anaya. Sehabis mereka berbelanja tadi Gempa langsung merengek untuk meminta tidur di atas paha Anaya.Anaya pun tidak keberatan dengan itu, dia langsung duduk di sofa begitupun dengan Gempa yang langsung menjatuhkan kepalanya pada paha Anaya dan memeluk perut rata istrinya itu."Lama lama pegel juga," gumam Anaya saat pinggangnya terasa sakit akibat terlalu lama duduk dengan posisi itu.Anaya menunduk dilihatnya Gempa yang masih terlelap dengan nyaman, "Nyenyak banget lagi tidurnya," ucap Anaya menghembuskan nafasnya gusar. Sebisa mungkin dia menahan sakit pinggangnya karena tidak tega untuk membangunkan Gempa. Yang ada nanti dia seperti bayi yang akan terus merengek sampai dia menemukan tempat ternyamannya kembali.Sembari menunggu Gempa terbangun Anaya memainkan ponselnya. Dan langsung mendapat notifikasi dari Andra.AndraOnlineHii NayLagi ngapain?HiiLagi
Jam sudah menunjukan pukul 16.09Anaya keluar kamar dengan cara mengendap ngendap. Dia masih takut dengan tingkah Gempa yang seperti om om pedo."Fyuhhh... Untung dia lagi tidur," Anaya menghembuskan nafasnya lega saat melihat Gempa yang tertidur diatas sofa. Dan tanpa Anaya sadari bahwa Gempa hanya berpura pura tertidur.Anaya segera berjalan menuju dapur untuk memasak makanan karena sejak tadi perutnya terus saja berbunyi meminta di isi."Masak yang simpel ajah lah biar cepet jadi, takut si pedo keburu bangun juga," gumam Anaya pelan.Dia pun segera mengambil dua butir telur dan beberapa sayuran untuk dia gunakan sebagai pelengkap mie instan yang ia masak.Anaya memasak dengan hati yang tidak karuan. Dia takut jika Gempa tiba tiba ada di belakangnya dan berprilaku seperti tadi. Anaya terus mengatur perasaannya agar lebih tenang.Akhirnya setelah beberapa menit mie instan yang Anaya buat pun sudah jadi. Dengan cepat nam
Anaya memarkirkan mobilnya tepat di depan markas Andraros. Salah seorang anggota Andraros langsung menghampiri mobil Anaya dan membukakan pintu untuknya. "Andra dimana?" tanya Anaya pada lelaki itu."Andra ada di atas, kamarnya yang ada tulisan 'KETUA' nanti langsung masuk ajah," jawab lelaki itu. Anaya mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar Andra."Anaya," panggil seseorang saat Anaya berjalan menaiki tangga. Anaya menoleh dan ternyata itu Kiko. Kenapa Anaya tau karena di jaketnya ada tulisan Kiko 'wakil andraros'"Lo mau ke atas kan? Nih tadi gue udah beliin bubur buat Andra tapi dia gak mau makan kalo gue yang bawa, siapa tau kalo lo yang bawa dia mau," lanjut Kiko. Dia menyodorkan mangkuk berisi bubur itu pada Anaya."Oke, gue keatas dulu," pamit Anaya. Dia segera berjalan menuju kamar Andra.Sesampainya di depan pintu, Anaya membukanya perlahan takut mengganggu Andra yang sedang sakit."Anaya," ucap Andra sangat lirih."Lo sakit apa?" tanya Anaya yang langsung duduk di sam
TringSatu notifikasi masuk di ponselnya. Gempa tersenyum lega karena itu notifikasi dari Anaya.Anaya : Gue pulang malemGempa : Lo dimana?Anaya : Di rumah temen, lo gak usah nunggu gue pulang. Kalo ngantuk langsung tidur ajah susunya masih banyak di kulkasGempa : Pulang jam berapa emang?Anaya : Gak tau pokonya malem ajahGempa : Dirumah temen nya siapa? Kata temen temen lo dia gak sama loTerus lo lagi di rumah temen siapa?Anaya : Yaaa temen gue lah, udah deh gak usah banyak tanya. Intinya gue pulang malem dan gue lagi dirumah temen!Gempa : Jangan malem malem pulangnya, takut ada apa apa di jalanAnaya : IyaSetelah itu ponsel Anaya langsung tidak aktif lagi. Gempa menghembuskan nafasnya gusar."Gue tau lo bohong, Nay. Gue cuma nunggu lo buat jujur tentang semua ini," jelas Gempa.Karena lelah Gempa pun perlahan menutup matanya dan tertidur di atas sof
Anaya dan Gempa baru saja tiba di parkiran SMA Mandala."Hati hati," peringat Gempa saat Anaya akan turun dari motornya."Iya," jawab Anaya."Lo duluan ajah, gue mau nungguin temen temen gue dulu," ucap Gempa pada Anaya."Yaudah gue duluan, bye." pamit Anaya tak lupa dia juga menyium tangan Gempa sebelum pergi dari sana.Gempa tersenyum kacut melihat Anaya yang tidak ada niatan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.BremmmBremmmBremmmDeruman motor terdengar hingga parkiran, padahal motor itu baru saja masuk kedalam sekolah. "Gak usah caper!" sinis Gempa pada Niko. Biasalah dia kan playboy nya SMA Mandala jadi dimana mana caper itu harus nomor satu."Kalo gak gitu cewek cewek gak pada liatin gue bos," jawab Niko dengan percaya dirinya."Gue dong diem ajah cewek cewek pada teriak apalagi gue caper makin kejer dah tu kaum betina," ucap Jeno angkuh."Bacot!" ucap Gaga yang malas mendengar ocehan di pagi hari. Dia lebih memilih untuk pergi menuju kelasnya daripada berlama lama
Hari ini SMA Mandala di pulangkan lebih awal karena guru guru akan rapat mengenai persiapan ujian nasional untuk kelas tiga."Ke base camp kuy tapi ajak cewek cewek biar tambah rame," ucap Jeno pada Gempa dan yang lainnya."Gak! Itu base camp bukan tempat buat pacaran apalagi tempat mesum!" tegasnya."Elah cuma sekali doang bos, masa gak boleh," bujuk Galang."Sekali nggak yaa tetep enggak!" jawab Gempa datar."Sayang," ucap Anaya saat dia datang bersama keempat temannya."Abis dari mana? Kok lama?" tanya Gempa. Karena mereka sudah menunggu hampir lima belas menitan."Tadi si Nada di panggil sama pak Burhan, jadi kita kesana dulu," jawab Anaya apa adanya."Hah! Lo gak di apa apain kan Nad, sama pak Burhan?" tanya Jeno khawatir."Enggak," jawab Nada tersenyum."Wahh apenih? Kayanya ada yang aneh?" ucap Niko menyindir Jeno dan Nada."Sempak lo hello kitty!" jawab Jeno acuh. Dia diam diam
Jam sudah menunjukan pukul 19.28 namun Anaya belum juga pulang ke apartemen.Gempa terus menghubungi ponsel Anaya namun panggilannya selalu di tolak dan pesannya tidak kunjung di balas. Jangankan di balas di lihat pun tidak.Sekitar pukul 20.01 Anaya pulang dengan wajah lelahnya. Dia langsung pergi ke kamar tanpa menjelaskan apa apa pada Gempa.yang sedari tadi menunggu kedatangnnya.Gempa menghembuskan nafasnya gusar lalu berjalan menuju kamar untuk menghampiri Anaya. Namun saat Gempa masuk ternyata Anaya sedang berada di kamar mandi. Alhasil dia kembali lagi keruang tv untuk menunggu Anaya selesai mandi.Sekitar dua puluh menitan akhirnya Anaya keluar sudah dengan pakaian tidurnya. Dia duduk di samping Gempa yang sedang terduduk di sofa ruang tamu. "Abis ngapain ajah jam segini baru pulang?" tanya Gempa pada Anaya."Gak ngapa ngapain, cuma nemenin dia ajah," jawab Anaya dengan santainya."Enak yaa jadi lo, udah di jagain ehh mal
Setelah perdebatan yang cukup panas itu akhirnya Anaya memutuskan untuk mengatur emosinya terlebih dahulu sebelum berjalan menghampiri Gempa yang berada di balkon."Gem," panggil Anaya di ambang pintu. Gempa masih menatap lurus kedepan tanpa memperdulikan Anaya yang memanggilnya."Gempa," panggil Anaya lagi namun Gempa masih setia dengan posisi yang sama."Gempa maafin gue, gu-gue tau gue salah tapi...""Gak usah di bahas. Gue males. Kalo lo mau tetep lanjut sama dia gue juga gak bakal larang lo," ucap Gempa dengan mata yang masih fokus menatap kedepan."Gak gitu Gem. Gue emang belum bisa lupain dia tapi gu—""Udahlah Nay! Gue udah bebasin lo. Jadi apa lagi yang mau di bahas!" bentak Gempa kesal."Gempa maafin gue hiks... hiks..." isakan Anaya lolos begitu saja saat Gempa membentaknya."Air mata lo gak guna!" ucap Gempa datar."Hiks... Hiks... Gempa maafin," ucap Anaya tulus."Tidur udah malem,